Kulirik jam tanganku, sudah hampir jam 12 malam. Aku memang harus pulang sekarang. Kuteguk hingga habis minumanku yg memang sudah tinggal sedikit.
"Mate, aku harus pulang sekarang," ujarku sembari bangkit dari kursiku dan menepuk pundaknya.
"Bukannya kau ingin melihat jalang baru itu?" tanya Liam yg terheran dan ia ikut bangkit dari duduknya.
"Tidak untuk malam ini Li, mungkin saat aku libur bekerja aku akan datang kemari saat lewat tengah malam karena Theana harus minum obat saat lewat tengah malam ini."
"Itu artinya kau akan berbohong kepada Theana?"
Aku tergelak, terkadang aku benci jika ada orang lain yg terlalu tau tentang keadaanku. "Sepertinya tidak, aku tidak akan berbohong bahkan aku tidak akan bilang kepadanya saat aku keluar. Karena aku akan keluar dari rumah secara diam diam."
Liam tertawa. "Apa katamu sajalah Lou."
"Yasudah, aku pamit dulu mate," pamitku.
"Hatihati Lou," ucap Liam dan aku hanya mengacungkan jempolku kearahnya.
Walaupun aku harus pulang, tapi aku tetap berjalan dengan santai keluar dari pub tersebut tidak ingin buru buru. Sialnya, karena aku terlalu santai aku tidak tau ada perempuan yg berjalan terburu buru masuk kedalam pub tersebut dan kami bertabrakan. Namun ia sama sekali tidak berbalik untuk sekedar minta maaf atau mengomel kepadaku seperti layaknya perempuan jika bertabrakan dengan orang lain, ia tetap berjalan dengan terburu buru masuk kedalam pub tanpa menoleh sedikitpun kepadaku. Mungkin memang ia sedang terburu buru. Sedangkan aku hanya memandangi tubuhnya dari belakang, aku sama sekali tidak tau bagaimana rupa wajahnya. Tapi menurutku ia cantik, bodoh memang mengatakan perempuan itu cantik padahal aku sama sekali tidak melihat wajahnya. Bisa saja ia salah satu dari jalang jalang wajahnya dipenuhi dengan make up yg tebal.
Aku mengedikkan pundakku, untuk apa aku memikirkan orang yg sama sekali tidak kuketahui. Jadi aku memutuskan untuk kembali berjalan kearah mobilku agar aku bisa sampai kerumahku, melakukan tugasku lalu istirahat.
*****
"Lou, kau lembur lagi ya hari ini? Kenapa belum pulang juga?"
Aku menjawab telpon dari Theana saat aku baru saja sampai dihalaman rumahku dan mematikan mesin mobilku.
"Tidak sayang, aku baru saja sampai didepan rumah," setelah mengatakan itu, sambungan telpon terputus.
Saat aku turun dari mobil, aku melihat pintu rumah terbuka. Theana dengan kursi roda dan juga senyumannya menyambutku pulang. Aku pun membalas senyumannya dan berjalan kearahnya. Aku menunduk untuk mencium puncak kepalanya, hal yg selalu kulakukan saat pergi dari rumah dan pulang ke rumah.
"Kau sudah makan?" tanyaku, kini aku mendorong kursi rodanya untuk masuk kembali kedalam rumah.
"Aku baru saja selesai makan dan minum obat. Maaf aku tidak menunggumu untuk makan bersama, karena aku pikir kau akan lembur lagi. Lihatlah ini sudah hampir jam 9 malam dan beberapa hari belakangan ini kau sering pulang larut karena lembur," tuturnya.
Aku memberhentikan kursi rodanya diruang tamu tepat didepan sofa yg kududuki, sehingga kami berhadapan. Kuelus pipinya.
"Tidak apa sayang, kau memang harus tepat waktu makan dan minum obat, aku tidak usah ditunggu jika aku lama. Sekarang aku ingin mandi dulu, kau ikut kekamarku atau tetap disini?"
YOU ARE READING
WRONG CHOICE // L.T
RandomSetelah menjalani apa yg sudah menjadi pilihannya, Louis merasa bahwa apa yg dipilihnya itu salah. Ia tidak ingin bertahan pada pilihannya itu terus menerus, ia ingin hidup normal kembali layaknya seorang Louis Tomlinson yg bebas. Tapi masih ada yg...