Only you don't know part 2
Abi POV.
Satu minggu sudah setelah kejadian itu. Rumah ini begitu sepi, lebih sepi dari sebelumnya. Karena sebelumnya masih ada dia yang menemaniku. Dia Tania istriku, istri yang kunikahi secara sah baik agama maupun hukum negara ini.
Empat tahun pernikahan kami, kami tidak mendapatkan momongan. Awalnya kami masih bisa menerima itu, bahkan itu membuat hubungan kami jadi lebih intim. Kami berusaha secara alami maupun melalui jalur alternatif. Tapi, tetap saja tidak membuahkan hasil. Lama kelamaan kami juga menginginkan kehadiran bayi mungil di kehidupan rumah tangga kami. Apalagi kalau melihat sodara atau teman-teman yang sudah diberi momongan lebih dulu daripada kami. Kami jadi risih sendiri terutama aku.
Tania terlihat lebih tabah dariku untuk masalah ini, walaupun aku tahu dia juga sebenarnya sangat ingin memiliki buah hati kami. Tapi hal itu tak kunjung datang hingga ia memutuskan merenggang nyawa di kamar kami dengan menelan banyak pil tidur.
Aku tak tahu apa penyebab pasti ia meninggalkanku sendirian di dunia ini. Terakhir kulihat dia masih tersenyum kepadaku. Menyiapkan kebutuhanku untuk kerja, sarapanku dan bahkan ia memakaikan dasiku dengan senyum manis di wajahnya untukku. Tapi ternyata itu adalah hal terakhir yang ia lakukan untukku. Sebenarnya kenapa ia tega meninggalkanku sendirian di sini.
Selama ini, Aku habiskan waktuku untuk mencari uang sebanyak mungkin untuknya. Kuhabiskan waktuku dikantor mengurusi pekerjaan yang menumpuk setiap hari bahkan di hari liburpun ku masih mengerjakannya, Ku relakan diriku meninggalkannya di rumah sendirian untuk pergi ke luar kota beberapa hari untuk bekerja . Kuharap aku bisa memenuhi kebutuhannya secara penuh agar ia tidak terlalu memusingkan kekurangan pernikahan kami yaitu kehadiran buah hati kami.
Semua yang kulakukan selama ini adalah untuknya, hanya untuknya. DIA TANIA ,ISTRIKU. ONLY SHE, MY BELOVED WIFE FOREVER.
*** OYDK ***
Flashback on
Beberapa hari ini ku habiskan waktuku di luar kota karena peluncuran Toko baru kami di sana. Aku hanya sesekali menanyakan kabar Tania di sela-sela waktu kerjaku. Tania membalasnya dengan baik setiap ku menanyakannya, jadi tak ada yang ku perlu khawatirkan tentangnya.
Aku berlari kecil menuju rumahku setelah memarkirkan mobilku di garasi. Ku langsung menuju kamarku melewati beberapa anak tangga dan beberapa ruangan lainnya sampai juga di depan pintu kamarku dan istriku Tania.
Berdebar jantung ku rasakan. Rasanya sudah lama sekali aku tidak menemuinya. Akhir-akhir ini aku sering memimpikannya di dalam tidurku menemani malam-malam sepiku di luar kota. dan itu membuatku semakin merindukannya.
"Tania.. " panggilku. dan ia tidak menjawabnya.
Kamar kami sangat gelap, kekhawatiran mulai menyelimutiku..
" Tania.. Sayang.. " kupanggil ia sekali lagi.. kuhampiri ia yang kupikir ia pasti sedang di atas kasur. benar adanya, dia sedang terbaring di atas kasur. Langsung kupeluk tubuhnya.
Freeze..
Dingin sekali tubuhnya seperti membeku. kenapa dia? aku rasa AC di kamar kami tidak begitu dingin kurasakan di kulitku malah terasa hangat.
Langsung kunyalakan lampu kecil di atas nakas. Mataku membelalak, karena yang kulihat tentangnya sekarang adalah,
Istriku membeku.
Kulitnya memucat seperti orang mati.
Dan, beberapa butir obat bertaburan di samping tempatnya di atas kasur persis di samping tangan istriku. Tangan sebelahnya terletak dekat gelas kosong yang sudah tumpah isinya di kasur.
YOU ARE READING
ONLY YOU DON'T KNOW
Lãng mạnDimana rasa itu, rasa kita yang menyatu dulu. Hambar kulihat dirimu terhadapku. Apa ini, kau membawa perempuan lain ke kamar kita? Bagaimana kau bisa sejahat itu kepadaku.