Senja

56 8 2
                                    

Sepasang bola mata terfokus pada suatu objek. Kerutan di dahi menunjukkan betapa keras ia berpikir.

Sebuah helaan sukses lolos dari sebuah bibir nan mungil. Pemiliknya lalu menanggalkan apron dan menggantungnya.

"Masih tidak bisa?"

"Hah...iya nih. Padahal kok kayaknya tadi baik-baik aja deh?"

"Coba sini kubantu." Ucap sang pria lembut sambil mengambil alih posisi Amethys.

Amethys hanya memandang dengan kesal, dia masih gagal dalam membuat spagheti! Bahkan di umurnya yang kini beranjak 17 itu ia hanya mampu memasak mie dan nasi goreng.

Sehari-harinya ia membutuhkan bantuan tetangganya, Om Sam.

Seraya sang gadis pundung sambil menyiapkan tas sekolahnya, Miguel ikut menghibur Amethys. Sedangkan sang iblis malah membuat Amethys makin murung.

Bisa dibilang sudah lebih dari 100 kali Amethys mencoba, dan hanya berakhir hidangan yang tidak memuaskan.

Namun, entah mengapa semangat sang gadis tak kunjung surut. Bersama Om Sam yang sangat sabar, ia dengan tekun belajar memasak. Sinar matanya berkilauan, ingin coba lagi dan lagi.

"Yok sarapan!" Ucap Om Sam.

😇😇😇

"Hei Tim! Bangun!"

Loth dengan alis tertekuknya berusaha membangunkan 'beruang' dari tidurnya.

"Ye gue denger dari tadi mas bro."

Namun Tim tetap tak bergeming dari tempatnya.

Sambil menghela nafas, Loth mengambil seember air, lalu berusaha menyiramkannya pada Tim.

'Plashhh'

"Njir untung gue sudah mau bangun!" Kalo gak kesimbur gue!!" Teriak Timmy kaget.

"Huh, ayo cepat selesaikan laporanmu." Lalu ia meninggalkan Tim dengan ranjangnya yang kini basah.

"Jadi malaikat kok ketus banget sih?!" Gerutu Tim.

"Saya mendengarnya!" Teriak Loth dari kejauhan.

"F*ck!"

Lalu dengan malas Tim bersiap-siap memulai aktivitas membosankannya.

Memang kadang kerabatnya datang berkunjung, ia juga bisa mengunjungi orang lain di surga. Namun tugasnya masih ada menanti, itulah beratnya jadi 'Time Keeper' seperti Tim.

Setelah itu ia keluar dari kediamannya, menatap manusia lain yang sedang bersantai, dan kini ia sangat merindukan keadaan itu.

Sambil menghela nafas, ia berjalan menuju tempat kerjanya. Yang pasti sudah ditunggu oleh Loth dan kawan-kawan.

😈😈😈

"Masih tidak berhasil?"

"Maaf tuan, mungkin sebentar lagi."

Sang tuan pun mengangkat dagu dengan angkuh. Sambil memainkan jemarinya.

"Waktunya sebentar lagi, pastikan dia terjerat sebelum terlambat."

The Time KeeperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang