Chapter 1

70K 2.7K 47
                                    

Seorang gadis dengan pakaian yang terkesan tomboy sedang berloncat-loncat dikasurnya dengan diiringi lagu rock kesukaannya.

Sampai akhirnya pintu terbuka, menampilkan wanita paruh baya yang masih terlihat muda. Ia berkaca pinggang.

"Jea!!!" teriaknya membuat gadis yang sedang berlompat tersebut terdiam.

Jeandra Putri Bramasta. Gadis ini sangatlah cantik, namun sifatnya membuat semua lelaki menjauhinya, apalagi gadis ini juga dikenal playgirl.

"Ayolah, Ma, musiknya sangat asyik. Ayo goyang!" teriak Jea.

Clarissa -ibu Jea- mematikan musik tersebut. Membuat Jea yang sedang bergoyang pun menengok kearah Mamanya.

"Ma! Ayolah, aku ingin bersenang-senang," kata Jea.

"Tidak! Kalau kamu masih saja seperti ini Mama akan mengirimmu ke rumah nenek," ancam Clarissa lalu keluar dan membanting pintu.

"Shit!" umpat Jea sambil melompat dari kasur ke lantai.

Gadis itu menguncir rambutnya asal dan mengelap keringatnya dengan lap kecil, lalu dia keluar dari kamarnya.

Jea berjalan pelan menuju dapur lalu mengambil nasi dan lauk pauk sebanyak-banyaknya. Beginilah tingkah lakunya saat sedang bosan. Liburan masih panjang, tetapi gadis ini sudah bosan saja.

Jea menyendok nasi dan lauknya sebanyak-banyaknya, lalu mengunyahnya dengan cepat, begitu seterusnya. Sampai akhirnya ibunya datang.

"Jea, Mama mau ngomong," kata Clarissa sambil menarik kursi di samping Jea lalu duduk di sana.

"Apa?" tanya Jea setelah menelan makanannya.

"Mama akan menjodohkanmu dengan anak teman Mama, dan liburanmu akan dihabisi di rumah mereka," kata Clarissa mantap, membuat Jea kaget.

"Apa, Ma? Aku bakal dijodohin dan aku bakalan dikirim ke rumahnya mereka?" tanya Jea tak percaya.

"Iya. Kamu itu udah besar, tetapi kamu masih saja memainkan laki-laki dan penampilan kamu juga, kamu cewek apa cowok?" tanya Clarissa.

"Ihh, Mama kok gitu sih? Aku itu masih kelas dua SMA, aku itu masih muda. Mama itu kayak nggak pernah muda aja," kata Jea.

"Gini aja, kalau kamu bisa buat dia jatuh cinta sama kamu, Mama bakal beliin kamu mobil dan apa aja yang kamu mau," kata Clarissa.

"Ya udah aku mau," kata Jea pasrah.

Jea berjalan pelan menuju kamarnya, bahkan dia tidak nafsu lagi untuk makan. Ia masuk ke kamanya dan membanting pintu kamarnya.

Gadis itu mengambil ponselnya dan menelpon temannya.

"Hallo, Je!" kata seseorang dari sebrang sana.

"Hallo, Ret, kayaknya gue nggak bakal ikut nginep di rumah lo deh," kata Jea.

"Yah, kenapa lo nggak ikut?" tanya gadis yang bernama Reta itu.

"Itu, tuh, nyokap gue mau jodohin gue dan gue bakalan dikirim ke rumah mereka untuk menghabisi liburan gue," jelas Jea lesu.

"What?! Lo bakal dijodohin? Dan lo nerima gitu aja?" teriak Reta histeris membuat Jea menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Nggak usah teriak-teriak juga kali," kata Jea kesal.

"Tapi, kenapa lo mau?" tanya Reta heran.

"Gue dipaksa dan Mama juga bakal beliin apapun yang gue mau kalau gue bisa buat dia jatuh cinta," kata Jea.

"Oh."

"Gue tutup teleponnya ya!" sambung telpon pun terputus.

◇◇◇◇◇
"Louis, Mama mau ngomong bentar," kata wanita paruh baya itu, membuat lelaki yang bernama Louis itu menengok.

"Apa Ma?" tanya Louis.

"Besok Mama dan Papa bakalan keluar kota selama satu bulan," kata Sarah -ibu Louis-.

"Oh."

"Dan satu lagi, Mama bakalan jodohin kamu sama anak temen Mama dan mulai besok dia bakal tinggal di sini," kata Sarah membuat Louis kaget.

"Ta--," ucapan Louis terpotong.

"Nggak ada tapi-tapian, kalau kamu nolak, Mama akan menyetop semua fasilitas yang Mama kasi buat kamu," ancam Sarah lalu pergi begitu saja.

Tiba-tiba seorang gadis cantik membanting tubuhnya di sofa sebelah Louis.

"Kenapa tu muka kusut amat?" tanya gadis itu.

"Tu nyokap gue mau jodohin gue," kata Louis.

"Bhahaha ..., kasian banget orang yang dijodohin sama lo," ledek gadis itu.

"Lo tuh, sahabat sendiri diledekin," kata Louis sebal.

"Iya maaf, maaf," kata gadis itu.

"Eh, Ca, boleh nggak gue minta tolong?" tanya Louis, gadis yang bernama Caca pun menoleh.

"Minta tolong apa?" tanya Caca.

"Jadi pacar boongan gue," kata Louis enteng.

"Lo gila ya?" teriak Caca histeris.

Louis pun langsung membekap mulut gadis di sebelahnya itu.

"Nggak usah teriak-teriak juga kali!" kata Louis lalu melepas mulut Caca dari bekapannya.

"Gue nggak mau!" kata Caca.

"Please!" kata Louis.

"Nggak!" kata Caca.

"Nanti gue beliin lo es krim yang banyak deh," rayu Louis.

"Iya deh," kata Caca pasrah.

"Yee ...," sorak Louis.

◇◇◇◇◇
Aku dateng bawa cerita baru nih! Jangan lupa vomment ya!

10-03-2016

JeaLouis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang