[1]
S A T U
---
"Ini adalah sebuah misi yang saaangaat rahasia." Pria tua bangkot yang duduk diatas meja sambil menyilangkan kakinya, berucap.
"Semua misi yang diberikan padaku adalah rahasia. Jadi kau jangan banyak omong sebelum aku kesal dan malahan kau yang menjadi TARGETKU SELANJUTNYA!!" Pria didepannya ikut berucap. Tatapannya murka. Bagaimana tidak? Sedari tadi pria tua bangkot didepannya itu terus mengoceh tanpa arah yang jelas. Awalnya dia bisa terima, tapi lama-lama? Dia seperti kacung yang bertugas hanya mendengarkan tuannya berkata.
"HAHAHAHAHAAHAHA." Si tua bangkot itu tertawa menggelegar. Mulutnya terbuka lebar. Membuat pria didepannya semakin tidak suka. Dia mempertajam padangannya lagi demi membuat si tua bangka mengatakan inti pembicaraan mereka.
Merasa dirinya ditatap tajam, si tua bangkot berhenti tertawa dan berucap. "Oke, oke. Sebelumnya kau harus tahu dulu Sparow kecil, targetmu selanjutnya ini adalah orang yang paliiing aku tid-" Ucapannya terhenti setelah pria muda, tampan didepannya mencodongkan pistol kearah pelipisnya.
"Cepat katakan saja siapa orang yang kau ingin aku tuntaskan! Aku menyelesaikannya, kau puas dan aku mendapatkan bayaranku. Selesai. Kita sama-sama untung!" Tatapannya semakin tajam, mengubah wajahnya yang tampan menjadi menyeramkan.
"Baik. Baik. Sparow kecil,~" ujarnya sambil merogoh saku jasnya. "~Ini! Aku ingin kau menuntaskannya." Lanjutnya mengeluarkan sebuah foto.
Menyernyit. Pria yang terus-terusan dipanggil 'Sparow kecil oleh pria tua bangkot itu menautkan alisnya. "Wanita?"
"Hmmm." Tua bangkot mengangguk. "Cantik bukan?"
"Kau ingin aku meuntaskannya?"
"Ya. Dia akan menjadi wanita pertama dalam catatan misimu?! HAHAHAHA."
Dia kembali berucap dengan tertawa tidak menyenangkan. Dan dia juga kembali mendapat tatapan tajam dari si 'Sparow kecil."Hey hey, Sparow kec-"
"Berhenti memanggilku seperti itu! Dasar tua bangkot!"
"Baiklah Sparow, HAHAHA lucu sekali kau dipanggil Sparow kecil. Padahal umurmu itu sudah hampir kepala tiga! HAHAHAHA"
"Aku akan menembak mulut besarmu itu, Berlyn!"
"HAHAHAHAAHA." Berlyn kembali tertawa. "Bunuh dia untukku, Sparow kecil, Paman!"
---
Membelalak. Pria itu terjungkit dari tidurnya, mimpi itu lagii~
Dia seperti sehabis melihat gambaran dirinya waktu itu. Dimana tatapannya setajam elang, dan hasratnya berkobar saat mendapatkan misi baru membunuh orang. Oh~ sialnya."Heeeyy~" Wajahnya menoleh kearah seorang wanita yang sedang tiduran diranjang. Matanya terbuka, suaranya parau.
Dia menidurkan kembali tubuhnya disamping wanita itu. Memiringkan tubuhnya agar berhadapan dengan wanita disampingnya.
"Heey? Apa aku mengganggu tidurmu, Honey?" Suaranya bergetar parau. Ada kecemasan dalam nada bicaranya.
"Sama sekali tidak. Aku memang tidak bisa tidur dari tadi, jadi tadi saat aku merasakan tidurmu gelisah, aku jadi terbangun." Jelas wanitanya. "Kamu mimpi buruk lagi, hm?""Yeah~"
"Kali ini mimpi tentang apa?"
"Bukan hal yang penting, kok." Dia mengelak, tidak ingin mengatakannya. Bagaimana mungkin dia mengatakannya kan? Mengatakan bahwa wanita difoto dalam mimpinya itu adalah wanita yang kini tengah ia belai surai rambutnya? Mengatakan bahwa wanita dalam foto yang ingin dia bunuh itu kini tengah ia tatap selembut mungkin? Jangan bodoh!
"Jaaack~"
"Jennifer, please. Tidur lagi yah?"
Pasrah, Jennifer mengangguk menyetujui. "Lain kali, kalau ada masalah cerita, ya?" Ia berucap, dan Jack hanya megangguk menanggapinya.
Mereka kembali melanjutkan tidur. Terlelap dalam mimpi, kali ini bukan mimpi yang buruk untuk Jack. Mimpinya lebih indah. Mungkin karena ia tadi sudah melihat wajah Jennifer, wanita tercintanya?
Sampai saat ini Jennifer tidak tahu apa-apa tentang Jack yang sebenarnya. Setidaknya, belum.
[…]
Senin
7 Maret, 2016-Rynerhea.Rawnie-
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You?
Romance[..]Demi menuntaskan misinya, dia rela mendekati bahkan memacari seorang wanita yang menjadi targetnya dalam misi. Jack Alfredo, seorang pembunuh bayaran yang harus memilih. Menuntaskan misi rahasianya, atau mempertahankan perasaannya?