UKS

94 10 2
                                    

"Liv, Kenapa lo gitu Liv? Apa salah gue?"

"Kenapa lo bikin hidup gue ancur Liv?''

Deg.

Bayangan ini lagi.

Ini mimpi kan?

"Liv lo jahat sama gue .."

"Lebih baik lo gausah ada di dunia ini.''

"PERGIIIII!!! PERGII LO PENGHANCUR HIDUP GUE!!!!"

Ngga.

Bukan.

"Liv, dia masuk RSJ."

"Itu semua salah lo , Liv"

"Iya, Liv."

"Kenapa lu tega sama sahabat lu sendiri?"

"Dasar munafik!"

"Lacur lo, Liv!

"Bajingan!"

"Murahan!''

Ngga, bukan. Bukan salah gue.

Bukan gue.

"BUKAAAAAANNNN!!!"

Hah... hah..

Mimpi?

Lagi-lagi bayangan itu menghantui gue. Keringet gue bercucuran.

Gue bangun dan duduk di sebuah kasur.

Tunggu, dimana gue?

Gue liat sekeliling gue, ada banyak kasur dan obat-obat an. UKS ya?

Siapa yang bawa gue kesini? Paling juga petugas UKS -yang terpaksa-. Ga ada yang peduli sama gue kan?

Tatapan gue kemudian menjuru ke segala arah. Tiba-tiba, gue sadar. Ada sesosok cowo yang sedari tadi duduk tidur di samping kasur gue. Tangan nya dilipat, dijadikannya bantal di pinggiran kasur.

Tunggu?

Siapa dia?

Gue masih mimpi?

"Nerd? Udah bangun?" kata cowo itu setengah bangun dari tidurnya.

Max! Ngapain dia disini?

Ya Tuhan! Wajah bangun tidurnyaaa! Ganteng ga ketolongan! Walaupun gue benci sama dia, gue ga bisa bohongin diri gue. Ganteng!

"Tadi lu pingsan, Gue sebagai mentor lu, merasa bertangung jawab. Jadi gue tungguin lu sampe bangun." jelas Max.

Oh gitu. Pantesan.

"Jack yang repot-repot bawa lu kesini. Dia nitip salam kalo lu udah bangun. Maaf gabisa nungguin katanya." kata Max lanjut bicara.

Jack?  Jadi dia masih pura-pura peduli sama gue.

"Dia tadi sampe bela-belain ga makan siang, gara-gara ngurusin lu. Dia baru pulang barusan, padahal yang lain udah pulang dari jam 2."

Hah? Sampe segitunya? Tunggu, udah pulang dari jam 2? Emang sekarang jam berapa?

"Jam berapa sekarang?" kata gue pelan.

"Jam 9 Ner- .."

"Eh, Liv. Nama lu Oliv kan?" tanya Max.

"Ya" dengan dinginnya gue ngejawab.

"Eh tunggu,  jam berapa sekarang?" Tanya gue lagi.

"Jam 9" dengan santainya Max menjawab.

"HAHH? 9 malemm..??" Ucap gue dengan kaget

"Gak, 9 pagi, Liv. " jawab Max.

"HAHHH? Pagi?!" tanya gue panik.

"Yaampunn, lu tuh ya, bloon banget ya? Gue bercanda doang kali. Jam 9 malem ini." Jelas Max sambil menyeringai.

"Ooo, Yauda. Makasih udah jagain gue." ucap gue, setelah itu gue langsung beranjak bangun dari kasur dan kemudian keluar dari UKS, meninggalkan Max yang masih duduk di kursi pinggir kasur.

"Woii nerd lu mau kemanaa?Tungguin elahh.." ucap Max dengan sedikit teriak, mengejar gue yang pergi terburu-buru.

"Pulang." ucap gue singkat, jelas, dan padat.

Setelah gue keluar dari sekolah gue binggung,
Sekarang gue pulangnya pake apaa?

Oh ya, supir gue dimana ya. Mending gue telepon dia.

Selagi gue menelepon Pak Rudi,  tiba tiba ada tangan yang memegang tangan kiri gue.

Gue kemudian balikin badan gue,
Tatapan gue tertuju kepada dia. Max. Wajahnya disinari bulan malam, yang membuatnya terlihat sangat menawan.

"Napa?" tanya gue singkat.

"Ga baik cewe pulang sendiri malem malem."ucap Max.

"Gue ga sendiri." Jawab gue dengan nada yang masih ragu.

"Terus lu pulang sama siapa? " Tanya Max bawel.

"Gue mau minta jemput supir gue." jawab gue dengan ragu ragu.

"Supir lu udah gue suruh pulang tadi." jawab Max dengan nada yang sangat santai.

"Haahh.. Pulang? Lu gila ya? Enak banget lu nyuru-nyuru supir orang pulang!" omel gue.

"Ya abis, kan kasian dia nungguin lu lama banget. Lu pingsan udah kaya orang mati tau ga?" kata Max.

"Hah? Mati? Dasar lu ya. Udah nyuru supir orang pulang, ngejek lagi!" kata gue kesel.

"Ahahaha, udah, ayo, sekarang lu gue anter pulang aja." kata Max, sambil langsung menarik tangan gue menuju motornya.

Motor nya terparkir di dekat gerbang keluar, hanya sisa motor Max di parkiran itu. Motor besar nya yang berwarna merah-hitam tampak sudah menunggu gue dan Max pulang.

"Ayo naik." kata Max memaksa.

"Gamau." kata gue singkat.

"Lah? Gamau? Lu mau nginep disekolah?" katanya bercanda.

"Ga, gue mending pulang sendiri." kata gue singkat. Yah, sebenernya gue juga bingung mau pulang naik apa.

"Pulang sendiri? Gak, gak. Pilihan lu cuman pulang bareng gue. Atau jangan-jangan lu mau nginep di UKS bareng gue?" tanyanya sambil tersenyum miring.

"Idih! Siapa juga yang mau!" balas gue ketus.

Hai haii writers muncul lagii
Baca yaa!
Next?
Vote nya 95 ++ yaa
Bye.💙💙

ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang