Aku Kirana. Kirana Farasya atau biasa dipanggil Rana, aku cewek tulen dan masih belum ada niatan untuk berubah kelamin hihihi.
Ayahku namanya Mahendra, dia adalah seorang dosen dan motivator yang cukup mempunyai nama.
Bundaku,namanya anassya dia Ibu Presiden di rumahku selain tugasnya yang cukup banyak dia juga mengurus sendiri semua tanaman kesayangannya,katanya takut jika bukan dia sendiri yang mengurusnya tanamannya akan layu.
Aku juga memiliki dua bodyguard gagah tampan dan mempesona yang siap siaga 2×24 jam menjagaku, Abang ku yang pertama adalah Leander Maqil, bodyguard satu ini dokter muda yang sibuknya ngalah ngalahin pak JK jarang pulang ke rumah karena pasien yang modus minta di periksa sama dia. Tapi bodyguard ku satu ini udah punya pawang dan bentar lagi melepas masa lajangnya setelah pacaran selama 5 tahun lamanya sama kak alula.
Bodyguard kedua adalah Bang Aka alias Nayaka Awanta si doi ini masih kuliah jurusan bisnis,udah semester akhir sih tapi masih jomblo jugaakk wkwk..*maap Bang jangan hukum adek donatmu ini 🙄
Aku tinggal di kota ×××× tepatnya di perumahan mentari Blok A1 NO. 20. Sebenarnya rumah ini mulai aku tempati ketika masa SMA karena sebelumnya aku dan keluargaku tinggal di rumah kakekku tapi karena suatu hal yang tidak dapat aku ceritakan akhirnya kami pindah ke rumah yang dibeli oleh ayahku untuk kami sekeluarga tempati.
Masa SMA bagiku telah mengajarkan banyak arti kehidupan yang sesungguhnya,masa dimana aku tau 'sebab akibat' dari semua hal yang kita lakukan.
Masa dimana aku mengenal arti cinta dan mencintai seseorang dengan tulus,belajar tentang sabar yang harusnya juga bagaimana bangkit dari rasa sakit.
Malam ini jam 22.00 ketika aku mulai menulis rangkaian kejadian beberapa tahun silam yang berusaha aku ingat,aku sedang tersenyum tipis mengenang masa-masa putih abu-abu ku dulu.
Ketika aku menulis ini mungkin saja diluar sana Bima sedang berbahagia,maka mari aku ceritakan pada kalian semua seperti apa cintaku saat itu, meski mungkin tidak akan sangat detail tapi aku akan menulis yang aku ingat dan intinya,untuk melindungi semua tokoh asli disini maka semua nama tokoh, tempat dll akan aku samarkan.
################################
1
Pagi itu pada hari pertama masuk sekolah menengah keatas (SMA) di sekolah belum diisi dengan pelajaran karena semua siswa baru diharuskan mengikuti parade ekskul.Aku, dan teman baruku Maya mengelilingi stand-stand ekskul karena kami sama-sama bingung untuk memilih mana yang kamu sukai.
Akhirnya kami sampai di salah satu stand yang sedang memperagakan cara melakukan pertolongan pertama,aku sendiri cukup tertarik dengan stand itu yang setelah aku lihat adalah ekskul Palang Merah Remaja.
"Keren ya Ay"
"Iya Ran,berasa kayak super hero gitu hihi"
Aku dan Maya tertawa,lalu datang seorang senior yang menyodorkan formulir untuk kami berdua yang kami ambil dengan bingung.
"Silahkan di isi ya dek formulir nya untuk daftar ke organisasi PMR"
"Eh..ah..iya kak makasih"
Jawabku dengan kikuk,lalu aku dan Maya berlanjut mengelilingi stand lain hingga akhirnya kami capek dan memilih untuk kembali ke dalam kelas saja untuk beristirahat disana.
"Ran kamu mau ikut ekskul yang tadi?"
"Emm...aku masih bingung kalo kamu gimana?"
Aku balik bertanya pada Mata
"Eeee...kayaknya ikut deh soalnya seru gitu liatnya"
Setelah berfikir sejenak,aku memutuskan untuk mengisi formulir itu juga.
"Ntar kita bareng terus ya ay hihi.."
"Harus dong ran!"
Seingatku waktu itu ada pula beberapa temanku yang mengisi formulir tapi pada akhirnya mengundurkan diri karena berbagai alasan.
Tapi ada dua orang temanku yang tetap mengikuti ekskul PMR yang hingga saat ini menjadi sahabatku yaitu Fauzan dan Kalven.
Satu temanku yang turut ikut ekskul PMR di masa depan adalah Abiyu,yang awalnya hasil paksaan dari Fauzan dan Kalven itu akhirnya resmi menjadi anggota PMR kelak.
Dulu saat pelantikan anggota baru itu yang sangat aku ingat adalah dimana tangan dan lututku terluka karena dipaksa berjalan diatas tanah yang keras dan tentunya itu menyebabkan tanganku dan lututku tergores.
Ditambah lagi saat itu aku harus menahan beban temanku yang berada di atasku,rasanya sangat sakit sungguh apalagi dengan tubuhku yang gendut membuat aku hampir menangis.
Beruntung saat itu kelompok ku diberikan waktu untuk istirahat,Aya memang tidak satu kelompok denganku saat itu.
Saat itu aku mengenal Bima,yang notabenenya adalah seniorku itu,mungkin karena kasian melihat keadaanku saat itu dia memberikan ku air minum dan memberikan plester untuk luka ku.
Di masa depan dia mengaku jika merasa kasihan melihatku saat itu.
Setelah pelantikan anggota baru itu aku masih belum terlalu dekat dengan Bima,mungkin hanya sekedar tau antara senior dan junior.
Aku pun tidak pernah berusaha untuk dekat dengannya karena saat itu aku memang sangat pemalu,hingga pada tahun 2015 tanggal 5 Februari dimana pada hari itu dilakukan latihan rutin untuk kepalang Merahan.
Lagi-lagi aku mendapat luka di telapak tanganku,dan rasanya sangat perih. Ya itu semua terjadi karena aku harus mengangkat salah satu temanku diatas semen yang terbakar panas matahari.
Latihan hari itu diakhiri jam 16.50 saat anak anak lain pulang aku masih menunggu jemputanku yang belum datang, Aya terburu-buru pulang karena jarak ke rumahnya lumayan jauh.
Alhasil saat itu aku memilih duduk di trotoar depan sekolah,sambil menahan perih ditangan aku menunduk.
Tiba-tiba saja ada plester diatas tanganku,aku mendongak menengadah dan mendapatkan Bima tengah berdiri memandangiku dengan senyuman khasnya.
"Kenapa belum pulang dek? Itu lukanya dikasih plester dulu pasti perih kan."
"Eh..iya kak makasih plesternya,iya belum pulang kak masih nunggu jemputan"
Aku menjawab seadanya dan merasa masa bodo toh waktu itu memang aku tidak memiliki rasa apapun dengannya.
"Yaudah hati-hati dek,kakak pulang duluan ya."
Aku balas dengan anggukan saja waktu itu karena masih sibuk dengan memasang plester diatas luka ku itu.
Sore itu dia berlalu dengan sepeda motor Supra nya yang suaranya bisa aku kenali sampai saat ini.
Siapa yang menyangka bahwa setelah sore itu, kehidupan ku akan dipenuhi dengan dia. Iya kehidupan SMA ku, kehidupan remaja yang masih labil dalam apapun.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana
RandomAku ingin berbagi sebuah kisah kepada kalian para penikmat cinta,mungkin tidak seindah kisah cinta kalian tapi aku ingin berbagi tentang kisah kasih dua remaja yang berawal dari kekonyolan dan berakhir dengan tangisan. Kisah ini bukanlah selayaknya...