delapan

19 2 2
                                    

Ia sedang duduk di balkon. Merenung menatap langit malam. Aku mengikuti arah pandangannya. Tidak ada bintang, batinku.

"Adhyastha."

"Ya?" balasnya pelan.

Adhy terdiam. Membiarkan suara angin mengisi kesunyian di antara kita.

"Hmm... Lei." panggilnya, setelah cukup lama terdiam.

"Ya?" jawabku.

"Kita udah kenal berapa tahun sih?" tanya Adhy, buatku bingung.

"10, tahun ini." jawabku lagi. Aku tidak mengerti arah pembicaraan Adhy.

"Selama 10 tahun, kita memandang langit dan matahari yang sama, Lei," ucap Adhy. Aku terdiam mendengar ucapannya. Tidak tahu harus menjawab apa. Lalu Adhy melanjutkan, "10 tahun juga, kita punya arah mata angin yang sama. Kita berdua sama-sama tau, bakal ada saat dimana, arah mata angin salah satu dari kita bakal berubah, Lei. Lo ... ngerti maksud gue?"

Perkataan Adhy membuatku terdiam. Aku mengerti arah pembicaraannya sekarang.

"Lei?"

"Ya, Dhy?"

"Maaf."

"Kenapa?"

"Gue harus pamit."

—Melbourne, 2014

***

Kalimat yang italic itu flashback ya. Ceritanya tentang Adhyastha dan Alleira dari tahun 2013-2016. Tahun sekarang itu 2016. POV Alleira. Mereka sahabat dari kecil dan WNI yang tinggal di Melbourne, terus ntar Alleiranya pindah ke Sydney buat kuliah. Semoga membantu wkwk

WasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang