"Baiklah" Young Ae menghentikkan kegiatanya.
"Nah sekarang, kau tidak punya apa yang disukai priaku" Young Ae tersenyum manis."Ttoki-ya, apa kau haus?" Young Ae kembali berbicara dengan nada seriusnya sepertinya gadis ini sudah menyiapkan pesta menyenangkan lainya.
Kelinci terdiam, terlalu sulit baginya bahkan untuk sekedar menggerakkan bibirnya. Tapi Young Ae tidak mengerti akan hal itu
"Aku anggap kau menjawab iya. Kalau begitu aku punya minuman spesial untukmu" Young Ae tersenyum manis sambil mengusap pelan pipi terbakar sang kelinci. Ia tampak berpikir di tengah usapanya
"Dimana aku menaruh minumanya yah?"
Young Ae membalikkan tubuhnya, mencari tas punggungnya yang seingatnya tadi ia lempar. Dan tas berwarna merah itu ternyata tergeletak di dekat pintu, Young Ae segera meraih tasnya mengobrak-abrik isi tasnya.
"Ini dia!" Young Ae tersenyum lebar begitu tanganya terangkat dengan sebotol air berwarna kekuningan di tanganya.
Young Ae kembali mendekati kelinci, mengusap penuh kasih surai sang kelinci seakan kelinci di depanya adalah seekor kelinci lucu yang sedang terluka.
"Nah ini minumanmu ttoki-ya" masih dengan senyuman manisnya yang terlihat menyeramkan Young Ae menyodorkan botol yang sudah terbuka itu tepat di depan mulut kelinci.
Tapi, bukankah sudah ku katakan sang kelinci terlalu sulit untuk menggerakkan bibirnya.
Jadi sang kelinci malang itu hanya bisa terdiam, jika diingatkan dengan pribahasa mungkin memang benar diam itu adalah emas, tapi sang kelinci malang ini harus tahu bahwa diamnya ini tidak akan lagi menjadi emas baginya.
Young Ae mulai bosan, ia tidak suka kesunyian saat dirinya sedang mengebu seperti ini. Dengan gerakkan tangan yang cepat, Young Ae kembali menarik botol itu dan menumpahkan seluruh isinya tepat pada luka bakar yang dimilik sang kelinci. Kau ingin tahu apa yang di dalam botol itu? Air lemon.
Kedua bibir yang kukatakan sulit bergerak itu, terbuka lebar seketika. Teriakkan memilukanya menghiasi malam yang mulai menggila. Young Ae tersenyum puas karena baru saja memulai pestanya.
Tapi teriakkanya berhenti saat dirinya tepat berada di puncak senyuman bahagianya. Kenapa kelinci ini menghentikkan teriakkanya. Tangan Young Ae bergerak cepat menarik rambut kelinci.
"Siapa yang menyuruhmu berhenti berteriak, hah?" Young Ae menarik rambut-rambut itu dengan sekuat tenanganya hingga setengah dari rambut dalam genggamanya bertebaran. Sang kelinci kembali berteriak, menahan perih yang semakin bertambah.
Tapi Young Ae mulai bosan, telinganya sudah cukup nyeri mendengar teriakkan itu. Mungkin ini saat baginya mengakhiri pesta malam yang menyenangkan ini. Young Ae memutar pandanganya, mencari sesuatu yang seingatnya sudah ia siapakan. Dan dimana pisaunya?
Setelah cukup lama mencari, Young Ae akhirnya menemukan pisau dagingnya.
'Ttoki-ya, kau tahukan Jungkook ku tidak bisa berbicara karena pita suaranya yang tidak berfungsi. Jadi ttoki-ya tak apakan jika aku meminta sesuatu demi kebaikkan priaku?"
Young Ae mengarahkan pisaunya tepat ke arah urat leher kelinci. Tidak ada lagi teriakkan, sang kelinci terlalu tak berdaya untuk sekedar berteriak.
Cairan berbau amis berawarna merah itu menyembur keluar dari goresan cantik yang Young Ae buat, sedikit mengenai wajah Young Ae. Tapi ia sama sekali tidak menghiraukanya, melihat aliran darah yang mengalir mengubah warna seragam putih sang kelinci itu benar-benar menarik baginya. Ia melepaskan tangannya dari pisau daging yang sudah berlumuran darah.

KAMU SEDANG MEMBACA
99% Perfect
Mystery / ThrillerHanya satu dan itu hanya untukku, aku tidak bisa memberikanya padamu. Tapi jika kau merebutnya dariku, kau tidak akan bisa bernafas lagi. Karena aku akan memutuskan urat lehermu jika kau berani menyentuhnya dariku. Apa kau sudah mengerti gadis canti...