Olivia POV
"Kelompok merah, Jangan lupa! Kita Lunch bareng Kak Max! Di kantin outdoor deket pohon ya!" ucap si British.
"Iya, iya, Emily! Lu dari tadi ngomongnya itu itu terus." kata Violet -si fashionable.
"Eh masa sih?" kata Emily -si British.
"Iya tau! Berisik! lagian gausah di umumin terus, kalo ga pada dateng kan kita bisa deket-deket sama Kak Max." balas Sydney -si rambut pendek.
"Iya juga ya!" jawab Emily.
Ya ampun, sampe segitunya kalian suka sama si Siberian Husky itu?! Makin eneg aja gue!
Tiba-tiba si Siberian Husky itu muncul,
"Gadis-gadis cantik! Ayo kita ke kantin sekarang, ntar istirahatnya keburu selesai lho." kata Max.
"Kyaa! Ayo kak Max!" balas Emily.
Mereka berempat kemudian berjalan ke kantin, dan gue, masih tetep diem berdiri.
Well, gue gak sudi makan bareng mereka. Bisa-bisa gue muntah terus! Lagian, mereka juga gak peduliin gue kan? Si cowo-cowo itu juga ga ikut kan? So, ga masalah kalo gua ga ikut acara lunch bareng itu. Mending gue cari tempat makan lain.
Hm.. dimana ya? toilet? tapi gue dari tadi ga liat toilet di sekitar sini. Mending gue cari tempat duduk di kantin Indoor aja deh.
-Gue kemudian menuju ke kantin Indoor.-
"Hei misi dong! Kita tadi udah disini duluan!"
"KYAA! Awas!! Ini kursi gue!"
"Hei lu yang disitu! Minggir sana! Utamakan Senior!"
Ya ampun. Ini kantin atau pasar? Rame banget. Sampe pada rebutan gitu! Gue mana kebagian tempat duduk!
Gimana ya? Gue makan dimana coba.
Outdoor? Tapi disana kan ada cewe-cewe centil bareng si Max itu!
Aduh, gue makan dimana coba?
Gue dari tadi cuman bisa berdiri bengong aja, ngeliatin rame nya kantin itu. Dan juga, gue bingung. Harus kemana lagi gue?
"Puk" tiba-tiba sebuah tangan besar mendarat di pundak gue.
"Ngapain lu disini, Nerd?" ucap pemilik tangan besar itu, Jack -salah satu anggota kelompok merah.
Jack, mulutnya menyeringai ke gue. Dengan baju hitam dan topi oranye nya, dia berdiri di depan gue. Gue ga niat sama sekali buat ngomong sama Jack. Daripada panjang lebar lagi, mending gue pergi aja.
Gue melangkah kan kaki gue-
"Grap" tangan jack tiba-tiba menahan tangan gue.
Apa maksudnya ini? Ngapaian sih si Jack?
"Jangan pergi, udah ga ada tempat lagi kan?" kata Jack.
Jangan pergi? Lah? Itu kan urusan gue? Apa hubungannya sama dia? batin gue bingung.
"Loh? dari tadi kok diem aja? lu ngomong dalam hati ya?" kata Jack.
Hah? Ngomong dalam hati? Kok dia bisa tau?
"Pasti sekarang lu bilang, "kok cowo ini bisa tau?" bener kan gue? hehehe" jawabnya sambil menyeringai pada gue. Lesumnya yang mungil muncul di pipi kiri nya.
"Apasih mau lu?" jawab gue -mencoba menjawab sesingkat-singkatnya-
"Mau gue? Gue cuman mau ngajak lu makan bareng kok. Tuh liat disana, Jay sama Luke udah nungguin!" balasnya semangat.
"Gue ga mau." jawab gue cepat, gue langsung buru-buru pergi melangkahkan kaki gue.
"Lah? Kenapa? Udah ayo! gausah malu-malu. Lu pasti udah laper." balas Jack sambil meraih tangan gue.
Kali ini, dia bukan cuman nahan gue, dia narik gue. Narik gue menuju meja tempat Jay dan Luke berada.
Gimana ini? Cengkeramannya kuat banget. Gue ga bisa lepasin diri. Dan lagi, apa maksudnya dia? Dari tadi kerjaan nya cuman senyum-senyum manis. Apa dia punya maksud lain sama gue?
"Jack, Ayo cepetan! Baso nya keburu dingin nih!" teriak Luke dari kejauhan.
Meja itu semakin dekat, semakin dekat dengan gue -yang ditarik-tarik Jack-.
"Eh, Nerd! Ikutan juga lu makan. Gue kira lu ga bakal mau." kata Jay.
"Gue gamau." kata gue singkat.
"Udah-udah! Gausah malu-malu! Cepetan duduk." kata Jack sambil mendorong gue.
Yah, apa boleh buat, mumpung gue udah laper. Terpaksa gue ikutan makan sama mereka. Cuman untuk sekali kok. Sekali.
Meja untuk 4 orang itu terasa penuh. Jay dan Luke duduk didepan gue, sedangkan Jack -yang terus-terusan nyengir- duduk di sebelah gue.
"Nhamha lho shiapha Nherd?" tanya Jack sambil mengunyah baso nya.
Gue gamau dia tau nama gue. Mending gue diem aja -pura-pura ga denger-.
"Oi Nerd, nama lu siapa?" Jack ngotot bertanya.
Hh.. dari pada berisik.
"Oliv." Jawab gue -dengan terpaksa- pelan.
"Hah? Siapa? Ga denger gue." Kata Jack.
"Oliv, Jack." Sahut Jay.
"Oh, Oliv." kata Jack sambil tersenyum.
"Kenalin, gue Jack Dexter." ia mengulurkan tangannya.
Gue gamau salaman sama dia. Ngapain sih dia dari tadi? Sok-sok an deket sama gua gitu?
"Hey? Oliv? Tangan gue pegel nih." kata Jack.
Tiba-tiba, pipi gue terasa hangat. Sesuatu yang halus, lembut, dan juga hangat terasa di pipi gue. Nyaman.
Tunggu,
Apaan ini?!
Jack! Tangan dia! Tangannya megang pipi gue! Apa maksud dia?! Lancang banget ni orang.
Deg.
Deg.
"Pipi lu anget, Kening lu juga. Lu sakit ya?" kata Jack.
HAH? SAKIT? SAKIT APAAN GUE.
"Udah ayo, gue anter ke UKS" kata Jack.
Jack langsung narik-narik tangan gue -lagi-.
"BRUK" tiba-tiba.
Kepala gue berat.
Gelap.
Semuanya gelap.
Dimana gue?
Gue mati?
Lah. Ceritanya nanti tamat dong!
Gamungkin kan?
Pingsan?
Mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Changes
Novela JuvenilNerd, berhati dingin, dan anti sosial. Itulah aku, Olivia Andeline. Tapi, tiba-tiba cowo itu datang, dan merubah segalanya. Changes.