Masih Bella POV
Tiba-tiba anak laki-laki masuk ke kelas "Maaf, bu.. aku telat."
"Kamu itu gimana sih? hari pertama aja udah telat. Gimana besok?"
"Maaf bu."
"Yasudah, sana duduk di sebelah cewek di belakang itu." kata bu Rinda. "ehm. Nona.."
Gue kaget terus naikin kepala gue sambil nyopot headseat terus natap bu Rinda.
"Bella, dia akan duduk di sampingmu. Singkirkan tasmu itu."
Duh, bu guru ini kok manggil nama gue sih, kan harusnya dia pura-pura ga kenal.. haft. Bete.
"Ya bu."
×××
Kringgg!!!
Gue jalan sok cool keluar kelas dan menuju ke kantin. Dengan semua tenaga gue nabrakin semua orang di sana yang lagi berdesakan persis anak laki-laki. Dalam beberapa detik, gue udah bisa di paling depan dan ini persis kayak gue dulu di SMP bareng geng gue. Gue beli teriyaki dan segera pergi dari kerumunan-kerumunan itu. Setelah mata gue ke sana ke sini mencari meja, akhirnya gue nemu 1 meja di paling pojok. Gue ke sana, tiba-tiba ada rombongan cowok-cowok yang duduk duluan ke sana.
"Heh! Gue mau duduk di situ anjing! Minggir gak." teriak gue.
Seorang cowok kulit putih blasteran yang tampaknya cold itu ngelirik gue datar. Ganteng sih.. tapi sama aja. Dia ngerebut meja gue. Cowok yang di sampingnya menjawab perkataan gue,
"Whoa! Anak baru udah berani nyolot lu ya? Gatau siapa kita?"
"Mau lo lo pada anak perdana menteri, anak bupati ato anak orang kaya, masa bodo tau ga. kalian semua budeg kali ya? Gue bilang, minggir. Gue udah duluan jalan tadi!"
Cowok yang keliatan cold itu angkat suara, "Kan lo belom nyampe duduk di sini. Siapa cepat, dia dapat. Okey? So silahkan pergi nona."
"What the hell. Lo semua baru pada dateng. Gue udah dengan susah payahnya nerobos kerumunan-kerumunan itu, nyari-nyari tempat, akhirnya gue nemuin, tiba-tiba diserobot sama orang. Jengkel tau ga si! Emangnya lo siapa?!"
"Gue? Kenalin, Silvester Alvin Basundara, Gue Hooligans. Anaknya Dennis Lernhook Basundara. Kenapa ha?" sambil mengulur tangan menandakan untuk berjabat tangan.
"Kalo lo Hooligans, mulai sekarang.. kenalin ya! Gue. Bella. Ladies Hooligans." tanpa sudi menjabat tangannya.
"Who cares bitch."
"Lo ga kenal gue, begitu pula sebaliknya. Dan lo gak berhak buat ngatain gue BITCH. Jaga omongan lo!"
"Hey, udah deh stop, Vin. Gausah di terusin lagi. Dek, mendingan lo pergi aja." ucap bang Briyan. Eh???? Bang Bri??? Sejak kapan dia di sana?? Oh iya, gue lupa. Itu kan rombongan Hooligans. Ya pasti bang Briyan ada di sana lah. Haft.
Gue langsung cabut mengingat semua anak di sana ngeliatin gue sama Hooligans tadi. Gue harus balas dendam. TITIK.
Dari belakang, "Itu tadi Alvin."
"Hah!?" gue kaget. Jujur ya.. kelemahan gue ada di kagetan dan gelian.
Bang Briyan masih dengan muka menahan tawa karena aku kaget.
"Siapa?" tanya gue.
"Alvin."
"YANG NANYA!" gue teriak. BT. "Udah, mendingan lo pergi dah, bang. Dari pada ketawan."
Bang Briyan pergi ke kantin lagi.
Oiya, kalo ada yg nanya kenapa kok ga MOS. Sebenernya, ini permintaan Bella ke mamanya buat nyuruh tantenya alias kepsek SGE (SMA Golden Elite) buat tahun ini ga dikasih MOS gitu. Enak kan?? Hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Way
Teen FictionGue Bella. Gue anak kedua dari tiga bersodara. Kakak adek gue cowok semua, dan temen cewek gue pun cuma nyokap gue. Makanya, gue sering dibilang tomboy pecicilan tapi lemah lembut. Gue jutek, cuek, ga suka orang sok hits tapi norak, ngebet famous, s...