EPilog

1.7K 80 9
                                    

“iya ya? Mana dia Bi?” Tanya Ibunya pada Bi Imah
“Sebentar nyonya.” Jawab Bi Imah dengan berlari menuju kamar Dara.
Dan beberapa menit kemudian sudah tiba dengan membawa sepucuk surat.
“ini surat dari Non Cecil  sebelum pergi.” Beritahu Bi Imah.
“hah? Pergi Bi? Kemana?” Tanya Dimas dengan sedikit khawatir.
Walau agak heran, Ibunya pun membacanya dengan agak keras.
Untuk semua orang yang sangaaat cecill sayang
Mungkin saat kalian baca surat ini cecil  gak ada lagi disini. Cecil  udah pergi ketempat yang saangaat jaauh. Oya, gimana kabar Nizam? Gak sakit lagi kan? Semoga ginjalku dapat membantumu untuk meraih semua mimpi-mimpimu yang belum terwujud.
Teruntuk PAPA yang SANGAT KURINDUKAN
Gimana Pa? rumah kita udah tenang belum? Gak ada yang gak sopan lagi kan? Oh pasti gak ada dong ya? Ya iyalah, cecil si pembuat onar kan udah gak ada.
Teruntuk MAMA yang SANGAT-SANGAT KU RINDUKAN
Ma, cecil pasti akan sangat rindu dengan teddy bear pemberian Mama sepuluh tahun yang lalu. Ma, cecil kangeeen banget pelukan Mama. Cecil selalu iri saat Mama hanya mencium nizam disaat ia tidur. Cecil  iri melihat Mama yang selalu menyemangati Nizam disaat ia sedang sedih. cecil iri dengan semua perhatian yang Mama berikan pada nizam. Aku  sangaat iri.
Teruntuk  saudaraku, Nizam
Gimana?, gak ada lagi kan yang ganggu kamu belajar? Gak ada lagi kan yang nyetel music keras-keras dikamar? Pasti rumah kita tenang ya, pastinya gak akan ada lagi yang akan membuat kalian malu karena punya saudara yang bodoh bukan? Oh, pastinya. Oya, SELAMAT ULANG TAHUN YA ZAM, SELAMAT MENJALANI UMURMU YANG KE-17 TAHUN. Yang mungkin takkan pernah aku rasakan.
Kalian semua harus tau, betapa AKU SANGAT MENYAYANGI KALIAN. Mungkin dengan kepergianku, semuanya akan tenang dan rumah kita menjadi tentram. Aku harap, gak aka ada lagi yang terkucilkan seperti ku. Yang selalu menangis setiap malam. Yang selalu merindukan hangatnya kekeluargaan. Mungkin dengan kepergian ini, aku akan tahu bagaimana kalian akan mengenangku, seperti aku yang selalu mengenang kalian setiap malam dengan tangisan. . . Semoga KALIAN SEMUA BAHAGIA TANPA ku, AAMIIN.
Salam rindu penuh tangis bahagia
Cecilia charisma putri.
Semua yang mendengar menangis. Mereka bertanya-tanya pada Bi Imah dimana Dera. Namun tiba-tiba telepon rumah berbunyi..
“iya, saya Hermawan, ada apa ya?” Tanya Papanya dengan penasaran.

Dan sesaat kemudian Papanya menangis dan segera mengajak anggota keluarganya ke Rumah sakit. Dan mereka terlambat, cecil  telah pergi untuk selama-lamanya. Dan menginggalkan berjuta penyesalan disetiap tangis yang jatuh. Kini, ia telah tenang dan jauh dari ketidakadilan selama hidupnya. Walau air mata tengah menangisinya yang telah pergi untuk selama-lamanya. . .

The End

CATATAN KEDEPRESIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang