Nantikan Aku di Syurga-Nya

113 2 0
                                    

Keesokan harinya....

Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil air wudhu, tiba-tiba kepalaku pusing dan perutku terasa sakiiit sekaaali.. Aku mengalami pendarahan dan kulihat suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku..

Aku pun dilarikan ke rumah sakit..

Samar-samar, aku masih sempat mendengar suara dzikir suamiku..

Aku merasa tanganku basah..

Perlahan-lahan ku buka mataku. Kulihat wajah suamiku yang sangat panik dan penuh dengan rasa kekhawatiran..

Aku masih bisa merasakan genggamannya..

----------------------------------------------------

By: Zain

Aku menggenggam tangan istriku dengan erat..

"Bunda, aku minta maaf.. Bunda harus kuat. Bertahan Bunda". Ucapku sambil terus menggenggam tangannya dan sesekali mencium keningnya.

"Yah, bunda ingin pulang.. Bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda. Anterin bunda kesana ya, Yah". Ucapnya lirih.

"Ayah jangan berubah lagi ya? Janji ya Yah?. Bunda sayang banget sama Ayah". Sambungnya.

Tiba-tiba saja, aku merasakan jeritan istriku. Aku tak kuasa melihatnya. Air mataku pun menetes. Kudengar istriku samar-samar mengucapapkan kalimat syahadat dan di tutup dengan kalimat tahlil.

"Rinaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa istrikuuuuuuuuuuuuuuuuuu"

***

Kubuka laptop, kubaca curahan istriku yang tak sengaja aku temukan di mydocument..

============================

Keluarga suamiku sangat membenciku. Aku sering dihina oleh mereka. Di saat suamiku ada, mereka sangat baik padaku.

Pernah suatu ketika aku bertemu  Dian di jalan. Aku menegurnya karena dia adik iparku. Tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaan. Hal itu terlihat jelas dari raut wajahnya...

Tapi ketika aku bersama suamiku, Dian sangat baik. Ia sangat manis dan ia juga memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu??

Aku tidak bisa berbicara tentang ini pada suamiku. Karena aku tahu, ia pasti membela adiknya. Tak ada gunanya..

Pernah ketika suamiku dirawat di rumah sakit, aku diusir. Aku tak di perbolehkan merawat suamiku. Aku cemburu pada Tiana yang sangat akrab dengan mertuaku. Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.. Aku cemburu..

Ya allah.. Kuatkan aku. Maafkan jika aku cemburu padanya. Engkau Maha Adil. Berilah keadilan ini padaku, Rabb..

Zain sudah berubah. Suamiku sudah tak sayang lagi padaku.. Aku berusaha untuk mandiri. Aku tak akan manja-manja lagi padanya..

Aku kuat dalam kesakitan ini. Aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku. Aku kuat hadapi ini sendiri.. Aku kuat..

Besok suamiku akan menikah dengan Tiana. Perempuan yang aku benci. Perempuan yang sangat aku cemburui..

Tapi aku tak boleh egois. Ini untuk kebahagiaan keluarga suamiku. Aku harus sadar diri..

Sungguh.. Aku tak mau di duakan olehnya. Mengapa harus Tiana yang menjadi sahabatku?? Aku masih tak rela. Tapi aku harus ikhlas menerimanya..

Pagi nanti, suamiku melangsungkan pernikahan keduanya. Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihat suamiku tersenyum untukku..

Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir sebelum ajal ini menjemputku..
Zain.. Aku kangen kamu.. Aku kangen kamuuuuuu..

Meski sakit, aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku. Jika aku sudah tiada, Semoga Tiana bisa membahagiakannya kelak..

Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..

Menemaninya ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran hingga kami menikah..

Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku..

Aku mencintaimu suamiku..

============================

Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda.

Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Tiana di pulau kayu ini..

Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwarna merah yang melambangkan ketulusan hati dan keceriaanmu selama ini..

Bunda akan selau hidup di hati ayah ..

Ayah sangat membutuhkan Bunda. Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui..

Bunda, maafkan aku..
Maafkan aku yang tak bisa bersikap adil dan tak bisa membahagiakanmu sampai akhir hayatmu..

Aku egois. Aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku dan aku percaya begitu saja dengan perkataan keluargaku dan tidak mempercayaimu..

Apakah Bunda akan mendapat pengganti Ayah disana ataukah Bunda akan tetap menantiku disana??

Tetap setia di alam sana Bunda. Tunggulah aku disana. Bisakan? Sebagaimana Bunda menunggu Ayah disini.. Aku Mohon Bunda..

Nantikan aku di Syurga-Nya..

Ayah sayang Bunda..

****

Yeehhhh.. Akhirnya ceritanya selesai juga. Ada yang mewek nggak?? Wkwkkwkk

Maaf kalo Masih banyak typo yang bertebaran 😢😥😥
Mohon koreksinya yah teman-teman..

Aku sayang kaliaaaaannn.. 😘😘 (Jangan Baper)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nantikan Aku Di Syurga-nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang