Prolog

6.1K 161 50
                                    

Disuatu pagi yang cerah, disalah satu sekolah SMA di Korea. Aku terduduk ditaman, tepat dibawah pohon yang rindang.

Hawa yang sejuk, bunga-bunga yang bermekaran, dan kicau burung yang saling bersahutan membuat ini menjadikan suasana yang sempurna.

Aku menikmati cuaca ini sambil berpikir.

Orang bilang, masa SMA adalah masa yang paling indah.

Masa penuh romansa
Kisah cinta remaja

Tetapi bagaimana
terasa indah?

Karena selama ini...

Ternyata aku
adalah korban
*PHP!

Drap Drap Drap
Aku berlari sepanjang koridor sekolah sambil terus berfikir. Aku berfikir, berfikir, dan berfikir.

Banyak anak yang berada didepan loker, atau sedang berdiri dan mengobrol melihatku yang berlari. Mereka juga saling berbicara soal berita HOT yang membuatku patah hati. Tetapi aku tak peduli. Aku ingin menemuinya dan memastikan sendiri.

"Hei, sudah dengar belum?"

"Kabarnya Olfie jadi dengan Grace."

Gosip itu tersebar begitu cepat. Bahwa Olfie, seorang sahabat yang sudah bersamaku sejak kecil dan aku menginginkan hubungan yang lebih daripada sahabat berpacaran dengan Grace.

Aku terus berlari menuju kelas Olfie dengan wajahku yang tampak gelisah.

Ternyata benar saja. Olfie sedang bersama dengan Grace sedang mengobrol didalam kelas.

"OLFIE!!" Teriakku dengan gelisah memanggilnya. Ia dan Grace langsung memandangku dengan sedikit terkejut. Mungkin karena teriakanku.

"Apa kabar itu benar?" tanyaku dengan sangat gelisah dan mata berkaca-kaca.

"Kalian pacaran? ... Olfie dan Grace." aku bertanya dengan nada yang sangat putus asa.

Olfie dengan perilaku dinginnya tidak memandangku. Tetapi mendengarkan ocehanku.

"Kalau kabar itu.. benar. Lalu selama ini aku apa bagimu?" ocehku. Aku menggigit bibir bawahku dan aku rasa pipiku merah saat mengucapnya. Air mataku serasa akan pecah saat itu juga.

"Pulang dan pergi sekolah bareng. Menemani aku makan atau pergi kebioskop? Untuk apa itu semua?" ocehku terus menerus.

Ia tetap terlihat tenang tanpa menoleh kepadaku.

"Ran, kamu ini ngomong apa sih?" Olfie menjawab tetapi hanya melirikku saja.

"Selama ini kan aku menemanimu karena kamu yang minta?" tambahnya.

"Aku hanya sekedar menjadi teman dan tetangga yang baik." Olfie mulai memandangku tetapi tetap tenang—cool.

"Tidak lebih dari itu." tambahnya lagi. Aku mendengar dengan seksama apa yang Olfie ucapkan. Aku hanya melongo mendengar apa yang ia ucapkan.

Uhk..
Aku menggigit bibir bawahku kuat-kuat dan memejamkan mata, menahan air mata agar tak pecah dihadapannya dan Grace.

"Olfie, aku cuma mau bilang...
Selamat ya atas hubungan kalian!
Semoga langgeng!" aku berteriak dan tetap memejamkan mata dan lalu berlari pergi meninggkalkan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EGGNOIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang