Molly

233 14 2
                                    

Peter berderap setengah berlari menuju bagian belakang kapal,melalui bagian dek Neverlannd yang penuh sesak,menghindari para kelasi yang sedang bersiap menaikkan sauh dan menuju ke jembatan di bagian depan kapal sudah dilepaskan,diangkat ke atas kapal dan disimpan rapi.Sekarang para kelasi sedang membereskan jembatan yang ada di bagian belakang kapal,jika jembatan itu selesai dibereskan maka hilang sudah kesempatan Peter untuk turun dari kapal ini.

Peter berencana untuk menerobos jembatan yang ada di bagian belakang kapal sebelum para kelasi selesai dengan pekerjaan mereka.Kemudian dia akan menghilang di kerumunan orang yang ada di dermaga.Peter berpikir bahwa keberangkatan kapal tidak akan tertunda hanya karena dirinya,salah seorang dari lima anak yang tidak istimewa.Dia tidak merencanakan apa yang dilakukannya setelah turun dari kapal,yang dia tahu dia hanya tidak ingin berada di dalam kapal itu.Peter telah melihat Neverland lebih dari cukup untuk memutuskan bahwa tempat itu kotor,serta dijalankan oleh orang-orang yang kotor dan tidak menyenangkan pula.

Dia mendekati jembatan di bagian belakang kemudian diam,menanti kesempatan untuk dia meloloskan diri.Tepat di depan Peter berdiri ,menghalangai jalannya,berdiri perwira pertama yaitu Slank sedang mengawasi para kelasi yang sedang menaikkan jembatan.Di belakangnya ada dua perwira yang sedang membawa kanggo yang dibungkus kanvas yang baru tiba pada menit-menit terakhir tadi.Peter telah melihat kedatangan kargo tersebut dan ada sedikit drama yang menyertainya.Dia melihat seorang kelasi dengan kutil di hidungnya meraih bagian bawah kanvas dan menyentuh seauatu,Peter melihat sesuatu yang terpancar dari wajah sang kelasi,dia tampak bahagia pikir peter.Mengapa dia tampak bahagia?

Peter memperhatikan kargo misterius yang saat ini sedang dibawa ke gudang kapal.Benda itu tidak terlihat berat karena para kelasi yang membawanya kelihat cukup mudah untuk mengangkatnya.Peter bertanya-tanya benda apa sebenarnya yang ada di dalam kargo tersebut.Lamunannya terganggu ketika ia mendengar suara tawa kecil,dia berbalik untuk menemukan sumber suara tersebut lalu dia menatap pemandangan yang jarang dia temukan,seorang gadis kecil.Peter tidak pernah banyak melihat anak gadis selama beberapa tahun ke belakang.Hanya ada satu gadis kecil di St.Nobert,yaitu gadis kecil anak kepala sekolah.Dia berwajah pucat,menyebalkan dan hanya memiliki satu kesenangan---menjatuhkan laba-laba ke kepala anak-anak lelaki penghuni panti yang melewati kamarnya di lantai tiga.

Gadis yang Peter lihat saat ini sangat berbeda dengan anak kepala sekolah,anak perempuan ini memiliki mata hijau yang bulat dan besar serta memiliki rambut cokelat yang tampak ikal lembut dan berubah warna menjadi keemasaan di bagian ujungnya.Dia memakai gaun sederhana berwarna hijau yang menampilkan bentuk tubuhnya yang ramping,mungkin dia lebih tinggi dari peter sekitar tiga centimeter,dan dari penampilannya dia pasti baru mandi.Di St.Nobert Peter hanya mandi sebulan sekali,kecuali dia bisa menghindar dari keharusan itu.Peter menegakkan diri mencoba untuk tampak dewasa.

Gadis kecil itu berdiri di samping wanita gemuk.Wanita itu mengenakan pakainan gaun lebar yang tampak rumit serta membawa payung yang tampak megah,rambut wanita itu berwarna merah yang tampak tidak alami dan memakai bedak yang tebal-tebal di wajahnya yang menggumpal dan retak-retak di bagian samping mulut dan sekitar hidungnya.Wanita itu sedang mengawasi sekitar dan para kelasi yang sedang bekerja,jelas dia tampak tidak puas dengan keduanya.

Kargo berbungkus kanvas tadi sudah diturunkan ke gudang,kemudian hilang dari pandangan.Gadis berambut cokelat tadi mengamati kargo itu,kemudian memandang berkeliling dengan cepat.Pandangannya tertumbuk pada Peter.Peter setengah berharap gadis itu akan mengalihkan pandangannya seperti yang dilakukan orang lain ketika tidak sengaja beradu pandang dengan orang asing,tetapi gadis itu terus menatap peter,terang-terangan mengamatinya hingga akhirnya Peter yang mengalihkan pandangan.Peter kembali menatap bagian depan kapal.
"Siap sir!" Seorang kelasi berteriak.
"Ayo cepat maju," teriak Slank."Kita membuang-buang waktu."
Perhatian Peter kembali beralih ke jembatan.Sekarang dia melihat jembatan itu sedang akan diangkat ke atas kapal.Inilah saatnya,satu-satunya kesempatan untuk kabur.Peter menegangkan kedua kakinya ketika dia bersiap-siap melesat meninggalkan kapal.Bersedia,siap.....
"Peter!" Dia merasakan sebuah tangan mencengkeram leher kemejanya dari belakang."Peter!"
Itu James "jangan sekarang" bisik Peter."Pergilah"
"Tapi aku kehilangan kamu-dan-dan-dan aku tak bisa menemukanmu-dan-dan...."
"Ayo pergi" Peter mendesis,mendorong James menjauh darinya.Dia memandang sekeliling cepat-cepat dan melihat gadis kecil tadi sedang menatapnya.Peter menoleh ketika beberapa kelasi sedang bersiap-siap mengangakat jembatan.Sekali lagi peter bersiap siap menegakan tubuhnya untuk berlari.
"Tolonglah!" James memohon,hampir terisak,suaranya terdengar putus asa."aku takut"
Peter menoleh--dia tidak tahu mengapa--ke arah gadis kecil tadi.Sekarang memerhatikan Peter dengan seksama.Sesaat peter merasa ekspresi gadis kecil itu menunjukan bahwa dia tidak setuju Peter mendorong James,dan hal itu menganggu Peter.Mengapa aku harus peduli dengan apa yang gadis kecil itu pikirkan? Pikir Peter.

Namun,kemudian gadis kecil itu menggelengakan kepalanya perlahan-lahan.Itu bukan ketidaksetujuan,pikir peter.Dia memperingatkan aku.Gadis kecil itu menggerakan kepalanya ke arah koridor.Peterenoleh ke sana seorang pria tinggi besar--lebih mirip kuda dibanding manusia--yang tidak ada semenit sebelumnya.Kaki raksasanya yang tertutupi sepatu boot hitam menapaki dek kapal.Tangan kananya memegang cambuk panjang yang dililit semacam cincin.
Apa yang akan dia lakukan.....
Kejadian itu berlangsung satu detik,paling lama dua detik.Kaki telanjang kelasi yang sedang mengencangakan jembatan menampar kayu.Mungkin dia sudah mengambil tiga langakah panjang ketika cambuk itu melecut--benda itu bergerak terlalu cepat untuk bisa Peter perhatikan--dan membelit di sekeliling kaki si kelasi,bagaikan ular.Pria kelasi itu terjerembab ke lantai dek ketika si pria besar menarik cambuknya.,menyeret si kelasi tanpa susah payah,bagaikan menyeret seekor kucing mati,membawanya ke kaki Slank yang tampak murka.
Slank meludahi si kelasi.
"Kau punya pikiran lain sekarang?" Dia bertanya. "Selalu ada yang begitu,berusaha kabur.itulah sebabnya kita memiliki little Richard disini." Slank menggerakan kepalanya ke arah si raksasa,kemudian menarik kakinya dan menendang keras si kelasi yang akan kabur tepat di rusuknya.si kelasi merintih dan menggeliat di dek.
"Kau akan menikmati perjalanan ini selama seminggu di kerangkeng" kata Slank."Biskuit keras dan air untuk seminggu.Kau bisa tidur dengan tikus-tikus sementara,dan jika kau tidak membuat tingkah lakumu membaik,kau akan merasakan lebih banyak cambukan Little Richard--hanya saja ,kali ini dia tidak akan terlalu lembut."

Slank menatap ke sekeliling dek."ada lagi yang memiliki pikiran untuk pergi?" Dia bertanya.Para kelasi menghindari tatapan Slank,menyibukan diri dengan pekerjaan mereka.
"Kupikir tidak," sahut Slank."Sekarang singkirkan bungkusan kutu ini dari hadapanku".
Ketika kelasi sudah pergi,masih mengerang dan digotong ke bawah,Slank menyudahi pengawasannya kepada para kru jembatan."SIAP" dia berteriak "ANGKAT".
para kelasi mengeram,dan jembatan ditarik ke atas kapal,kemudian disimpan di atas dek.Slank memerintahkan untuk melepaskan tali.Ikatannya yang terdorong oleh permukaan laut,perlahan-lahan mulai naik dan menggelantung dari kapal.Sekarang tidak ada yang bisa turun dari kapal.

Peter menatap si gadis kecil lagi.Anak perempuan itu masih mengawasinya.Jika bukan karena peringatannya,mungkin pergelangan kaki peter yang terbelit oleh cambuk,dan tubuh memarnya yang akan digotong ke dalam kerangkeng.peter mengangguk kepada si gadis kecil,samar-samar.Hal itu yang paling bisa peter lakukan untuk bisa berterima kasih kepadanya.

Si wanita gemuk bersandar di pagar dan memanggil si gadis kecil" Nona Molly! Nona molly!" Namun si gadis kecil tidak memedulikannya.Dia berjalan menuju Peter,yang berusaha mengatur dirinya supaya terlihat setinggi mungkin,ternyata mereka hampir sama tinggi.
"Berpikir untuk meninggalkan kami ya?" Tanya gadis kecil itu.
"Apa sih yang kau bicarakan?" Sanggah Peter.
"Betul kan?" Sekarang si gadis kecil tersenyum.
"Tidak,aku tidak berniat begitu"
"Bagus," kata si gadis kecil."Karena akan memalukan untuk kehilangan kesempatan melakukan perjalanan jauh dengan kapal secantik Neverland.

Thanks for read

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PeterPan And The StarcathersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang