Baru

15 0 0
                                    

"Shen,gua laper"kata Candy sambil memainkan hand phonenya."laper mah tinggal makan Can,susah banget idup lo"kata Sheni yang juga sibuk sendiri dengan iPad miliknya."Sheni gue laper!"Candy mulai menaikkan nada suaranya."ah elah tinggal bilang lo mau makan apa Can,ntar gue pesenin,di rumah gue mah semua ada!"balas Sheni."gue mau makan nasi goreng pake ayam,sosis,bakso,ama telornya yang banyak"ucap Candy mencerocos."ah,gembul amat lo tong"kata Sheni sambil melangkah menuju pintu."mbaaak si Candy mau nasi goreng komplit yak" "oke non,siap!"kata mbak Tini.Sheni hanya memberikan seulas senyum tipis kepada mbak Tini,lalu ia kembali masuk ke kamarnya."Shen kita tuh dari tadi cuma tiduran,main hp terus sibuk sendiri.Gak ada obrolan gitu?" "Ada sih,tapi gue males ngobrolinnya,ini tentang si Bolip"ungkap Sheni."lu mah kepikiran itu mulu,kapan move on nyaa"kata Candy."ah ntar lah,masih gak ngerti gue sama yang di bilang Alif".
Perkataan Alif yang satu itu memang membuat Sheni penasaran setengah mati.Di dalam benaknya hanyalah 'apa maksudnya?apa maksudnya'.Tak pernah sekalipun ia berhenti memikirkan hal itu.Karena Sheni selalu memikirkan hal itu,sahabatnya Candy jadi ingin tahu apa yang mebuat Sheni penasaran.Padahal yang Candy bayangkan hanyalah sebaris kalimat tanpa arti.

* * *

Pagi ini,Sheni lalui dengan ceria.Ia sudah mulai terlepas dari perkataan Alif yang mematikan itu.Perkataan Alif itu bagaikan lingkaran setan.

Saat pelajaran B.Indonesia Sheni menatap mata Irman lekat-lekat karena,Irman telah menjatuhkan minumannya saat istirahat tadi.Sheni tak henti-hentinya menatap Irman,walaupun Sheni tau Irman sudah merasa malu karena itu.Setelah beberapa detik kemudian Irman memberanikan diri untuk membalas tatapan Sheni.
"Ehmm..jangan tatap-tatapan gitu ah,nanti malah jadi cinta lagi"ucapan Alif itu berhasil membuat Sheni dan Irman tersipu malu,walaupun di antara mereka tidak ada yang spesial.
"Ih,apaan sih?gak lah!najis badai suka sama dia!"balas Sheni yang masih tersipu malu.Sedangkan Irman,ia hanya terdiam,menatap lurus ke depan dengan pipi yang mulai merah membara.
"Ciee Sheni,sekarang sama iman ni yeee.."timpal Candy tiba-tiba.
"Ih sok tau jadi orang lu!"ucap Sheni.
"Alaaah pake ngelak,orang pipinya merah gitu"ucap Candy sembari tertawa melihat pipi Sheni yang mulai memerah.
Sheni kaget mendengar pernyataan Candy,kenapa pipinya memerah?dan jantungnya terasa 10 kali berdetak lebih cepat padahal ia tak mempunyai rasa apapun terhadap Irman?apa mungkin ia jatuh cinta lagi kepada lelaki lain setelah Rio menolaknya?semua itu terasa tak mungkin bagi Sheni.Ia takut hal itu terulang lagi dan membuat ia kembali merasakan luka yang mendalam di hatinya.Mungkin saat ini perasaan dan logika Sheni sedang berperang,untuk menentukan mana yang lebih berhak Sheni pilih.Setidaknya,mungkin Irman tidak akan menolaknya mentah-mentah seperti apa yang dilakukan Rio kepadanya.Tapi itu hanya kemungkinan yang akan terjadi.Bagaimana kalau sebaliknya?bagimana kalau Irman menolaknya dan mungkin akan lebih menyakitkan dari pada Rio?.Sheni hanya bisa mengira-ngira apa yang akan terjadi kepadanya.Tapi,perasaan yang sedang Sheni rasakan ini hanyalah rasa bingung.Setelah sekian ribu pertanyaan yang Sheni punya,pada hari ini Sheni menambahkan satu pertanyaan lagi.Dan pertanyaannya masih sama 'kenapa?'.

* * *

"Shen W pulang duluan yak,soalnya jam 2 ada bimbel,gue" "ok sip,semangka Can!"semangat Sheni kepada Candy,sebetulnya Sheni ingin cepat-cepat naik ke mobil,pulang,masuk ke kamar dan merebahkan diri di atas kasur super besar miliknya,tapi keinginan itu harus ia tahan dulu untuk beberapa saat karena ia di panggil guru sejarahnya ke ruang guru,karena nilainya yang terus-terusan menurun selama semester pertama.Saat gurunya mulai bicara,yang ada di benak Sheni hanyalah 'naik ke mobil,pulang,masuk kamar,tidur'.

"akhirnya pulang juga!hoamm.."ucap Sheni sambil berjalan sempoyongan ke kamar untuk tidur.

Setelah hampir 3 jam Sheni tertidur,Sheni pun terbangun karena suara lemparan batu ke jendela kamarnya.
"Apa sih,ganggu gue tidur aja!"sambil melemparkan bantal yang sedang ia peluk ke arah jendela.
Sheni pun membuka jendelanya,lalu yang ia lihat adalah Irman.
'Ngapain dateng ke sini?bukannya dia gak tau rumah gue ya?'batin Sheni.
"Ngapain lo dateng ke sini?pake lempar lempar batu lagi ke jendela gue,gak bisa pencet bel apa lo?!"ucap Sheni penuh emosi.
"Sorry Shen gue buru-buru,gue mau ngobrol sama lo Shen!"teriak Irman dari luar.
"Gak bisa lewat bbm,line atau apa kek yang lebih praktis daripada harus dateng ke rumah gue?!"
"Gak bisa ini penting Shen!"teriak Irman masih dari luar.
"Ah bodo amat gue,kalo lo mau ngobrol sama gue pokoknya harus lewat bbm atau gak line gak bisa kayak gini!sekarang mendingan lo pergi aja deh daripada gangguin gue!"jelas Sheni panjang lebar.
"Shen si Alif masuk rumah sakit!"tukas Irman.
"Masuk rumah sakit?kenapa?"tanya Sheni.
"Gue juga gak tau Shen,mendingan sekarang lo bareng sama gue pergi ke rumah sakit sekarang!"
"Oke,gue siap-siap dulu bentar"

###
Hello kuh apdet kembalii setelah sekian lama aku menunggu wifi yang gratis dan tahan lama buat apdet ni wattpad.
Oya aku ngambil mulmed buat part ini random jadi jangan protes kalo mulmednya gak selaras sama ceritanya okeh.
Makasih buat yang udah mau follow and vote.
Makasih bangetsss yaaa😘.

Love,sesz_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Waiting.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang