25 Maret 2016
00:33
Bukan malam mereka kata, namun dini hari. Tapi tak salah juga kan bila buah fikirku berkata ini malam?
Ditemani satu cangkir kopi, satu kisah ikut berlarut dalam malam. Ah, bosan aku merindu bila ia tak balik rindu.
Guyon. Guyon bila ia turut merindu, sungguh aku tahu betul apa yang selalu ia rasakan.
Rindu, ya, ia selalu merasakan rindu, tapi.. Ah mengapa harus ada 'tapi'. Tapi, ia rindu untuk siapa? Bukan untukku.
Tentulah masih banyak yang harus kuperjuangkan untuk dapat dirindu!
Keluhan benakku terdengar jelas, layaknya segercik air pada malam, ia murni.
Aku dengar benakku berkata, "Masih terlalu banyak yang harus kau perjuangkan, berhentilah! Ia miskin apresiasi, Buta!"
YOU ARE READING
Menjauh
Non-FictionAku teringat pada apa yang telah kulewati, saat kamu abaikan segala usahaku untuk singgah dihatimu Lalu aku-pun tersadar bahwa segalanya sia-sia.