03 (selesai)

325 31 9
                                    

Vote dlu boleh lah :v

Happy reading (:

Pikiranku kali ini sedang kacau.

Mengapa tadi Fera pergi saat melihat aku bersama cowok itu?

Mengapa wajah Fera menunjukan kekecewaan saat bertemu denganku tadi?

Mengapa dia meninggalkanku ke kantin?

"-Lo dengerin gue gak sih?" ucap Fera saat aku selesai melamun.

"Kenapa?" ucapku dan Shela memutar bola mata malas.

"Kenapa lo ngasih tau Teo nomer hp gue?" tanya Fera dengan menaikan alis sebelah.

"Teo siapa?" ucapku dan mereka bertiga menepuk jidat bersamaan. Huh, kompak sekali mereka.

"Gue." ucap cowok yang sering menggangguku itu.

"Nah, sekarang jawab pertanyaan gue." ucap Fera dengan malas.

Pertanyaan yang mana? Ah ya, aku inget.

"Karna gue kira Teo itu Reksa. Kan lo suka sama Reksa, jadi yang gue kasih aja nomer lo ke dia buat pedekate." ucapku dengan jujur. Tapi, wajah Fera sekarang menjadi merah. Apa ucapanku ada yang salah?

"Oh, jadi Fera suka sama gue?" ucap Reksa dengan terkekeh. Oh, ternyata Reksa belom tau kalo Fera suka sama dia.

Tunggu, apa?! Reksa belom tau Fera suka sama dia? Pantes aja muka Fera langsung merah gitu.

Aku pun langsung memberikan tatapan maaf kepada Fera.

"Kenapa lo pergi waktu liat gue sama Teo berdua? Kenapa lo ngasih tatepan kecewa sama gue pas dikelas? Kenapa lo ninggalin gue ke kantin?" tiba-tiba pertanyaan itu muncul sendirinya dari mulutku. Mungkin otakku sudah tidak sanggup untuk memberi tempat pertanyaan-pertanyaan itu.

"Pertama, gue gak mau ganggu lo. Kedua, karna lo gak ngasih tau gue kalo lo dah punya cowok, jadi gue jengkel sama lo, bukan kecewa. Ketiga, gue tadi ada panggilan alam jadi buru-buru. Waktu gue mau ke kelas, gue ketemu Reksa. Terus di ajak kesini deh." jawab Fera dengan nyengir. Ternyata aku berpikiran negatif.

"Terus kenapa kalian mirip?" tanyaku dengan menatap Reksa dan Teo bergantian.

"Mungkin karna kita sepupu." ucap Teo dengan senyuman man-oh tidak mungkin, itu senyuman menjengkelkan.

Tunggu, kenapa aku bodoh sekali. Aku bisa menganggap bahwa Teo adalah Reksa.

***

Setelah kejadian Reksa mengetahui Fera menyukainya, mereka semakin akrab.

Dan, aku pun makin akrab dengan Teo. Aku rasa aku mulai......menyukainya.

Saat pulang sekolah hari, bukan gerbang yang ramai, tapi kali ini lapangan basket yang ramai.

"Eh, di lapangan basket rame tuh. Samperin yok." ajak Teo dengan menggandeng tanganku. Aku memang sering berdua dengan Teo dan Fera sering bersama Reksa.

Aku pun berjalan ke arah lapangan basket, bersama Teo tentunya. Kalian harus tau siapa yang membuat keramaian. Mereka adalah Fera dan Reksa. Reksa sedang bertekuk lutut di hadapan Fera dan penonton di sebelah kiri membawa balon yang jika di gabungkan tulisannya adalah 'I LOVE YOU FERA'.

"Kesana yok." ucap Teo menarikku ketengah lapangan. Apa-apaan dia? Apa dia ingin menganggu kesenangan sepupunya.

"Apaan sih?" ucapku saat kamu sampai ditengah lapangan. Tepatnya disamping Fera dan Reksa.

Teo tidak menjawab. Dia hanya menepukan tangannya sekali. Dasar aneh! Loh kenapa malah penonton disebelah kiri membawa balon dan jika digabungkan tulisannya adalah 'I LOVE YOU MESA'. Teo bertekuk lutut dihadapanku. Oh Ya Tuhan, bolehkan bawa aku terbang sekarang?

Tak lama Teo dan Reksa bertepuk tangan bersamaan dan terbukalah spanduk bertulisakan 'Would you be my girlfriend?'

Aku dan Fera saling memandang dan tersenyum. Lalu kami sama-sama memandang cowok yang ada di hadapan kami masing-masing.

"Tentu." jawabku dan Fera bersama. Lalu terdengarlah suara tepuk tangan yang meriah.

Mungkin, hidupku akan lebih bahagia dari sebelumnya. Thanks God.

Selesai.

Sorry typo.

Pendek ya? Kan udah gue bilang dari part 01 kalo ini short story, hehe.

Thanks for readers and big love you :*:*:*

Tinggalkan saran boleh kok :D

Insya allah lanjut epilog (tapi gak tau kapan) :D.

Love,
Mesa

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang