my baby girl

35.5K 366 44
                                    

***

“ren, kamu ngelamun lagi? Inget choki ya?” rega memecah lamunanku.

“apaan sih, jangan sebut nama dia deh, males dengernya.” Jawabku ketus

“iya deh cantik, eh mau minum jus gak? Aku beliin ya? Oh ya udah diminum susu nya?”

Rega sangat perhatian padaku, tapi diantara kami tidak lebih dari seorang sahabat. Walaupun begitu dia tak malu jika mengantarku ke dokter kandungan, atau hanya berjalan-jalan di sekitar komplek. Dengannya aku mulai melupakan choki, orang yang sudah mencampakanku. Kadang aku berpikir kenapa rega tidak menikahiku saja, karena apa yang dia lakukan seperti seorang suami buatku. Tapi aku sadar diri, siapa aku, aku tidak lebih dari sebuah onggokan sampah yang tidak berguna, mana ada pria yang mau denganku. Aku sudah cukup bahagia sekarang memiliki hidup yang sebentar lagi akan lahir ke dunia. Aku pikir  dalam hidup, kita selalu punya pilihan. Bahkan, tidak memilih pun adalah sebuah pilihan.

Hampir setiap malam aku masih mengalami mimpi buruk, aku berteriak histeris disepertiga malam,  bayangan para lelaki bejat yang sudah memperkosaku, bayangan bayi mungilku dan bayangan choki yang selalu menghantuiku. Sebenarnya aku sudah tidak berguna hidup di dunia ini, tapi setiap kali melihat perutku yang sudah membuncit ada rasa kebahagiaan dan sedikit harapan. Aku harus kuat demi anakku, siapapun ayahnya aku tidak peduli, dia tetap anakku.

“ga, kenapa kamu mau lakuin ini semua buat aku?” tanyaku pada rega.

“lakuin apa?” jawabnya datar.

“ya semua ini, hampir tiap hari kamu nemenin aku, apa kamu gak malu?kalau keluarga kamu tau gimana?”

“kalau bukan aku yang nemenin siapa lagi ren. keluarga? Mereka udah gak peduli sama aku, aku jadi tentara Cuma mau buktiin sama keluarga aku, kalau aku bisa tanpa mereka. Kebanyakan orang tua pasti bangga punya anak lulusan terbaik akmil, tapi anehnya keluarga aku gak pernah mendukung, ngapain aku musti malu jalan sama kamu? Kalau orang ngira aku suami kamu ya gak apa-apa. Seneng malahan, orang pasti bilang istrinya cantik banget. Hehehehe..” rega terkekeh.

“ihh...serius..aku nanya buat apa gitu lho, aku tuh Cuma ngrepotin kamu, terus kalau misalnya nanti ketauan temen kamu lagi bareng ibu hamil gimana? Bisa- bisa kamu dimarahin komandan kamu loh!”

“enggak akan rena, tenang aja.” Rega menepuk kepalaku sambil tersenyum.

Rega tidak pernah mengatakan sejujurnya kenapa dia baik padaku, aku masih trauma kalau-kalau kebaikannya hanya kamuflase seperti kebanyakan pria yang ku kenal sebelumnya. Mungkin aku akan jaga jarak dengannya, demi kebaikannya juga. Aku khawatir ada teman atau keluarganya yang melihat kami bersama, itu pasti akan membuatnya malu.

Sekarang usia kandungannku sudah masuk 7 bulan, perutku mulai membesar, tapi badannku kurus kecil, mungkin karena aku banyak pikiran. Padahal aku rajin memeriksakan kandunganku ke dokter dan selalu diberi vitamin juga suplemen penambah darah, tapi tetap saja bobotku dibawah rata-rata seorang ibu hamil. Aku sangat khawatir dengan anak yang kukandung, seperti apa kelak dia lahir, apakah benar akan cacat? Aku tidak bisa membayangkannya.

Sekarang aku sudah berpindah tempat tinggal dan tidak bekerja, untung saja aku masih memiliki sedikit tabungan saat aku kerja dulu. Entah bagaimana nanti bila uangku ini sudah habis, kemana aku akan bekerja dan bagaimana anakku nanti bila aku bekerja. Semua itu menambah beban pikiranku.

Aku mulai menjauhi rega sedikit demi sedikit, walaupun dia masih tetap bersikeras menemuiku tiap hari hanya untuk mengetahui keadaanku. Tapi aku selalu menolak bila dia ingin mengantarku ke dokter atau mengajakku makan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

dosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang