Part II

8.2K 482 3
                                    

Kim Seokjin POV

Kenapa aku masih hidup Tuhan??? Kenapa tak Engkau biarkan aku mati saja. Aku sudah tak memiliki siapapun di dunia ini. Untuk apa aku harus hidup. Engkau telah merenggut seluruhnya dariku, dari sisiku, dari hidupku.

Seokjin terus menangis dalam sunyi. Menangisi nasibnya dan masa depannya. Dia yang sudah tak memiliki siapapun di dunia ini benar-benar merasa sendiri. Bahkan ia sampai melupakan Tuhan yang selalu ada untuknya.

Dengan sekuat tenaga ia menekan dada bagian kirinya tepat pada perban yang membalut punggung hingga dadanya. Ia merasa sudah tak pantas lagi untuk hidup. Ingin rasanya mengakhiri seluruh hidupnya saat ini juga.

Rasa perih dan nyeri yang ia rasakan saat ini memang tak sebanding dengan apa yang sudah ia lakukan pada orang yang sangat ia sayangi bahkan Cintai.

#Flashback#

"Hyung, sedang apa kau?"

"Tak ada, memang ada perlu apa kau meneleponku?" aku sedikit terkejut saat mengangkat telepon dari Jimin. Ada emosi yang ia tahan dalam nada suaranya.

"Bisakah kau membantuku? Aku akan melunasi biaya operasi adikmu..bagaimana?" Jimin menawarkanku sesuatu dengan imbalan yang sangat berharga untukku.

"Jinjja? Benarkah itu Chimchim? Kau akan melunasi sem..."

"Aku hanya perlu jawabanmu Hyung..jadi kau bersediakan? Ini tetap akan menguntungkan untukmu Hyung jadi kau tenang saja. Akanku kirim apa yang harus kau lakukan untuk membantuku. Cukup ikuti semua yang aku tulis. Bagaimana?" Jimin memotong ucapanku yang terkejut dengan penawarannya.

Aku tak dapat berpikir lebih jika itu menyangkut biaya operasi Seokchul. Apapun itu pasti akanku lakukan untuk penyembuhannya. Walau nyawa taruhannya, aku sudah berjanji pada Eomma bahwa aku akan selalu berusaha untuk membahagiakan Seokchul.

Satu minggu kemudian

"Bagaimana? Kau pasti bisa melakukannya kan Hyung?" Jimin menyadarkanku dari lamunanku.

"Aku memang menyukainya Min..ta-tapi bukan dengan cara seperti itu aku mendekatinya. Tidakkah ini terlalu..."

"Tenanglah Hyung..dia pasti akan jatuh pada pesonamu..kau saja yang terlalu larut dengan penolakannya waktu itu. Jika kau mencobanya sekali lagi dengan pesonamu kau pasti akan mendapatkannya. Aku akan membantumu tapi kau harus ingat semua yang aku tulis kemarin, oke?" selalu jimin memotong ucapanku. Tapi memang apa yang dikatakan Jimin itu benar, aku harus mencobanya sekali lagi.

Saat malam tiba Jimin mengantarkanku ke sebuah rumah mewah salah satu milik appa Jimin. "Hyung tunggulah didalam dia akan segera datang tidak lama lagi. Persiapkan dirimu untuk menyambut kekasih barumu. Dan jangan lupa pakai ini..aku sudah menyiapkan segala sesuatunya didalam kau hanya tinggal menikmatinya bersama kekasihmu."

Setelah aku turun dari mobil Jimin, ia langsung meninggalkanku. Aku mulai memasuki rumah sederhana namun dengan suasana romantis ini. Mungkinkah ia akan menerimaku ditempat ini. Tapi aku harus mendapatkan hatinya untuk Jimin.

Aku memasuki rumah itu, alangkah terkejutnya aku dengan suasana yang ada didalam. Sangat romantis ditengah ruangan sudah ada meja dengan telapak meja berwarna putih yang menutupi hingga lantai. Diatasnya sudah tersedia dua gelas Wine yang belum terisi, piring dengan sendok dan garpu di kedua sisinya tak lupa ada lilin yang menerangi meja itu.

Bagaiman Jimin bisa menyiapkan ini semua untukku. Lalu apa keuntungannya jika aku dapat memiliki dia malam ini. Jeon Jungkok karena kau aku menjadi sangat tertarik untuk melakukan ini. Semoga kau mau menerimaku malam ini, baby.

Dark MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang