lanjutan part 2

24 1 0
                                    

Tak terasa sudah sejak tadi ia merasakan bulu kuduknya merinding. Ada sesuatu yang tidak beres. Bayangan dari ketiga wajah itu masih terus menempel di pikirannya.

Ia berjalan menuju tangga dan mulai menuruninya, langkahnya gontai. Berkali-kali perkataan yang sama ia ucapkan pada dirinya sendiri.

"Tiga muka... segaris lurus..."
"Tiga muka... segaris lurus..."
"Tiga muka... segaris lurus..."
"Muka-muka itu..."

Kini langkahnya berganti dengan tempo cepat, semakin cepat ia menuruni tangga. Suara sepatunya berkali-kali masuk ke telinganya seperti genderang perang diikuti dengan pikirannya yang ganjil terus terngiang-ngiang dalam benaknya.

"Ada yang tak beres, dengan muka-muka itu..."
"Tidak mungkin, tidak ada manusia yang seperti itu..."

Tak terasa ia sudah menuruni tangga dengan salah satu tangannya menempel di atas kepala. Ia masuk kembali ke kamarnya dan segera menelepon polisi. Dia coba menjelaskan apa yang terjadi dan "apa yang dilihatnya".
Selang beberapa saat kemudian, polisi-polisi telah memenuhi ruangan yang berada di lantai dua tersebut. Mereka menelusuri seluruh ruangan dan menemukan...

Mayat seorang wanita dan dua anak kecil tergeletak di kamar mandi.

Kepala mereka hilang. Seseorang telah memenggalnya dengan gergaji tajam yang tergeletak pula di samping tubuh-tubuh itu.

Dalam investigasi, polisi menemukan tersangka tersebut yang tak lain adalah suami dari wanita tersebut. Saat polisi menemukannya yang tengah lari dari jalan tak jauh dari rumah kos, tangannya berlumuran darah. Dia terus bergumam sendiri tentang istri dan kedua anaknya yang ia yakini masih hidup. Dia sudah gila.

Satu hal lagi yang ditemukan polisi, kotak pizza yang belum tersentuh, masih ada di atas meja.

-_-_-_-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang