So? How?

23 8 0
                                    

'Kuku. Kuku.'

'Ctakk.'

"Huff."

Connei membuka matanya dengan malas, ia tak menyangka semalam dapat menjadi begitu melelahkan.

Siapa yang menyangka? Bisa bertemu lagi dengan orang tuanya, yang dulu pernah 'membuangnya'? Bahkan ia masih menyimpan dendam dan rasa tak percaya.

#flashback

"Connei, maafkan ibu nak." Ibu Connei menangis tersedu-sedu.

"Ayah juga, ayah, telah membuat kamu jadi begini." Ayahnya juga ikut menangis.

"Ka-kalo waktu itu, hikksss, mereka gak membawamu, hiks, p-pasti kita bisa melawan mereka nak."

"Maaf, kami dulu tidak berdaya."

Pemandangan yang mengharukan. Dimana keluarga yang terpisah akhirnya bertemu kembali.

Sedangkan Connei masih menampilkan wajah kaget. Matanya melotot dengan lebar, ia sungguh tidak percaya.

Terutama dengan fakta orang tuanya masih menyayanginya.

"I-ibu?" Kata Connei pada akhirnya, lalu ia ikut menangis dengan pelan.

Amethys tersenyum melihat mereka bertiga. Ia merasa lega melihat Connei. Connei tidak perlu lagi melakukan pekerjaan kotor.

#flashback off

Connei menumpukan tangannya menutupi matanya. Tentu saja ia tidak ingin langsung bergabung dengan keluarganya. Ia masih ada trauma sejak waktu itu. Jadi ia masih tinggal di kos-kosan dekat sekolah.

"Oh f*ck, what a great day."

Connei menghela napas, diusapnya matanya yang bengkak. Menangis.

Bukan karena terharu, bukan karena rindu, namun mengahadapi kenyataan masih ada yang mau menyayanginya.

Alhasil semalam ia bolos sekolah, bersama dengan Amethys--yang katanya sebagai teman dekat Connei--mereka berusaha mengembalikan Connei ke dalam keluarganya.

Mulai dari akta kelahiran, yang dulu pernah disita oleh rentenir, memasukkan namanya ke perusahaan. Bisnis ayah Connei bisa dibilang berkembang, sehingga akhirnya pasutri itu dapat membayar hutang mereka dan mengambil alih hak anak.

Hari ini pun Connei enggan beranjak dari kamarnya.

😇😇😇

"Pagi." Ucap Amethys pada Miguel.

"Oh ya Miguel, ngomong-ngomong, malaikatnya si Connei itu siapa sih?" Tanya Amethys sambil merapikan bajunya.

Miguel berusaha mengingat, menghapal nama dan nomor sekian banyak malaikat juga tidak mudah.

"Ah, kalo tidak salah 1210?"

"Ah, baiklah."

Hari ini Amethys berencana akan pergi sampai agak malam. Ia sudah berjanji pada orang tua Connei untuk mengurus 'segala' kepindahan Connei.

Ia juga yakin Connei akan malas mengurusi, jadi sebagai 'teman dekat' ia akan membantu.

"Oh ya."

Miguel menoleh.

"Hari ini indra keenamku jangan ditutup ya." Ucap Amethys sambil menggoreng mie instan.

The Time KeeperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang