Mungkin hari ini aku bolos sekolah aja kali ya,rasanya benar benar malas apalagi badan gak fit banget, aku masih ingat kata kata Dito yang kemarin,apa ya alasan dia bilang gitu sama aku.? Apa dia suka sama tuh cewe.? Apa jangan jangan dia suka sama aku,idih amit amit deh.
Aku membuka jendela kamarku,tak sengaja aku melihat cewe yang kemarin,siapa tuh namanya aku lupa oiya Yara ah bodoamat deh gak usah dipikirin gak penting,tapi kok dia sering banget lewat depan rumah aku ya.?
Pintu kamarku terbuka,nongol tuh muka jelek Dito diambang pintu "Ngapain lu kesini.?" Tanyaku menatapnya curiga "Yaelah curigaan mulu,lu gak sekolah.?" Dia malah balik bertanya "Kagak ah gua lagi gak enak badan." Jawabku jujur "Lu kambuh lagi.?" Dia menatapku dengan wajah cemas, Dito emang sahabat yang paling baik,Dito sangat paham dan tau apa yang aku rasakan ,orang tuaku yang sibuk kerja di luar negeri membuat ku merasa terbuang dan terabaikan makanya Dito selalu nemenin aku apalagi kalo aku sakit dia yang urus "Enggak ,gua cuma cape dikit kali To." Kataku "Oke gua berangkat ya,oiya gua nanti mau balik kerumah lu gapapa kan sendirian.?" Tanyanya "Yaelah To gua kan udah gede kali." Aku menatap Dito malas "Hahaha iyyah elah tau gua juga."
Saat Dito hendak keluar aku menahannya aku penasaran tentang Yara,aku ingin tau lebih jauh tentangnya ,aku juga tak tahu mengapa aku jadi kepo kayak gini "Weh To ceritain gua tentang Yara dong." Kataku blak blakan "Kan udah gua bilang lu jangan sampe suka sama dia." Raut wajahnya mulai serius "Gua gak suka,cuma penasaran aja." Dia menghela nafas berat "Oke gua ceritain." Dia menatapku "Lu tau Gio anak tentangga sebelah.?" Tanyanya "Dia itu mantannya Yara,dan mereka itu sama sama susah moveon,makanya Yara susah banget didideketin,Gio itu tipe cowo yang kasar dan keras tapi menurut gosip yang beredar Yara itu cinta mati banget sama Gio,lu tau gak kenapa si Yara bolak balik mulu depan rumah lu ,soalnya dia masih ngarep sama si Gio,berharap Gio liat dia trus ngajak balikan." Jelasnya "Tapi kok dia bisa cimat amat ya ama tuh cowo.?" Kataku "Bentar dah,cimat itu apaan Gam.?" Dengan muka polosnya dia bertanya "Cinta mati Dito." Akupun menonjok lengannya ,diapun menatapku kesal lalu meringis.
Aku jadi penasaran cewe kayak apa sih Yara itu.? Aku coba ah jadi stalkernya dia,tapi ngapain sih aku mikirin dia kan aku sama dia gak kenal,perasaan apa sih ini.?
__
Hujan sangat deras, aku selalu menutup jendela kamar saat hujan deras karena aku benci sekali hujan,karena saat hujan aku selalu mengingat saat aku terpuruk hingga seperti ini.
Hal serupa terjadi lagi,aku melihat Yara melewati rumahku tapi saat ini dia sedang terduduk lalu menenggelamkan mukanya dilutut,dia kehujanan ah tapi biarin aja deh ,aku pun mengambil air didapur aku merasa haus saat ini entahlah perasaanku gak enak banget aku teringat Yara yang kehujanan diluar. Sekali lagi aku melihat dia dari balik jendela ,ternyata dia tergeletak disana mungkin dia pingsan karena kedinginan, aku buru buru mengambil payung lalu keluar.
Saat aku menghampirinya ,tubuhnya begitu dingin wajahnya sangat pucat,aku jadi penasaran kenapa dia kayak gini yah,aku pun menggendongnya dan membawanya kerumah, aku lupa aku ketinggalan payung disana "ah bodoamat".
Aku membaringkannya di sofa ruang tamu tiba tiba Dito berlari kearahku "Lu kenapa bawa dia kesini.?" Tanyanya bingung "Gua liat dia tergeletak dijalan tadi,gua khawatir takut dia mati." Jawabku asal "Eh dia pucet banget ya,tapi gimana nih gua harus pulang ada masalah dirumah,lu urusin dia sendirian oke." Katanya lalau pergi "Weh diluar ujan deras banget." Percuma aku teriak Dito udah pergi juga.
Aku membawa handuk kecil lalu mengelap air hujan dimukanya,aku gak salah liat kan dia benar benar sangat cantik "Dia punya masalah apaan sih ampe kayak begini,itu si Gio gak nyesel apa ninggalin cewe secantik ini." Saat aku bergumam sendiri Yara pun membuka matanya.
"Lo siapa.?" Tanyanya bingung.
___
Hai hai jangan lupa vote dan komentarnya yah :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Story About Agam Reynand
RomanceAku tak sengaja melihatnya yang selalu melewati rumahku,yang pada awalnya aku hanya biasa saja. aku terus memperhatikan gerak gerik dia,sampai aku sadari sikapku terlalu jauh hingga terperosok dalam pesonanya,aku mencintainya. _AGAM REYNAND_