Wingardiong Bhumi Ghonzang Ghanzing

10K 264 5
                                    

Hari itu aku memulai pertunjukan sulap untuk menghilangkan diriku dari satu kotak ke kotak yang satunya diatas panggung mereka, sementara Kidul menonton dengan antusias. Tepat saat aku membaca mantera seperti dibuku itu-tentunya bukan mantera sungguhan.

"Wingardiong Bhumi Ghonzang Ghanjinks Avara Ketupat."

aku masuk kedalam kotak lalu dibalik lindungan kotak itu aku membuka palka kapal itu. Buru-buru aku menuju bagian kendali utama dan berjuta syukur kupanjatkan karena kapal itu berfungsi. Lampu didalamnya menyala terang.

Baling-balingnya berputar, lalu naik hover rendah, aku memutarnya seratus delapan puluh derajat kearah mereka lalu maju mendadak dengan keras.

Mereka menyingkir, Proteus kujalankan dengan kecepatan tinggi, menyusuri koridor-koridor luas yang dekoratif ini. Lalu aku melihat ke layar monitor, dibelakangku Kidul mengejar dengan kereta emasnya bersama dayang-dayangnya. Kuluncurkan roket hingga tiga kali, tak satupun meledak. Jadi aku hanya fokus mengontrol kapal.

Lalu perlahan sekitarku mulai gelap seolah ditelan kedalam perut ikan paus, ada sebuah titik cahaya biru dikejauhan kulihat dari periskop arah jam dua belas. Aku melaju kesana dengan kecepatan penuh, kembali menabrak api biru tempat dulu aku memasuki alam Nyi Roro Kidul. Aku tahu aku telah bebas saat cahaya mulai menyelimuti perlahan meski masih agak gelap, banyak ikan bergelimangan sebagaimana dasar laut normal, aku sadar aku berada didasar laut sungguhan sekarang entah dimana.

Kereta kencana Nyi Roro Kidul tidak terlihat lagi. Pantas tak pernah ada yang bisa kabur dari Nyi Roro Kidul, pikirku.

Tahanan Nyi Roro Kidul Berdasarkan Kisah Nyata ToniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang