Part 3 - Permaisuri Keyra

13K 962 22
                                    

Sinar kekuningan tampak muncul secara perlahan, menghangatkan pagi berembun yang mulai mencair. Dedaunan segar di pagi hari tampak berkeringat ditempa sinar mentari yang muncul secara perlahan, menggantikan tugas rembulan untuk menyinari bumi. Suara kicauan burung terdengar menenangkan sebagai awal untuk memulai hari yang cerah, ibarat alarm pertanda untuk memulai seluruh kegiatan di pagi hari. Menyapa mentari pagi yang seolah memberikan senyum cerahnya pada seisi alam.

Akan tetapi hal itu tidak berlaku bagi sesosok gadis yang masih terbaring nyaman di ranjang yang tertutup gorden dengan kelambu putih menutupi hampir seluruh ranjang sang gadis. Ditambah lagi penyinaran yang kurang memadai akibat jendela kamar masih tertutup rapat untuk menghalangi sinar mentari menyelinap masuk melalui celah yang ada.

Terlihat sedikit gerakan yang ditimbulkan sang gadis sebelum mulai membuka mata. Mengerjapkan kedua kelopak matanya dan mulai mengamati keadaan di sekeliling. Tampaknya gadis yang bernama Keyra tersebut masih belum mengingat secara pasti apa yang dialaminya beberapa waktu lalu, hingga menimbulkan kernyitan di keningnya tanda ia sedang berpikir keras.

'Apa yang terjadi denganku? Mengapa aku berada disini? Dan ini kamar siapa, bagaimana aku bisa tidur disini?' Berbagai bentuk pertanyaan mulai berkelebat dalam benak Keyra, pikirannya mencoba mengingat segala sesuatu yang telah terjadi hingga membawanya pada tempat ini. Juga Keyra merasa asing pada tempat ini.

Kulirik tempat tidur yang menjadi alasku untuk tertidur. Mataku terkesiap, seprei yang menjadi alas untukku tidur terlihat begitu mewah dan elegan. Meski dengan sekali lihat aku sudah dapat memastikan bahwa bahan yang digunakan untuk membuat seprei ini pasti menggunakan kain terbaik yang hanya bisa digunakan oleh para bangsawan mau pun para petinggi istana kerajaan. Bahkan kasur yang kutempati sangat empuk dan nyaman untuk kutiduri. Sementara aku hanya seorang rakyat jelata yang tidak mungkin pantas menerima kemewahan ini.

Mengingat mengenai istana kerajaan, sekelebat ingatan secara tiba-tiba bermunculan dalam ingatanku. Dan setelah berhasil menangkap semua ingatan yang sempat terlupakan sejenak. Kini aku segera beranjak turun dari ranjang yang kutempati. Wajahku memucat dan dengan segera kugelengkan kepalaku pertanda menyangkal. Tidak mungkin bahwa Sang Kaisar memilihku sebagai pasangannya dipersembahan bulan merah kemarin bukan? Ya, ini pasti hanya mimpi. Tapi mengapa terlihat begitu jelas? Bahkan aku dapat mengingat dengan jelas wajah Kaisar Han yang secara tiba-tiba melepaskan topeng yang selalu dipakainya di depan semua orang diacara persembahan tersebut dan setelah itu Kaisar Han berusaha untuk menci...

Bodoh! Bagaimana mungkin aku memimpikan hal yang begitu lancang terhadap sang Kaisar, bahkan aku memimpikan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang kaisar. Harusnya mimpi itu tidak ada, karena sangatlah tidak pantas jika sang Kaisar harus bersanding dengan seorang rakyat jelata sepertiku. Lagi pula aku juga terlalu takut jika harus bersanding dengan Sang Kaisar, mengingat rumor yang telah beredar di masyarakat. Lalu apa yang kulakukan disini? Bagaimana jika aku akan dihukum atas kelancanganku meniduri tempat yang seharusnya bukan untukku. Bagaimana jika..

Terlalu banyak berpikir, membuat Keyra tidak menyadari bahwa pintu kamar yang ditempatinya terbuka. Menampilkan sesosok wanita paruh baya dengan pakaian dayang datang menghampirinya.

"Permisi Permaisuri, saya diperintahkan oleh yang mulia Kaisar Han untuk membantu Permaisuri Keyra mandi dan memakai pakaian serta berhias," dayang yang telah berumur setengah abad tersebut berkata dengan sopan disertai tatapan mata yang kurang dimengerti oleh Keyra.

"Tunggu, Permaisuri? Maksud Anda siapa?" Keyra bertanya dengan bingung disertai tatapan mata yang mencoba menelusuri ke seluruh penjuru ruangan. Siapa tahu ada orang lain yang diajak bicara oleh dayang paruh baya tersebut. Akan tetapi nihil. Tidak ada seorang pun di dalam ruangan tersebut terkecuali Keyra sendiri dan dayang paruh baya tadi.

Especially GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang