I. Peek

118 5 0
                                    

-Author-















"Aahhhh.. Pelan pelan.. Kumohon lebih cepat Ahhh...."

"Ta.. Haaannnn.. Tung..... Guu..."

"Cepaatt.."

"Aahhhhh..." Teriak kedua cowok tersebut bersamaan dengan suara yang serak.

Terlihat dua tubuh yang saling bertindihan satu dengan yang lainnya. Dua tubuh yang terlihat sangat mengkilap dilumuri dengan keringat membasahi setiap inci bagian tubuhnya,sangat erotis. Dua tubuh pria dewasa tanpa busana yang sedang dimabuk asmara itu begitu menggairahkan.

Dari celah celah pintu yang tidak tertutup terlihatlah sepasang mata sedang terbelalak tanpa sedikitpun mengedipkan matanya. Tanpa disadari sepasang mata dari gadis polos yang baru beranjak remaja memperhatikan semua yang dilakukan dua pria tersebut.

Adegan panas yang telah terjadi di depan mata gadis itu mungkin telah menghipnotis pikirannya dan raganya hingga tidak bisa bergerak dari depan pintu tersebut.

"Bagaimana sayang? Kau sudah puas?" Tanya cowok dengan rambut pirang emasnya dan tubuh atletis yang begitu gagah.

"Tidak akan pernah cukup apabila denganmu." Jawab cowok yang satunya sambil melumat bibir cowok lainnya.

Selayaknya orang yang sedang memadu kasih,cowok berambut merah kecokelatan dengan mata cokelat terang emas memeluk erat kekasihnya tersebut seperti tidak pernah bertemu ratusan tahun lamanya.
Kemudian permainan kedua cowok tersebut berlanjut,menimbulkan kegaduhan yang membuat siapa saja menoleh untuk melihatnya.

Dreeet.. Dreett.. Dreeet.. Dreeet..
Getaran handphone di dalam tas gadis itu membuatnya tersadar kembali ke kenyataan.

"Ini gila. Kenapa aku harus mengintip?" Dengus gadis tersebut sambil berlalu pergi dari depan pintu.

Tap.. Tap.. Tap.. Tap.. Tap..
Gadis itu berjalan begitu cepat hingga menimbulkan suara nyaring dari hentakan sepatu hak tingginya dengan lantai yang ia pijak.

"Aaahhhhhh... Gilaa.. Gilllaa.. Bagaimana bisa aku melihat kejadian seperti tadi? Tidak! Memang aku yang mengintipnya. Tapi,kan mereka yang membuat suara suara aneh." Cerocos gadis itu tak karuan tanpa mengurangi kecepatan berjalannya.

Gadis tersebut memasuki lift sendirian sambil terus ngedumel dan menekan lantai paling bawah,underground. Waktu dan keheningan selama di dalam lift membuat gadia itu mengingat kembali apa yang baru saja dilihatnya. Sesuatu yang baru pertama kali seumur hidupnya dilihat dan membuat jantungnya berdegup sangat kencang.

"Kenapa aku yang hanya melihat saja sampai berkeringat? Aneh!" Kata gadis tersebut sambil menyeka keringat di dahinya dengan tissue.

Ting.
Pintu lift terbuka dan menampakkan tempat parkir yang begitu luas.

"Kamu kemana saja Naomi? Kamu mau pulang atau tidak hah? Mama papa sudah menunggu di mobil tahu!" Teriak seorang cowok bersetelan tuxedo warna putih sambil menggandengku.

"Lho.. Pestanya sudah selesai dari tadi kah ko?" Tanya gadis tersebut dengan wajah melongo.

"Bahkan sudah dari satu jam yang lalu pestanya sudah selesai. Kamu tadi dimana? Kok daritadi di pesta kamu tidak kelihatan?" Tanya cowok itu sambil membuka pintu mobil.

Belum sempat gadis itu menjawab pertanyaan saudaranya dia sudah diberondong dengan berbagai pertanyaan oleh orang yang ada di dalam mobil.

"Kemana saja kamu? Ini sudah jam 12 malam,mama sudah ngantuk ini." Tanya wanita paro baya yang masih terlihat cantik meskipun ada kerut di mata dan dahinya.

"Tadi aku cuma keliling keliling aja kok ma." Jawab gadis tersebut.

"Kan papa sudah bilang jangan sembarangan keliling keliling di tempat asing." Kata pria berkumis tebal dan bersetelah tuxedo hitam yang elegan.

"Kan aku.." Belum sempat gadis itu membela dirinya,kata katanya sudah disanggah lagi.

"Kita kan cuma ke pesta pernikahan di sebuah hotel. Emang apa yang mau kamu lihat lihat di hotel? Ranjang? Kursi?" Tukas saudara gadis tersebut dengan senyum jahilnya.

''Ah terserahlah."
Mata gadis itu menerawang jauh melihat gedung tinggi yang semakin lama semakin tidak terlihat.

Malam ini gadis itu dan keluarganya sedang menghadiri sebuah pesta pernikahan di sebuah hotel bintang lima. Tidak hanya seni arsitekrur yang memanjakan mata yang dilihat oleh gadis tersebut melainkan sesuatu adegan dewasa yang begitu melekat di pikirannya.

Sementara itu di dalam salah satu kamar di hotel berbintang lima itu terlihat dua insan yang masih asik bergumul dengan aktifitasnya.

"Hei,kamarnya belum tertutup tahu!" Teriak cowok dengan rambut pirang sambil menarik selimut ke arah tubuhnya.

"Ah,biarkan. Biarkan saja orang lain melihat kita,toh kita juga tidak melakukan hal yang salah bukan." Jawab cowok yang malah membuka lebar lebar pintu di depannya.

"Tutup! Aku malu."

"Jadi kamu malu sayang?" Tanya cowok dengan rambut merah kecokelatan yang langsung memeluk orang yang sedang tersipu sipu di atas ranjang tersebut.

Begitulah satu malam yang panjang berakhir,satu malam yang akan mempengaruhi masa depan. Yang akan mempengaruhi persepsi,cinta hingga keluarga.

Sweet DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang