Satu "Friendzone"

1.4K 37 5
                                    

Seorang gadis berbaring telungkup diatas kasur, earphone tergantung di telinganya menyalurkan musik RnB kesukaannya. Memang kegiatan favorite gadis itu di setiap sore berbaring sembari mendengarkan musik. Karena mendengarkan musik bisa membuatnya relax setelah seharian lelah menjalani aktivitasnya sebagai pelajar.

Matanya hampir tertutup ketika dengan tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan muncul pemuda jangkung dengan rambut bergelombang. Dengan tanpa tahu malu si pemuda langsung ikut berbaring di sebelah si gadis.

"Rai, apaan sih? Gangguin aja! Sono pergi looo!!" Usir Kikan. Ia kesal sekali melihat tingkah sahabatnya yang tengil itu. Membuat matanya yang hampir terpejam terpaksa harus kembali terbuka dan rasa kantuknya pun menguap entah kemana gara-gara makhluk satu itu.

"Gue numpang tiduran bentarlah, Ki. Cape nih gue abis basketan sama Abi." Ucapnya tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Ah gilaaaa, lo keringetan Rai! Ih jorok banget sih lo!!! Mana gue baru ganti seprai, duh jadi bau keringet lo kan jadinya!!" Omel Kikan, ia bangkit dari posisinya lalu menarik tubuh Rai agar cepat menyingkir dari kasurnya tercinta.

"Elah pelit banget sih lo!" Rai kemudian berdiri dan pindah duduk di jendela kamar Kikan yang terbuka melihat tepat ke arah sebrang, ke arah kamarnya. Ia sudah sibuk menguyah kripik singkong yang ada di toples, camilan Kikan.

"Tobat deh gue punya temen macem lo, Rai. Dasar somplak! Duh itu kripik gue main makan aja lagi!"

Rai melirik Kikan dengan wajah polosnya ralat sok polosnya sembari berkata, "Gua laper, bagi-bagi makanan bisa kali."

Kikan hanya bisa mengelus dada, ia sudah kebal dengan sikap sahabatnya ini.

Kikan dan Rai bersahabat dari mereka berada di Sekolah Dasar. Kikan yang tomboy dan Rai yang cuek persahabatan mereka bertahan lama sampai saat ini. Selain rumah mereka yang bersebelahan merekapun kini berada di SMA yang sama.

"Ki, sepedaan yuk!" Ajak Rai ketika sudah menghabiskan kripik Kikan yang berada dalam toples. Kikan hanya mendengus sebal saat kripik kesukaannya itu raib di rampok Raihan.

"Lo gak cape emang? Baru balik basketan juga."

"Kagak, yuk ah!" Tanpa permisi Rai langsung menarik Kikan.

***

Rambut Kikan tertiup angin. Kakinya menggoes sepedanya dengan santai. Rai yang berada tak jauh darinya tak berhenti mengoceh entah apa Kikan hanya mendengarkannya sambil lalu. Ia terlalu menikmati hembusan angin sepoi-sepoi di sore yang adem ini.

"Ki, lo dengerin gue ngomong ga sih?"
Protes Rai yang kesal melihat Kikan cuek-cuek saja menanggapinya bicara.

"Iyaa Rai, gue belum budek juga kali jadi ya jelas dengerlah lo ngomong. Lagian kok ada sih cowok bawel banget kayak eloo,"

"Dih enak aja nyebut gue bawel!" Tangan Rai menarik rambut kuncir kuda Kikan, lalu mengoes sepadanya dengan cepat. Kaburrr.

"Sialaaan Rai!! Sakit woy!!!"

"Kejar sini kalau bisa!" Rai tertawa-tawa mengejek sembari menjulurkan lidahnya.

Dengan kekuatan penuh Kikan bergegas menyusul Raihan.

"Raiiii!!! Berhenti!!!" Teriak Kikan.

***

Kikan menatap sosok yang ada di hadapannya. Mata pemuda itu terpejam, wajahnya terlihat damai. Senyuman jahil dan kerlingan nakal berganti dengan wajah polos. Kikan tersenyum kecil. Mata itu, hidung itu, bibir itu...

Deg..deg..

Jantung Kikan berdegup cepat, iramanya mulai tak beraturan. Dengan sangat perlahan Kikan memberanikan diri untuk menyentuh rambut halus seseorang yang tengah memejamkan matanya, tertidur di atas bangku panjang bawah pohon rindang.

Detik berganti menit. Rasanya Kikan takkan bosan memandangi wajah pemuda ini. Sampai saat kedua mata coklat itu terbuka dan menatap tepat pada iris hitam Kikan.

"Lo ngapain, Ki?" Ucap Raihan. Dan sedetik kemudian rasanya Kikan sulit untuk bernafas.

"Eh... gue..."

My Sad Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang