3 (edited)

831 38 1
                                    

Keyla masih berjalan tertatih-tatih menuju kelasnya yang sudah tak jauh dari pandangnya, tak berhenti mengumpat dalam hatinya. Ia tak henti-hentinya heran kepada lelaki yang menabraknya tadi. Tidak sopan. Satu kata yang mengungkapkan perasaan gadis itu terhadap lelaki yang tak di kenalnya itu.

Begitu Keyla masuk kelas, Gisel sudah menyambutnya, dan membantu Keyla berjalan menuju bangkunya.

"Loh kok masih pincang Key?"

Gadis yang di tanya malah menambah lipatan di wajahnya. Tak lama kemudian, gadis itu mengepalkan tangannya dan memukulkan tangannya itu ke mejanya.

"Arg! Nyebelin!"

"Kenapa sih Key?"

"Lo tau Sel, tadi waktu gue perjalanan ke kelas, tiba-tiba ada cowok nabrak gue!"

"Terus, cuma gitu doang?"

"Enggak! Terus gue jatuh Sel, dan parahnya waktu gue jatuh, luka memar gue kena bentur lagi!"

"Dan cowok itu gak peduli, bales omongan gue aja gak, natap gue apalagi. Gak ada kata yang dia lontarin ke gue buat sekedar 'maaf' gak sopan banget kan?" Lanjut Keyla seraya cemberut ke arah Gisel.

"Lo kenal dia gak Key?" Tanya Gisel lalu menopang kepalanya dengan tangan kanannya.

"Yaelah Sel, kalo gue kenal, gue udah sebutin namanya dari tadi!"

"Iya juga ya Key. Nanti kalau lo lihat anaknya kasih tau gue ya"

Keyla tak menjawab tetapi menganggukan kepalanya. Tak lama guru mata pelajaran jam pertama sudah masuk. Semua murid bersiap-siap mengeluarkan buku pelajarannya.

******

Hari ini Keyla tak sempat memberi tahu ke Gisel siapa lelaki yang telah menabraknya tadi pagi, karena lelaki itu sudah tidak terlihat lagi, terakhir ya waktu Keyla menabrak lelaki itu.

Seakan sudah menjadi kebiasaan Gisel dan Keyla, mereka selalu ke cafe yang tak jauh dari sekolahnya saat sepulang sekolah.

Memesan chocolate cupcake dan vanilla latte, sudah menjadi pesanan favorit Gisel dan Keyla.

Sambil menunggu pesanannya itu, kedua insan bersahabat ini membicarakan hal-hal kecil hingga lelucon yang di buat oleh teman sekelasnya itu.

"Sel"

"Hm?"

"Lo pernah gak ngerasa bahagia banget gitu?"

"Ya pernah dong"

Keduanya menopangkan kepalanya di tangannya masing-masing.

"Sama siapa?" Tanya Keyla dengan merubah ekspresinya menjadi terkejut.

"Ya waktu sama lo lah Key"

Keyla hanya memutarkan kedua bola matanya dan berpaling menatap keadaan luar. Kebetulan mereka duduk di dekat jendela yang terbuat dari kaca, jadi mereka bisa melihat keadaan luar dengan leluasa.

"Kalo itu gue juga. Gue kira sama orang gitu Sel"

"Emang kenapa?"

"Gue lagi ngerasa bahagia aja Sel setiap deket sama orang"

"Orang siapa?"

The ignorance [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang