Zara

55 15 7
                                    

"Hai Lea,"

Aku sontak tercekat ketika melihat seorang gadis berambut pirang dengan mata biru yang tiba-tiba saja menyapaku, yang lebih mengejutkan adalah, dia menyebut namaku. Ia benar-benar menyebut namaku.

Sesaat aku akan berteriak, gadis itu seperti menahanku untuk berteriak, Ia menatapku cemas.

"Jangan takut Lea, aku tidak akan menyakiti mu. Jangan berteriak aku mohon, ssstt.."

Ia mendekat padaku, gadis itu menempelkan telunjuknya pada bibirku. Nafasku tertahan, mataku semakin terbelalak ketika gadis itu hanya berjarak belasan sentimeter dari tubuhku. Rupanya memang tidak menakutkan, tapi transformasinya dari sebuah lonceng menjadi seorang manusia sukses membuat seluruh bulu kudukku berdiri.

Gadis itu menatapku, "Mungkin sulit bagimu untuk mempercayai ini. Tapi percayalah padaku, sungguh aku tidak akan menyakitimu."

Perlahan aku melangkah mundur, "S.. Siapa kau? Apa mau mu? M.. Mengapa bisa s.. Seperti tadi?"

Gadis itu perlahan bergerak menjauh, Ia tersenyum canggung padaku. "Ini.. Memang agak sulit untuk dijelaskan dan kejadian yang baru saja terjadi, memang agak sulit untuk dipercaya"

Ia menghela nafas, kemudian tersenyum, senyumnya kini tak canggung lagi. "Pertama-tama perkenalkan namaku adalah Zara, Zara blue."

Ia mengulurkan tangannya padaku. Aku memandanginya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tidak ada yang aneh darinya, perawakannya wajar seperti gadis biasa. Ia sedikit lebih tinggi dariku, rambutnya pirang dan matanya biru terang, hidungnya mancung dan pipinya kemrahan. Ia memakai gaun selutut yang warnanya senada dengan kotak yang kutemukan tadi. Benar-benar tidak ada yang aneh, tetapi aku tetap bingung dan tidak mengetahui makhluk apakah dia sebenarnya.

Ia menurunkan tangannya karena aku terlalu lama berdiam diri menatapnya. Ia berdeham,

"Oke, memang masih sulit bagimu. Tidak apa-apa. Aku juga sama sepertimu dulu, bahkan responku lebih buruk darimu,"

Aku hanya terdiam, berusaha mencerna setiap kata-kata Zara yang sulit ku mengerti. Dulu? Apa maksudnya dari kata dulu?

"Aku juga sama manusia sepertimu Lea, aku juga remaja sepertimu. Aku seumur denganmu."

"Bagaimana kau bisa tau namaku?" Hanya pertanyaan itu yang sejak tadi paling mengganggu pikiranku.

"Ceritanya panjang, kotak takdir itu yang memberitahuku. Kau adalah takdir selanjutnya,"

Aku mengerutkan keningku, 'Takdir? Takdir apa?"

"Leana.."

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarku, Ibuku memanggilku. Sontak aku terkejut dan bingung, bagaimana jika Ibu melihat Zara tiba-tiba ada disini? Akan lebih panjang urusannya jika Ibu tau.

"Aku akan menghilang untuk saat ini, situasinya tidak aman. Aku akan kembali jika situasi sudah aman nanti. Panggil saja namaku dan bunyikan loncengnya jika kau ingin berbicara kembali denganku."

Aku langsung mengangguk cepat, syukurlah gadis ini tidak menyusahkanku. Dalam sekejap, Zara menghilang digantikan oleh sebuah lonceng kecil yang kutemukan tadi. Aku menelan ludah melihat lonceng kecil itu, masih setengah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

"Leana.. Apa kau didalam?"

Aku tersadar dari lamunanku, aku segera bergegas merapikan dan menyembunyikan kotak pastel tersebut dibawah ranjangku.

"Sebentar bu.." Sahutku.

Aku bergegas membuka pintu kamarku.

"Lea kau sedang apa? Mengapa lama sekali?"

Me and AliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang