28 Maret 2014.
Pada waktu itu aku sangat senang. Hari di mana seorang pria yang sangat kucintai menyatakan cintanya kepadaku dan itu tepat pada hari ulang tahunku yang ke-24. Sebenarnya kami adalah rekan kerja, mungkin lebih bisa dibilang dia adalah atasanku dan aku bawahannya. Dia adalah lelaki mapan yang bekerja sebagai CEO di perusahaan milik keluarganya dan aku adalah sekertarisnya. Intinya kami terlibat cinta lokasi. Awalnya kami sangat tidak akur dan selalu bertengkar. Tapi akhirnya benih-benih cinta tumbuh di antara kami. Aku sangat mencintainya, Shikamaru Nara.
.
😱 GOOD BYE 😱
.
Tapi ceritaku bukan dimulai dari situ. Ceritaku dimulai sejak Shikamaru menikah dengan salah seorang perempuan cantik kaya raya bernama Ino Yamanaka. Ingin sekali aku tak hadir di pernikahan mereka, sangat. Tapi apa daya, aku hanyalah wanita biasa yang menginginkan hal yang tak bisa kugapai. Dia, dia adalah lelaki yang sangat sempurna dan aku hanya upik abu. Ingat Sakura, kau hanya upik abunya, bahkan tak lebih dari itu. Menangis, aku juga ingin melakukannya, tapi tak tahu kenapa air mataku kering. Mereka memang pasangan yang sangat serasi, Shikamaru lelaki tampan, mapan dan kaya raya bersanding dengan Ino wanita cantik, dan juga kaya raya. Aku turut bahagia. Sangat bahagia. Sampai-sampai aku ingin menghilang dari dunia ini dan menjadi gelembung.
Acara telah berakhir dan aku pun beranjak pergi dari tempat ini. Bukannya kabur, hanya saja aku sudah tak ada urusan lagi di sini.
"Sakura," cegat Shikamaru sembari memegang pergelangan tanganku.
"Kenapa kau berada di sini? cepat kembali. Aku tak ingin dicap sebagai perebut suami orang atau penculik suami orang," kataku sembari menoleh menatapnya diakhiri senyuman.
"Jangan seperti ini. A-aku-"
"Cukup Shika, lepaskan!" kataku memotong perkataannya sambil berusaha melepas genggaman tangannya.
"Tidak akan, sebelum-"
Plaak!
Itu suara tamparan. Tamparan yang dilayangkan oleh wanita bersurai pirang kepada pipiku.
"Kau wanita tak tahu diri! Kau ingin merebut Shika dariku?!" kata wanita itu marah. Dia telah melepas genggaman Shikamaru dari tanganku.
"Maaf," aku hanya mengatakan hal itu lalu pergi. Aku tak bisa menyalahkannya jika berbuat hal seperti ini padaku. Mungkin aku akan melakukan hal yang sama jika berada di posisinya.
Aku terus berjalan menjauh. Bahkan aku tak tahu apa yang terjadi kepada mereka berdua. Aku hanya ingin menjauh, sejauh mungkin sampai mereka berdua tak dapat lagi melihatku.
Aku tak berharap Shikamaru mengejarku dan aku bahkan berdoa agar dia tak menemukanku di sini. Aku sedang berada di halte bus, menunggu bus yang akan membawaku pulang ke rumah.
Menangis, untuk apa aku menangis? Lagi pula sudah kubilang air mataku kering, sangat kering. Aku mulai menggigit bibir bawahku, menggenggam erat-erat tempat duduk ini, lalu menundukkan kepalaku dalam.
"Su-sudah kubilang air mataku kering," gumamku pelan, "Hiks...hiks...hiks...su-dah ku-u bilang a-air mataku kering. Hiks...hiks."
.
😱 GOOD BYE 😱
.
Setelah kejadian itu, ingin sekali aku lari dari dunia ini terutama lari darinya. Tapi inilah hidup, aku juga butuh makan dan minum. Untuk mendapatkan itu semua aku harus mencari uang dengan cara bekerja. Aku juga mempunyai tousan dan kaasan yang harus kupenuhi semua kebutuhan hidup mereka. Aku tak boleh egois yang hanya memikirkan diriku, perasaanku dan semua tentangku sampai-sampai aku mengabaikan hal yang lebih penting. Apalagi aku adalah anak tunggal, tousan tak lagi bekerja karena kesehatannya akan semakin memperburuk kondisi beliau. Jika kaasan memang tak bekerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga yang sangat baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Good Bye
FanfictionSakura mencintai Shikamaru, Shikamaru mencintai Sakura. Mereka berdua saling mencintai, tapi bagaimana jika Shikamaru malah menikahi wanita lain bernama Ino. Bagaimanakah kisah mereka bertiga?. Bad Summary. Please, Vote & Comment. But Don't Flame. D...