Prolog

31 3 1
                                    

"Sudahlah Lou, biarkan kami membawa anak kami pulang ke rumah kami. Disana kami bisa mengurusnya dan kau bisa mencari pengganti Theana, kau akan mendapatkan kebahagiaanmu lagi. Jika dia tetap bersamamu disini itu sama saja akan merepotkanmu, apalagi kau harus mengurus perusahaan ayahmu," tutur Liana, ibu dari Theana yg tidak lain adalah kekasih Louis.

"Buat apa aku mencari kebahagiaanku lagi, jika kebahagiaanku itu adalah Theana. Aku mohon padamu Liana, izinkanlah Theana untuk tinggal bersamaku. Aku berjanji akan menjaganya," balas Louis dengan memohon.

Liana memandangi Louis dengan tatapan nanar, lalu ia beralih menatap Sean, suaminya. Karena mengerti arti tatapan Liana, Sean pun angkat bicara.

"Tapi Lou, penyakit yg dideritanya sangat parah, sulit untuk bisa sembuh. Kau dengarkan apa yg dikatakan dokter tadi, bisa bisa dia tidak bisa sembuh dan kita tidak akan tau sampai kapan dia bisa bertahan. Kami bukannya melarang kau untuk menjaga Theana, kami hanya tidak ingin masa mudamu terganggu karena kau harus merawat dan menjaga Theana sepanjang waktu."

"Tapi Sean, aku sama sekali tidak merasa terganggu jika aku harus merawatnya sepanjang waktu. Aku mencintainya, aku tidak mau berpisah dengannya hanya karena ini. Dan aku tau dia adalah seseorang yg kuat, aku yakin dia akan sembuh," Louis tetap mempertahankan apa yg dinginkannya. "Apakah kalian tega melihatku terpuruk sepanjang waktu hanya karena aku hanya bisa memikirkan tanpa bisa melihat perempuan yg kucintai sedang sakit dan berada jauh dariku? Itu sama saja merusak masa mudaku."

Liana dan Sean sama sama menghela nafas, mereka sudah tidak tau apa lagi yg akan mereka katakan untuk menentang keinginan Louis. Louis sungguh sungguh keras kepala. Dan sepertinya Liana dan Sean harus menuruti permintaan Louis.

"Baiklah kalau begitu, kami mengizinkanmu untuk merawatnya disini dan kami berdua akan kembali kerumah kami. Tapi yg perlu kau ingat Lou, jika kau memerlukan bantuan dan sewaktu waktu kau bosan merawat Theana kau harus menghubungi kami," ujar Liana.

Senyuman Louis mengembang, betapa bahagianya ia karena orang tua kekasihnya mengizinkannya untuk merawat kekasihnya yg sedang sakit. Itu artinya ia tidak akan berpisah dengan Theana.

"Terimakasih Liana, Sean. Aku akan menjaga dan merawat anak kalian dengan baik," Louis memeluk singkat Liana dan Sean secara bergantian.

"Ya, samasama Lou," balas Sean.

Lalu dengan perasaan senang, Louis kembali masuk kedalam ruang perawatan dimana Theana berada. Ia disambut dengan senyuman oleh Theana. Namun wajah Theana tetap saja terlihat lemah, apalagi ia baru sadar.

"Hei," sapa Theana dengan suara lemah.

"Hei sayang, kenapa kau tidak tidur?" Louis membalas sapaan Theana sembari mengecup dahi.

"Aku sudah tidur dari semalam, aku bosan jika harus tidur lagi."

Louis tertawa. "Tidur itu penting sayang, kau lihat Niall, dia sangat suka tidur."

Theana tertawa juga, namun sangat pelan. "Aku dan dia berbeda. Dimana ibu dan ayahku?"

"Ada diluar. Dan aku punya kabar gembira untukmu," senyuman itu muncul lagi dibibir Louis.

Dahi Theana berkerut. "Kabar apa itu Lou?"

"Ibu dan ayahmu akhirnya mengizinkanku untuk tetap merawat dan menjagamu, itu artinya kau akan tetap tinggal bersamaku dan tidak akan ikut pulang dengan mereka ke Australia," jelas Louis dengan perasaan yg masih senang.

Namun berbeda dengan Theana. Ia terlihat murung setelah mendengar kabar dari Louis, entah apa penyebabnya.

"Lou, tidak perlu seperti itu. Biarkan aku ikut pulang dengan ayah dan ibuku. Jika aku disini, aku akan merepotkanmu, aku tidak akan berguna lagi untukmu Lou. Nanti aku hanya bisa membuatmu susah saja, apalagi aku sudah tidak bisa berjalan. Kau mempunyai banyak urusan, dan bukan hanya aku sa-"

"Stop Thea! Kau sama saja seperti ayah dan ibumu," potong Louis, terlihat ia sedikit kecewa. "Kau tega meninggalkanku disini tanpa aku bisa melihatmu? Aku tidak bisa menjauh darimu, aku tidak mau berpisah denganmu hanya karena ini. Kau mau aku terpuruk lagi seperti dulu saat aku kehilangan ibu dan adik adikku? Apakah kau tidak mau untuk selalu bersamaku dan menemaniku disini? Dan jangan berkata kau tidak berguna untukku, kau sangat berguna untukku."

Mendengar penuturan Louis, setitik air mata meluncur bebas dari mata Theana dan lama kelamaan air itu menjadi butiran butiran yg banyak. Ia sudah tidak bisa berkata apaapa lagi. Sungguh ia mencintai lakilaki ini, tapi keadaannya yg sekarang membuatnya jadi tidak percaya diri.

"Please, jangan tinggalkan aku, aku mencintaimu," Louis menggenggam tangan Theana lalu menciumnya. "Tinggallah disini bersamaku, aku akan menjaga dan merawatmu sepenuh hatiku," lanjutnya.

Theana mengangguk. "Ya, aku akan tinggal bersamamu. Tapi jika kau bosan karena merawatku, pulangkan aku dan tinggalkan aku. Aku mengizinkanmu untuk mencari penggantiku, kau berhak menemui kebahagianmu Lou," jawabnya yg kini sudah menangis.

Louis mengecup bibir pucat Theana sejenak, lalu beralih mencium dahi Theana lama. Menunjukkan betapa ia mencintai perempuan yg sedang terbaring lemah ini.

"Terimakasih sayang," ucap Louis dengan tersenyum, Theana pun membalas senyuman manisnya itu.

WRONG CHOICE // L.TWhere stories live. Discover now