JUST.

217 15 10
                                    

DI SEBUAH ISTANA DIMANA LORD DARI PARA NOBLES TINGGAL.

"Wah! Raizel, putraku... baik sekali kau datang mengunjungiku..em.. tengah..malam..begini...dimana.. haha.. aku terkejut dari tidurku..." terlihat wajah ceria Lord tampak kikuk perlahan.

Terlihat ia duduk dengan pakaian putih panjang motif bunga dandelion, ia segera menggantinya dengan pakaian formalnya.

Lord berkeringat, "aku salah mengambil pakaian.. haha.. kau tahu 'kan? aku tidur tanpa busana apapun?"

Seketika Gejutel dan Rayga bermata hitam, "Ya Ampun, Lord...."

"......" Raizel hanya menatapnya tanpa ekspressi.

"Bla..bla...jadi, begitulah... insting seorang 'Ayah'.. aku terperanjat dan mengambil pakaianku dengan asal... hahaha..."

Raizel hanya terdiam dan mengangguk.

Mungkin berusaha untuk terlihat seperti pendengar yang baik? -_-”

"Kau...tidak....membayangkan adegan aku 'Terperanjat dari Kasur' tanpa busana bagaimana 'kan? Ahahaha" tanyanya riang.

Raizel masih diam dan menggelengkan kepalanya.

Lagi, Gejutel dan Rayga bermata hitam, "Ya Tuhan.. ampuni Lord ini.."

"Ngomong-ngomong.. kau.. ada apa datang kemari? Hum..?" Tanyanya tersenyum ramah.

Raizel hanya diam menatapnya.

"Aha~ kau merindukanku 'kan?" Tanya Lord dengan riang.

Woosh~

Tampak Raizel tak berekspressi sama sekali.

Keadaan hening.

"Tidak?" Tanya Lord.

Raizel masih diam.

Lord, Rayga dan Gejutel bermata hitam.

"...sungguh tidak..?" Tanya Lord tak percaya. Raizel hanya menggeleng.

Lord berkeringat, "eeh~ tidak sama sekali..??" Tanyanya memastikan.

Raizel hanya mengangguk.

Lord tampak kesal, jika ia tak ingat bahwa Noblesse itu 'putranya'.

"Kita sering bertemu." Raizel mengingatkan.

Lord tampak mengoceh sendirian, "puluhan tahun sekali, 'sering' katanya..?" Gumamnya

Raizel hanya mengangguk.

Lord terkejut, "what the fuck?!!" Serunya spontan.

"?" Terlihat wajah 'polos malaikat kecil' Raizel tengah menatapnya.

Lord mengerjap, "sabar, Lord.. kau seorang Lord yang keren.. jangan marah.. dia hanya seorang 'anak laki-laki' yang masih polos dan manis..."

"...." Raizel hanya diam.

"Jadi..ada apa kau datang kemari, Erga Canesis Di Raizel..?" Tanya Lord berpose Cool.

Lagi, Gejutel dan Rayga bermata hitam.

"L-Lord.. nama seorang Noblesse tak bisa kau ganti semaumu.." Gejutel mengingatkan.

Raizel masih diam, "...nona Edian sakit."

Gejutel dan Rayga menoleh.

Sementara Lord masih duduk dengan santainya sampai ia tersentak, "oh...ah?!"

"APA KAU BILANG RAIZEL?!!" Pekiknya sontak terbangun dengan gaya 'tak santai'nya.

"L-Lord.. jaga sikapmu.." Gejutel berkeringat.

"L-Lord tampak seperti orang mengamuk.." gumam Rayga masih terkejut.

Lord tersadar, "ah?!" Ia kembali berdiri dengan tegak dan duduk dengan 'anggun'.

Gejutel dan Rayga bermata hitam, "Ya ampun.."

"Jadi, Raizel.. apa yang hendak kau sampaikan?" Lord menompang wajah dengan tangannya.

"Kepala Keluarga Drosia sedang tidak sehat. Jadi, dia tak perlu datang ke rumahku."

Lord merengut, "ah.. gadis malang itu.. mengapa bisa dia sakit? Hei! Raizel! Kau melukai dadanya?!"

"??" Raizel tampak menatap Lordnya dengan bingung, sementara Gejutel dan Rayga hanya berkeringat dengan mata hitam.

"D-Dadanya....?" Pikir keduanya.

"L-Lord.. katakan saja yang sesungguhnya.. jangan menggunakan perumpamaan seperti itu..." gumam Gejutel lelah.

"Maksudnya adalah Hatinya Edian? Dan ia menggantinya dengan dadanya Edian...? Astaga, Lord... sebenarnya apa isi yang ada di otaknya?" pikir Rayga tak habis pikir.

Lord kembali bergumam dengan berkeringat mendengar isi pikiran para pelayannya, "haah~ bagaimana bisa dia sakit? Raizel.. mengapa dia bisa sakit? Oh.. ini akan membuat hatiku jadi sakit karena kau akan sendirian lagi.." keluh Lord.

"...." Raizel hanya diam.

"Hei! Bagaimana ini?! Bagaimana bisa putriku yang malang itu sakit?! Hei! Rayga.. mengapa putrimu bisa sakit, huh? Dia pikir dia itu manusia?"

Rayga tampak bermata hitam, " L-Lord itu.. bagaimana bisa ia menempatkan kata 'Putrinya' dengan 'Putriku' dalam satu kalimat?"

Lord tampak kikuk, "a-apakah hal itu perlu di bahas disini? Jika kau tidak suka, pergi! Dan tunggu aku! Mari kita selesaikan secara jantan!" Tegas Lord kesal.

Rayga terkejut, "T-Tidak, Lord!"

Gejutel bermata hitam, sementara Raizel hanya menghela nafas panjang.

Lord merengut dan kembali mengeluh, "bagaimana bisa gadis itu sakit? haah.. bagaimana mungkin? Jika ia sakit, Raizel akan— tunggu..dulu.." Lord tampak Memiliki ide dan berpikir.

"?" Raizel tampak menatap Lord-nya dengan heran.

"Ahahahah~" tiba-tiba Lord menggumam sendirian secara misterius.

"???" Ketiga pria yang berada di depannya pun menatapnya bingung.

Ada sesuatu yang tampak menyala dengan cemerlang disekitar kepala Lord yang terus tertawa terbahak-bahak dengan aura yang berkobar-kobar.

"Cadis Canesis Di Raizel.." panggilnya riang dengan senyuman manis yang berbinar.

"?" Raizel masih menatapnya penuh tanda tanya.

Sementara Gejutel dan Rayga hanya menghela nafas heran.

"Pulanglah dan biarkan Edian istirahat 'sebentar' di rumahmu. Aku akan kirimkan ksatria-ku untuk menjemputnya nanti." Lord tersenyum senang.

".......?" Raizel tampak masih diam.

Ia hanya mengangguk, "maka, aku pergi sekarang." Raizel berbalik dan berjalan.

Pintu ruangan Lord tertutup dan Rayga serta Gejutel menatap Lord penuh tanda tanya.

"Lord, apa yang tengah kau rencanakan?" Tanya Rayga dengan tatapan menyidik.

Lord hanya tersenyum menompang wajahnya sambil mengerlingkan mata.

Woooshh~

Rayga dan Gejutel hanya terpaku di tempat mereka.

Lord tertawa, "rencanaku tidaklah penting. Yang penting adalah.. apakah hasilnya akan sesuai dengan rencanaku?"

Gejutel menatapnya berkeringat, "My Lord... apakah itu rencana baik?"

"Tentu saja! Kau tak percaya padaku, Gejutel?"

"...."

"Aku serius!"

"....aku percaya, Tuan..."

JUST, I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang