1 (edited)

1.4K 55 1
                                    

Jantung gadis yang sedang duduk di salah satu kursi bus kota kini sedang bedegup kencang, takut ia akan terlambat sampai di sekolah nanti. Ia tahu pasti bagaimana konsekuensinya jika ia terlambat masuk sekolah.

Sudah kesekian kalinya ia mengangkat tangannya hanya untuk melihat jam tangannya yang ia gunakan di tangan kirinya.

Ia berpikir sejenak sambil melihat ke arah jendela. Tiba tiba ia mengernyit dan membuang helaan nafasnya dengan kasar.

"Gara gara dia gue bangun kesiangan, coba dia gak telfon gue kemarin malem, mungkin sekarang gue udah di sekolah"

Dalam hati ia memaki maki cowok yang menjadi penyebab ketelatannya ini, benar benar menjengkelkan baginya karna di telfon dengan cowok yang super duper romantic-saying, karna memang ia sama sekali tidak tertarik dengan cowok seperti itu.

Setelah sekian lama akhirnya bus yang gadis ini tumpangi sampai ke depan pintu gerbang sekolahnya, cepat cepat ia membayar ongkos bus dan segera berlari menuju gerbang sekolah. Untungnya, ia datang 5 menit sebelum bel berbunyi.

Hal pertama yang ia benci setiap masuk sekolah adalah ia harus menaiki anak tangga yang bisa terbilang sangat banyak, karena kelasnya terletak di lantai tiga.

"Duh capek" ujar gadis itu sambil memegangi lututnya.

*****

"Keyla, lo tau gak kenapa banyak banget yang iri sama lo?" tanya cowok yang kini duduk di hadapan Keyla.

Gadis itu malah menyeruput es jeruknya dan memutar kedua bola matanya.

"Gak"

"Gak apanya La?" tanya cowok itu, lagi lagi dengan nada yang rendah dan tenang.

"Ya gak tau"

"Nah, itu karna lo cewek yang beruntung, bisa de-" belum selsai menuntaskan kalimat yang cowok itu ucapkan Keyla sudah bosan tak karuan.

"Aduh, gak jelas banget ngomong itu, gak ada nyambung-nyambungnya juga" ujar Keyla sambil melipat wajah manisnya itu.

"Mulai besok, jangan telfon gue kalau cuma buat ngomong hal yang gak penting" lanjutnya.

"Berarti hari ini boleh dong?"

"Serah lo"

Sedangkan, Dante-cowok yang ada di hadapannya itu malah memberikan senyum manisnya, ia maklum terhadap sikap Keyla, karna ia tahu persis sifat gadis itu.

Jutek, selera humoris tinggi, kadang pendiam, kadang juga bisa ramah, keras kepala, pemberani, dan to the point, itu sudah menjadi khas dari gadis yang ada di hadapannya itu.

Sangat tidak memungkinkan jika ia mempunyai lelaki pendiam, cuek, apalagi tak terbuka. Sungguh mustahil.

"Gue masuk kelas dulu, Gisel nunggu gue" Keyla mematikan hp nya lalu bangkit dari kursi yang ia duduki tadi, meninggalkan Dante seorang.

******

"La, nanti malem lo gak sibuk kan?" tanya Gisel sahabatnya itu.

"Hmm" mata Keyla melihat langit langit sekolah seraya berpikir.

"Gak, gue gak sibuk. Lagian tugas gue udah gue kerjain semua."

The ignorance [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang