1

169 7 1
                                    


Pagi ini tak seperti biasanya,burung-burung yang biasanya menari dan bernyanyi di cakrawala tak nampak. Sang Surya tak terlihat dari sudut pandang mata.Udara dingin menyapa kulitnya."Hari ini mungkin turun hujan" Gumam Eliot dalam hati. Namun, perasaan cemas terus menghantui dirinya.Untuk menghilangkan kecemasan, ia kembali ke ranjang dan berniat untuk melanjutkan tidur. Detak jantungnya terus berdegub kencang.

Keringat dingin tak terasa membasahi tubuhnya,tangannya mulai bergetar dan tubuhnya terasa lesu."Mah... Mah..." teriaknya lemas. "Mah.. ? " teriaknya lagi namun tak ada respon.Sesaat kemudian ia teringat bahwa hari ini ibunya pergi ke rumah tantenya untuk beberapa hari.

Eliotpun menyingkap selimut yang ia kenakan dan bangkit dari ranjang.Selangkah ia di depan pintu, Jeduar..Jeduar..
Gemuruh petir yang menyambar-nyambar yang sontak membuat jantungnya nyaris copot.Lampu tiba-tiba padam, yang membuat pandangan Eliot Menjadi redup.Hanya kilat yang menyala-nyala menjadi satu-satunya sumber cahaya. Belum habis rasa kagetnya,

Ngiiiikkk...

Pintu yang ada di hadapannya tiba-tiba terbuka.Mata Eliot Seketika terbelalak, mulutnya terbuka mengangah,seakan tak percaya apa yang ia lihat barusan.

"Ini hanya mimpi,ini hanya mimpi." pintanya seraya menampar pipinya.

Tap.. Tap.. Tap..

Suara langkah kaki yang semakin mendekat. "Siapa itu ?!!!" Teriak Eliot. Eliot memundurkan langkahnya.Ada sosok bayangan di sana,bayangan itu semakin mendekat dan mendekat hingga tak terasa bayangan itu sudah berada dihadapannya. Eliot ingin berteriak namun rahangnya terasa kaku,Eliot ingin meronta namun tangannya tak bisa digerakkan. Ia pasrah, sekecamuk pertanyaan berada di pikirannya.

Bayangan dihadapannya hilang entah kemana,Eliot bernafas lega.Ia lantas meraih smartphone yang berada di atas meja. Namun,Eliot kaget bukan main.
Tumpahan darah segar berada di atas meja yang mengurungkan niatnya. Ia berlari keluar kamar,menuruni tangga hingga langkahnya terhenti di 3 anak tangga terakhir.

Ia menyipitkan matanya,melihat apa yang ada dihadapannya. Seorang nenek tua mengesot di lantai, ia membawa sebilah pisau. Nenek itu menoleh kepadanya yang membuat jantung Eliot kembali berdegub kencang. Ia melangkah kebelakang berusaha tuk melarikan diri. Nenek itu terus menghampirinya , berusaha menaiki tangga. Tapi tak bisa, nenek itu lantas menancapkan pisau itu di anak tangga terakhir sembari melukiskan senyuman penuh misterinya.

Nenek itu tiba-tiba menghilang membawa jutaan tanda tanya.Eliot mengendap-endap menuruni tangga, Ia mencoba meraih pisau yang tadi ditancapkan nenek itu.Ia teringat sesuatu, Pisau yang ia genggam saat itu adalah pisau yang ada di Mimpinya. Itu terlihat jelas dari Lambang yang berada di gagang nya.

Pisau itu ditaruhnya disaku celana,dan ia kembali berjalan,berjalan menyusuri ruang tamu.Dan ia mendapati lagi nenek tadi,dengan segera Eliot bersembunyi dibalik sofa.
Berharap nenek itu tak melihatnya. Ia kemudian merangkak menuju pintu keluar.

Akhirnya ia bisa keluar tanpa disadari.Di luar hujannya sangat deras.Ia berpikir sejenak, "Kemana aku pergi ?"
Hingga ia memutuskan pergi ke rumah sahabatnya,Nia.

Eliot berlari menyusuri jalan yang kosong,dengan hati yang ketakutan,keheranan,dan rasa panik semua bercampur menjadi satu yang membuat Eliot stres.
Ia terus berlari,tanpa memerhatikan apa yang ada di hadapannya. Eliot tersandung dan terjatuh. "Aduuhh.." Erangan yang terucap dilidahnya. Ia merasa kedinginan, badannya menggigil,ia tak sanggup berdiri lagi. Harapannya sirna pudar oleh tergerusnya air hujan.

Telinganya berdengung hebat,hingga suara hujan tak terdengar.Ia mencoba bangkit,tapi terjatuh.Ia mencoba lagi dengan mengerahkan seluruh kekuatannya.Akhirnya ia bisa berdiri. Ia mencoba berjalan walaupun tertatih-tatih ia tetap berusaha. Pandangannya mulai kabur.Hingga ia terjatuh lagi.

"Mah.. ada yang pingsan di depan rumah" Teriak gadis perempuan dari dalam rumah yang melihatnya dibalik kaca.

"Cepat suruh ayahmu bawa kedalam".

Pintu rumah itu terbuka, keluar Seorang pria tegap dan seorang gadis yang membawa payung.

"Dia sangat lemas." ucap pria itu yang menggendong Eliot masuk ke rumah.

"Ohh.. Tidak... dia... dia.. Eliot" teriak gadis itu histeris,Nia.

Eliot terbaring di atas Sofa,dia menggigil.Namun,suhu tubuhnya sangat panas."cepat ambilkan handuk!!" perintah ayah Nia.

"Baik pah.." Nia lantas berlari mengambil handuk.

"Ada apa dengan anak ini?" ucap ayah Nia terheran-heran

Nia kembali dengan membawa handuk dan sarung.Dipakaikan lah handuk itu,ibu Nia datang dengan membawa segelas air hangat.Lalu air itu diberikan kepada Eliot, "Minumlah..."
Eliot meneguk air itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu nak ?" tanya ayah Nia

Eliot hanya terdiam, tanpa mengatakan sepatah katapun.
"Yasudah,kamu tidur saja.Mungkin kamu masih shock".

Nia heran melihat tingkah laku Sahabatnya itu.Nia ingat bahwa Eliot sudah seminggu tidak masuk sekolah.

Nia dan Ayahnya beranjak meninggalkan Eliot,dan akhirnya Eliot tertidur pulas.

Di Balik TopengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang