Three.

23 7 0
                                    

*Mulmed ada Cameron Dallas*

~#~#~#~#~
"Heaven kamu serius mau pergi?" ucap laki-laki berumur 11 tahun sambil menahan air matanya.

"Iya, aku harus pergi Luke. Aku harus jagain nenek aku disana." kata Heaven dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Tapi nanti yang jagain aku siapa?" kata Luke masih menahan air matanya.

"Kan ada mom Liz, Mama, Papa, dan Cam." kata Heaven sambil tersenyum gentir.

Tiba-tiba Luke mencium bibir Heaven sekilas lalu memeluk gadis itu seakan tak mau gadis itu pergi dan pecah lah tangisan Luke di pelukan itu.

"Jaga.. hiks dir..hiks diri kamu baik-baik disana yah. Sampai ketemu... lagi." kata Luke sambil melepas pelukan Dheya.

"Da-ah Luke! Aku bakal jaga diri kok. Sampai ketemu lain waktu!" kata Heaven.

~#~#~#~#~
Dheya POV

Take My Money!

Black jeans, White tees, Black Converse
You know she gets it right
Blue hair, Blue eyes, I saw her
I couldn't help it, I was like
"I wanna be, be, be in the game
I wanna know, know your middle name
If we can go, go, it won't be the same
Cause right now you're killing the game"

"Argh! Alarm kampred!" erang gue. Akhirnya gue duduk buat ngumpulin kekuatan, nyawa, dan penglihatan gue.

"Eh, tapi kok gue mimpiin 2 anak itu 2 hari ini? Apa hubungannya sama gue? Yang cewe Heaven itu 'kan gue? Lah terus yang Luke itu Luke yang mana? Masa iya si Penguin itu?! Argh!" kata gue.

"Ah tau ah! Mending mandii~" Akhirnya gue mandi.

-Skip­-

Author POV

"PAGI SEMUA! DHEYA YANG CANTIQ NAN IMUTZ DISINDANGG!" teriak Dheya setelah sampai ke ruang makan.

"BERISIK!" kata Cam sama Dheyo kompak. Dheya yang notaben sebagai pelaku cuma bisa nyengir-nyengir kambing.

"Hai Heaven." kata Luke.

"Hai Luke! Eh? Kok ada Luke? Kapan dah elo dateng? Kok pada kagak ngasih tau Dheya kalo ada Luke? 'Kan Dheya jadi kaget pas ada Luke. Terus Luke dateng jam brapa?" cerocos Dheya,

"Heh! Nanya tuh pake nafas. Dia mah nginep keleus. Lo gak kasihan sama dia? Gara-gara lo ketiduran di mobil terus dibangunin susah, si Luke sampe panggil tukang urut gara-gara gendong lo. Secara badan.. Mhpppp" belom selesai ngomong si Cam masukin makanan ke mulut Dheyo.

"Heh! Elo juga, kalo ngomong di rem." sewot Cam.

"Udah-udah. Dheya, makan gih kamu dari kemaren 'kan gak makan." kata Mama.

"Gak ah. Dheya makan di jalan aja ya, Mah??" pinta Dheya dengan mengeluarkan jurus andalan yaitu puppy eyes.

"Yaudah lagian nanti kamu telat. Luke, antar Dheya ya?" kata Papa.

Luke berdiri sambil mengulurkan tangan ke gue, "Siap Dad. Kalo gitu kita berangkat dulu. Ayo Heaven." kata Luke.

"E..eh Ayo. Papa, Mama, Cam, kembaran. Dheya yang cantiq ini berangkat dulu yaps. BHAY!" kata Dheya sambil cium Papa Mamanya terus kasih kissbye. Dheyo dan Cam malah masang tampak jijik sedangkan kedua orangtua mereka malah ketawa.

Dheya POV

"Luke, emang bener kata Dheyo kalo elo yang gendong gue ke kamar?" tanya gue yang masih gak percaya omongan Dheyo.

The Future From The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang