Kau tak penasaran dengan orang itu Carra?.."tanya Davnie.
Tentu aku penasaran bodoh.."jawab Carra dengan lemah.
Tiba-tiba...
DAVNIE BERHENTI....."teriak Carra histeris.
Davnie pun meminggirkan mobilnya lalu berhenti mendadak, Davnie sangat kaget dengan suara Carra.
Ada apa?.."tanya Davnie panik.
Aku lupa, Hooddie ku tertinggal di luar loker. Astaga pasti akan di buang jika di temukan petugas kebersihan sekolah, bagaimana ini?.."ucap Carra dengan panik.
Astaga aku fikir apa Carra kau membuatku jantungan. Biarkan saja mungkin besok akan di kembalikan atau di letakan di ruangan kebersihan, besok kita cari ya Carra.."jawab Davnie dengan bernafas lega.
Kalau hilang bagaimana?.."tanya Carra yang matanya sudah memerah.
Tidak kau tenang saja, aku pernah begitu tapi barangku tidak hilang kau tenang ya.."jawab Davnie sambil menenangkan Carra.
Hoodie pink, hanya Hoodie pink tapi itu adalah pemberian ayahnya 2 tahun lalu sebelum kecelakaan itu terjadi yang merengut mata dan ayahnya. Hoodie itulah yang terakhir Carra lihat sebelum matanya mengalami kebutaan akibat kecelakaan, Hoodie itulah pemberian terakhir ayahnya. Entahlah apa rasanya jika itu hilang.
Sudah kau jangan menangis, bagaimana kalau kita ke taman untuk membeli es krim Carra?.."ajak Davnie dengan senyum dan Carra pasti tidak bisa melihat senyum Davnie.
Iya sebaiknya kita langsung pulang saja, biar Came yang membelikan kita es krim. Karena, Came akan marah jika aku pergi ke taman bersamamu. Ia akan panik dan aku tidak mau Came membuatku pusing.."jawab Carra sambil menghapus air matanya.
Baiklah aku akan telfon Came, kau memang calon adik ipar terbaikku Carra.."jawab Davnie sambil tertawa geli.
Davnie jangan bertingkah.."jawab Carra sambil tersenyum.
Halo Came, ini aku Davnie.."ucap Davnie pada Came di sambungan telfonnya.
Ya ada apa Dav?.."jawab Came disana.
Carra meminta belikan es krim saat kau pulang dari toko.."jawab Davnie dengan senyum genitnya.
Aku akan pulang terlambat sekali Dav, kau membelikannya saja dulu. Aku percaya padamu, jaga Carra hingga ku pulang. Kau bisa Dav?.."jawab Came dengan suara memohon.
Baiklah, aku bisa. Aku akan menjaga adikkmu dengan baik.."jawab Davnie yang langsung mematikan sambungan telfonnya.
Davnie pun meletakan ponselnya di tasnya kembali.
Bagaimana Dav?.."tanya Carra.
Dia menyuruhku membelikanmu sayang, dan kau tau Came percaya padaku. Astaga! Aku sunggu kaka ipar yang baik ya Carr.."jawab Davnie dengan suara cerianya.
Oh seperti itu, kita ke toko es krim saja Dav.."jawab Carra.
Baiklah babe,.."jawab Davnie yang langsung menancap gasnya membelah jalan raya.
------
Sepertinya Carra sudah pulang, untung saja Came tidak tahu keberadaanku. Aku tau Came akan mengenalku, dan aku tau pasti Came akan merusak semuanya. Aku tak menyangka Carra adalah adik Cameron Dallas, temanku di Canada padahal setahu ku dia tidak memiliki adik.."ucap Shawn sambil melamun. Lebih baik aku pulang besok aku akan mengikuti Carra lagi.."ucap Shawn sambil berjalan melewati loker siswa namun tiba-tiba Shawn berhenti karena melihat sebuah Hoodie pink yang ia kenal lalu ia mengambilnya, aku tau ini pasti milik Carra harumnya sama saat pertama kita bertemu Carra.."ucap Shawn sambil tersenyum lalu pergi dengan menenteng gitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-SHOW YOU- (Shawn Mendes)
FanfictionKetika cinta tak melihat apapun itulah cinta sesungguhnya. Hanya mendenggarkan suara indahnya Carramela mampu bahagia. Karena mata sesungguhnya di hati-Caramella Dallas-