12 Maret-13 Maret 2016

110 9 2
                                    

Saat itu adalah upacara bendera terakhirku di SMA. Sebentar lagi kami kelas 12 akan memasuki jenjang perkuliahan, dan mungkin artinya tidak akan bertemu lagi dengan yang namanya upacara bendera. Sudah tradisi sekolahku diadakan upacara bendera terakhir yang berkesan untuk kelas 12.

Dari barisan kelasku aku melihat seseorang yang akan menjadi komandan upacara hari itu, ia adalah kakak kelasku yang mengulang kelas 12nya dikarenakan penyakit yang ia derita. Sekarang si komandan menjadi seangkatan denganku. Aku memperhatikan si komandan dengan pakain komandan paskibranya. Ia berdiri dengan tegap dan gagah, tidak seperti ia yang biasanya yang seperti cacingan. Teman-temanku berbisik dan berkata bahwa si komandan digosipkan ingin sekali menjadi komandan upacara, setidaknya sekali dalam hidupnya yang mungkin tidak akan lama lagi.

Guru-guru sempat khawatir melihat keadaannya, salah satu guru bahkan menghampirinya dan memintanya untuk mundur saja, namun ia menolak dengan hanya memberi isyarat gerakan tangannya.

Kemudian ia mulai melangkah ke tengah lapangan, namun ia kehilangan keseimbangannya dan terlihat lemas iapun akhirnya jatuh. Ia bangkit lagi namun ia kembali jatuh, bangkit lagi namun kembali jatuh. Aku tidak tega melihat ia begitu.

Anehnya Seluruh lapangan terdiam seakan tidak peduli dan aku bingung kemana anak-anak PMR yang harusnya berjaga pada hari itu. Aku berlari kearahnya dan berteriak sekencang-kencangnya dengan emosi agar orang-orang datang membantunya, setelah itu barulah orang-orang tersadar dan datang menolongnya.

Akupun mengantarnya kerumah sakit terdekat dengan jalan kaki, namun diperjalanan menuju rumah sakit tiba-tiba ia berlari dan kabur duluan dengan gaya lari seperti naruto.

Aku bingung kemana ia pergi. Untung saja ada teman si komandan yang langsung menelpon si komandan, dan ternyata ia sudah menuju rumah sakit lebih dahulu. Akupun sampai dirumah sakit bersama teman si komandan. Ternyata teman-teman si komandan yang lain telah datang. Merasa tidak terlalu dibutuhkan, Akupun pergi kesuatu tempat, Aku pergi ke sebuah tempat dimana ditempat itu akan diadakan jakarta fashion week.

Disana, Aku mengecek media sosialku, dan melihat sebuah postingan video yang di post oleh si komandan, video itu tentang ia dan teman-temannya 1 organisasi osisnya dulu, yang sedang bermain dikolam renang dengan sanga-sangat bahagia. Kalau tidak salah ia menaruh sebuah caption hati.

Tiba-tiba saja aku sudah berada didekat masjid sekolahanku. dari sana aku mendengar si komandan sedang membaca surat an-naba dengan pengeras suara masjid. Aku memang tidak melihat ia yang mengaji namun aku langsung tau bahwa dialah yang mengaji. Begitu aku mendengar ia mengaji, aku merasa seperti aku langsung menyukainnya.

Setelah itu Akupun terbangung karna ibuku membangunkanku untuk menyuruh sholat subuh, dengan rasa malas aku bangun dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi dan berkaca.

Sambil berkaca aku memikirkan tentang mimpiku tadi, dan aku mulai curiga apa jangan-jangan aku suka beneran sama si komandan?? pdahal biasa aja di kenyataan

Setelah beberapa lama aku baru tersadar, bahwa si komandan telah meninggal sejak 2 tahun lalu akibat leukimia yang dideritanya. Ia tidak mengulang kelas 12nya, Namun saat kelulusan ia menderita leukimia dan harus dirawat. Padahal ia sudah resmi menjadi mahasiswa baru di salah satu kampus terbaik di indonesia.

"Gue jadi lo sih hampos"
Kata sahabatku yang langsung ku ceritakan tentang kejadian tadi pagi itu.

Aku bertanya-tanya apa benar dia yang mengunjungiku atau bukan? Kalau iya kenapa aku? Bahkan aku dan dia tidaklah dekat.

Aku hanya bisa berharap kakak tetap tenang disana dan dibukakan pintu menuju surga sebesar-besarnya. Aamiin.

(Asli beneran kaya gini mimpinya)

Paradoks Bulu AyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang