pengorbanan

1.3K 62 1
                                    


Hari demi hari terus berganti, dan semenjak itu pula Nizam  menjadi seseorang yang terpuruk. Aku bisa merasakan perasaannya yang tertekan karena ia kalah diolimpiade. Yang kutahu, saudaraku ini terlihat lemah dari yang biasanya.
“Udahlah zam , gak ada gunanya ditangisin terus.” Ucapku menyemangati.
“udahlah ka, kamu senang kan ngeliat aku kaya gini? Kamu senang kan ngeliat aku kalah?” jawabnya dengan menangis.
“gak zam, gak. Aku gak pernah ada niatan kaya gitu.” Sahutku.
“udahlah, pergi kamu dari kamarku, pergi…” ucapnya terpotong karena akhirnya ia terjatuh tepat didepanku.
“Pa, nizam pingsan Pa!” beritahuku
“apa? Kamu apain sih dia?” Tanya Papa sinis padaku.
“aku, aku gak ada ngapa-ngapain dia pa.” sahutku dengan menyembunyikan kesakitanku.
“pasti penyakitnya kambuh lagi, ayo cepat kita bawa kerumah sakit.” Ucapku pada Papa.

Hari ini tepat seminggu sebelum ulang tahunku.

Aku takut kehilangannya, saudaraku yang sangat aku sayangi. Dokter bilang bahwa ginjalnya sudah benar-benar rusak. Yang aku tahu, kini ginjalnya hanya satu setelah setahun yang lalu satu ginjalnya sudah diangkat. Sedangkan aku masih mempunyai dua ginjal. “hanya saudaranya yang ginjalnya cocok dengan Nizam. Jadi usahakan dengan secepat mungkin diadakan pencangkokan ginjal Pak” beritahu dokter pada Papa.
Setelah itu, aku menjadi sasaran semua orang yang menyayangi kak Dara. Semuanya memintaku untuk mendonorkan satu ginjalku padanya.  Namun aku menolaknya, karna Niatku memang sudah bulat bahwa aku akan mendonorkan ginjalku pada Nizam. tapi aku tak ingin ada yang tahu semuanya. Karena aku tidak mau mereka akan menyayangiku karena bersimpati denganku yang telah memberikan satu ginjal pada saudaraku. Aku hanya ingin kasih sayang tulus dari mereka, entahlah bagaimana caranya agar aku mendapatkannya.

CATATAN KEDEPRESIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang