Hari yang cerah untuk mengawali pagi yang indah ini terdengar suara kicauan cabe-cabean yang bawa satu motor tapi bonceng tiga, matahari juga tampaknya sudah tidak malu-malu lagi untuk menampakkan sinarnya. Oh iya perkenalkan namaku adalah Putro Widyodiningrat, namaku memang terdengar jadul dan tidak mengikuti perkembangan zaman yang dinamis meskipun namaku seperti nama orang bangsawan Jawa atau ningrat tapi sebenarnya aku hanya anak biasa yang dilahirkan dan diberi nama oleh bapak yang suka nonton wayang kulit dan ibu yang suka nonton Uttaran, akhirnya jadilah aku yang menjadi perpaduan dari orang tuaku yang gemar main game sama nonton anime. Aku tinggal disebuah desa diprovinsi Jawa Timur dan nama desanya pun terbilang aneh, Kunir adalah nama desaku bagi orang Jawa Kunir itu berarti kunyit tapi dibalik nama yang aneh pasti memiliki arti dan sejarah yang sangat berarti aku pun tidak terlalu tahu tentang sejarahnya karena aku baru pindah dari luar kota dua tahun yang lalu. Aku masih bersekolah dan masih kelas dua SMA aku juga memilih SMA yang dekat dengan rumahku yaitu SMAN Kunir, sekolahku sebenarnya terbilang biasa-biasa saja tapi SMA Kunir adalah sekolah SMA terfavorit di desaku karena di desaku hanya memiliki satu sekolah SMA saja sebenarnya ada sekolah lain tapi itu bukan SMA melainkan SMK dan MA. Oh iya walaupun aku tinggal di desa namun desa yang aku tempati tidak mirip seperti desa bagiku karena banyak cabe-cabean dan terong-terongan yang lalu lalang, Minimarket, Supermarket, bahkan Mall.
Seperti biasa aku berangkat sekolah dengan berjalan kaki jarak rumahku sampai sekolah hanya kurang lebih 1 km bila melewati jalan raya tapi bila jalan melewati sawahan jaraknya jadi kurang dari 1 km. Yap! Sekolahku memang mewah alias mepet sawah tapi itu hal yang aku sukai karena sangat menyejukkan hati bila dikelilingi oleh tumbuhan hijau. Tidak terasa aku berjalan akhirnya sampai ke sekolah, aku langsung menuju kelasku XI IPS 1 tampaknya ibuku membohongiku lagi
"Bangun kesiangan apanya coba? Di sekolah juga masih sepi seperti hatiku" aku mendesah didalam kelas karena tidak merasakan adanya tanda-tanda kehidupan karena kelas masih sepi aku jadi melakukan rutinitasku kalau datang terlalu pagi yaitu memeriksa laci meja milik teman sekelasku dan mengambil isinya bila itu terlihat penting bagiku seperti beberapa hari yang lalu aku menemukan pulpen, tipe x, sama cokelat masih utuh tapi entah kenapa aku langsung sakit perut setelah memakan cokelat itu setelah aku tanya yang empunya meja ternyata itu bukan cokelat miliknya melainkan cokelat itu sudah ada sejak pertama kali masuk ke kelas itu tapi ketika aku tanya kenapa tidak dibuang saja dia hanya menjawab takut dapat kutukan karena dia percaya bahwa itu adalah cokelat dari jomblo yang mati karena menyelamatkan wanita yang mau tertabrak traktor jadilah dia yang tertabrak sebenarnya tidak tertabrak tapi dia mati karena terkejut mengira dirinya akan ditabrak traktor sambil ngompol. Okelah abaikan cerita tidak jelas tadi sebenarnya aku heran hampir seluruh laci meja aku periksa tapi nihil aku tidak mendapatkan barang satu pun hingga akhirnya menyisakan satu buah meja yang belum aku periksa dengan harap-harap cemas aku perlahan mendekati meja itu dan melihat isi dari laci tersebut
"Akhirnya" ucapku setelah mendapatkan pensil dengan bersusah payah sebenarnya gak ada susahnya sih.
"Ngapain kamu Put kok seneng banget megang pensil sendiri kaya anak kecil yang habis dibeliin mainan sama ibunya?" terdengar suara orang yang sepertinya sengaja sekali memecahkan kebahagiaanku.
Oh ternyata Aprillia dia adalah teman satu kelasku dia seperti wanita pada umumnya tapi dia suka baca cerita di Wattpad, katanya sih dia suka cerita yang bergenre romance, teenlit, sama humor. Aku tidak terlalu mengerti apa bagusnya baca cerita-cerita tanpa gambar seperti itu, apa dia tidak pusing membaca bacaan sebegitu banyaknya tapi entahlah aku tidak mau ikut campur urusan orang.
"Gak ada sih, ini aku nemu pensil di laci orang Lia mueheheh" jawabku tanpa dosa.
"Lah?"
"Lah apaan coba Lia?"
"Itukan laci meja kamu sendiri"
"Hah? Masa iya?" aku membolak-balikan pensilku dan benar saja ada namaku dipensil itu, hilanglah kebahagiaan yang telah aku kumpulkan sejak tadi.
"Dasar bego" ejek Lia padaku.
Aku tidak memperdulikan perkataannya, aku terlalu sedih karena tidak mendapatkan barang apapun dari peluang emas ini, Apakah ini karma karena aku makan cokelat jomblo itu? Apakah dia tidak puas membuat diriku menjadi mencret-mencret? Ah aku terlalu mengkhayal gara-gara mimpi absurd tadi malam. Selang beberapa menit kelasku mulai ramai dan rutinitas contek-mencontek PR pun sedang terjadi, untunglah aku tadi malam sudah mengerjakan PR jadi aku hanya bersantai dan duduk dikursiku.
Bel tanda masuk telah berbunyi disaat itu para murid mulai panik dan aku hanya bisa tertawa dan menyombongkan diriku karena untuk pertama kalinya aku tidak mengerjakan PR di sekolah. Para guru sudah mulai masuk ke kelas masing-masing untuk mengajar tapi ada satu hal yang membuatku agak bigung.
"Eh Zeon itu ngapain ya pak Dayan masuk kelas kita? Emang ada pelajaran MTK ya?" aku bertanya kepada teman yang satu bangku denganku, tidak ada yang spesial darinya. Dia hanya sama seperti lelaki biasa kecuali jomblo tingkat dewanya yang membuatku terkagum-kagum padanya, katanya dia belum pernah merasakan suka sama cewe ataupun, cowo?
"Sekarangkan emang pelajaran MTK" jawab Zeon santai.
"Bukannya sekarang pelajaran Seni Budaya ya?" tanyaku panik.
"Kan Seni Budaya itu kemarin o'on" jawab Zeon agak kesal.
"Lah terus aku salah ngerjain PR dong" aku kepanikan baru sadar bahwa salah membaca jadwal pelajaran.
Pak guru menyerukan kami untuk mengumpulkan PR minggu lalu, aku hanya bisa pasrah menghadapi semua ini. Mau tidak mau aku harus mengumpulkan PR meskipun sebenarnya aku mengumpulkan buku gambar bukan buku MTK dan alhasil aku tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran sampai bel pergantian mata pelajaran karena tidak diperbolehkan masuk kelas jadi sebaiknya aku berkeliling saja sebenarnya berkeliling mengelilingi lapangan 10 kali atas perintah pak Dayan. Aku heran apakah semua guru MTK memang kejam-kejam ya? Setelah berlari 10 kali keliling lapangan aku jadi ingin ke toilet untuk ritual didalam WC alias BAB. Ketika didalam WC aku seperti mendengar suara langkah kaki seseorang dan masuk kepintu disebelah ruangan ritualku mungkin dia hanya ingin ritual juga.
"Ah lega akhirnya bisa mengeluarkan kekuatan yang telah terpendam" ucapku sambil mengelus perutku.
"BRUKKK!" suara tabrakan pun terjadi hingga tak dapat dihindari
"Eh maaf-maaf aku udah kebelet jadi gak liat kalau ada orang" ucap seseorang seperti terburu-buru mau ritual juga.
"Iya gak papa bro lanjutkan petualangannya" orang itu pergi sepertinya kebingungan mendengarkan ucapanku atau otaknya sedang tidak berada dikepala melainkan berada diperutnya.
Aneh kenapa hari ini rasanya banyak yang mau ritual barengan ya? Akhirnya penderitaanku berakhir bersamaan dengan berbunyinya bel pergantian jam pelajaran, aku segera berlari menuju kelasku untuk menghadapi mata pelajaran selanjutnya. Aku melihat teman-temanku sepertinya sedang santai-santai saja seolah tidak peduli dengan belajaran yang sebentar lagi akan berlangsung, ada yang tiduran, makan camilan, ngerumpi, main HP, baca cerita, bahkan ada yang mojok di kelas.
"Eh Ron emang sekarang jam kosong ya?" aku menanyai Roni yang sedang sibuk main HP nya. Roni adalah salah satu sahabatku, Zeon juga tapi alasanku kenapa memilih duduk dengan Zeon adalah karena Roni sama sekali tidak suka diajak becanda kalau saat kondisi belajar mengajar berlangsung. Roni adalah Murid terpintar di kelasku dan dia hanya menyukai hal yang logis saja sepertinya.
"Oh" jawab Roni.
"Bangke ni anak, aku ngomong apa dia jawab apa!" ucapku kesal.
"Sorry tro, tadi kamu ngomong apa?" sambil menaruh HP kedalam sakunya.
"Gurunya sekarang gak ada tah?" tanyaku menahan kesal.
"Ada tapi lagi gak ngajar soalnya lagi rapat" jawabnya santai.
"Oh begitu, mulai kapan rapatnya? Tanyaku lagi sambil manggut-manggut tanda mengerti.
"Mulai kamu keliling lapangan tadi"
"HAH? TERUS KALIAN SATU KELAS KOK GAK ADA YANG NYURUH BERHENTI???!!!" teriakku memenuhi seisi ruangan kelas, mereka semua terdiam lalu dalam hitungan 1, 2, 3 mereka kembali sibuk dengan kegiatan mereka kembali. Sepertinya mereka mengacuhkanku dan tidak memperdulikanku sungguh menyedihkan diriku hari ini.
"Bukannya tadi kamu sendiri dipanggilin pak Dayan suruh berhenti lari tapi kamu malah keliatan kaya milih lari keliling lapangan dari pada diajarin MTK sama pak Dayan" timpal seorang wanita yang menjawab semua kekesalanku. Marisa itu adalah namanya dia adalah salah satu wanita aneh dikelas yang bersahabat dengan wanita aneh lainnya yang tidak lain adalah Aprillia, mereka berdua menyukai cerita-cerita di Wattpad hanya bedanya si Marisa lebih suka genre yang lebih ekstrim seperti pembunuhan, penyiksaan, tumbal, dan tek tek bengek lainnya.
"Oh pantesan tadi aku kaya denger suara pak Dayan manggil tapi ngomong-ngomong kok tumben pak Dayan mau nyuruh aku berhenti lari?" tanyaku heran.
"Itu karena tadi ada bu Fika yang manggil pak Dayan untuk rapat jadi pak Dayan kayanya mau jaga imagenya biar kelihatan baik didepan bu Fika" jawab Zeon tiba-tiba muncul mendekatiku.
"Dasar srigala berbulu mata palsu" ucapku kesal.
Pak Dayan memanglah belum menikah mungkin dia tidak menikah karena mengejar cintanya bu Fika meskipun sudah sering ditolak dengan halus oleh bu Fika tapi memang sih bu Fika cukup manis juga jadi wajar pak Dayan mengejarnya kadang aku merasa iba kepada pak Dayan karena aku merasa seperti teman seperjuangan yang selalu sulit mendapatkan hati seorang wanita tapi juga kadang aku merasa seperti dikhianati oleh pak Dayan karena selalu memberikan PR dan menyuruhku lari setiap aku tidak mengerjakannya.Ketika kami telah hanyut dalam obrolan kami tiba-tiba aku samar-samar dan semakin jelas mendengar teriakan minta tolong dari seorang murid laki-laki, kami para murid bahkan para guru berhamburan keluar dari ruangan masing-masing untuk mengetahui yang tengah terjadi. Ternyata terjadi kasus bunuh diri didalam toilet laki-laki, aku masih belum tahu siapa yang bunuh diri karena para guru tidak membiarkan kami mendekati toilet dan menyuruh kami agar kembali masuk kelas dan setengah jam kemudian polisi mulai berdatangan tapi entah kenapa aku merasakan firasat yang buruk seperti ada yang ganjil apakah ini adalah kejadian benar-benar bunuh diri atau pembunuhan?
~~~~~~~~~~~
Ini adalah cerita pertama saya dan saya harap kalian menyukainya :)