The Beginning

837 44 14
                                    


***

Seorang gadis sedang memilih-milih baju dengan gaya angkuhnya. Gadis itu bernama Deepika.

"Aku ingin yang itu" Tunjuk Deepika yang sedang berada di sebuah butik pakaian di kota Mumbai.

"baiklah" Ucap seorang pelayan.

" aku tidak suka yang ini, terlalu tampak murahan" Ucap Deepika.

Kembali pelayan itu dengan sabar melayani pelanggan yang sedikit galak ini, namun selalu tak ada respon yang enak dari pelanggan tersebut.

'braakkk....'

Pelanggan itu terjatuh kembali untuk kesekian kalinya di butik ini, kembali pelayan itu membantunya berdiri.

"Nona, kau baik-baik saja?" Ucap pelayan itu.

"iya, berikan aku yang itu" Ucap Deepika.

"Baiklah"

"Nona, ku perhatikan kekasih anda sudah menunggu dari sejam yang lalu, apakah baik-baik saja" Ucap pelayan itu.

"Apa hak mu mengurusi urusan pribadiku, hah!"

"Maaf" Ucap pelayan itu menunduk.

"Baiklah, bungkus semua itu" Suruh Deepika masih dengan suara tinggi.

Semua barang-barang yang dibelinya sudah berada di tangannya, sekitar lima kantong besar.

'braakkk....' Deepika kembali terjatuh.

Kembali dibantu oleh pelayan tersebut.

Deepika keluar dari butik tersebut kemudian melihat kearah kanan, di sana terparkir sebuah mobil yang menunggunya hampir satu jam, perlahan mobil itu menuju kearahnya, sekarang mobil itu sudah berada di depannya, pintu mobil itu terbuka, namun ketika Deepika mau masuk pintu mobil itu kembali tertutup sehingga Deepika tak jadi masuk.

Mobil itu mulai melaju kembali.

'Mungkin ingin belok aja dulu' Pikir Deepika.

Kemudian Deepika menunggu di seberang, dan mobil itu pun kembali berhenti di hadapannya. Kaca depan mobil itu perlahan turun dan tampaklah seorang pria tampan di dalamnya. Namun ketampanannya seketika berubah seram dan pandangannya menusuk hingga ke bola mata gadis yang sedang melihatnya tersebut.

"Aku tidak butuh gadis kasar, matre dan manja sepertimu" Ucap pria itu dingin.

"Ranbir..." Panggil Deepika, namun mobil itu sudah melaju melewatinya dengan kecepatan tinggi.

'tes... tes...' air mata Deepika kembali mengalir.

Dilihatnya jam di pergelangan tangannya, menunjukkan pukul 01.30 dini hari, sudah sangat larut sehingga tak akan ada bus maupun taksi lagi.

'Braakkk...' Deepika kembali jatuh dengan sendirinya, membuat celananya kotor karena terduduk di jalanan yang kotor, Deepika berusaha untuk duduk, namun sangat susah, berkali-kali ia coba namun tetap saja gagal.

Deepika melihat kesekelilingnya, sepi, tak ada orang. Kemudian matanya yang masih menangis beralih melihat sebuah tonggak listrik di pinggir jalan, kemudian dengan merangkak ia mencoba meraih tonggak listrik itu, dan akhirnya ia mendapatkannya, iapun meletakkan kedua tanggannya di tonggak itu dan mencoba menggangkat badannya seperti menumpukkan semua berat badannya pada kedua tangan itu. Ia pun kembali berdiri. Barang-barang yang tadi di tangannya sudah di buangnya entah kemana, dan sekarang ia kembali berjalan gontai menuju rumahnya.

' Brakkkk '

Beberapa menit ia kembali terjatuh, namun kali ini tak ada tonggak listrik yang dekat yang bisa ia gunakan untuk berdiri lagi. Pasrah? Tidak, ia tetap berusaha berdiri. Berkali-kali kembali gagal. Kedua kakinya seperti tidak mempunyai kekuatan bahkan untuk menopang berat badannyapun tak sanggup.

"Deepika.. Apa yang kau lakukan disini?" Tanya seorang gadis yang sekarang di hadapannya.

***

Yang udah baca kalo bisa Vomment yaa..please.. ^_^

Tum Saath HoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang