03

20.8K 1.5K 18
                                    

  "Oh"

Yunho bergumam pelan ketika ia melangkah memasuki rumahnya dan mendapati kekasih hatinya tampak sedang bercengkrama di ruang keluarga bersama satu namja yang ia ketahui pasti adalah Kim Junsu dan satu namja berwajah kekanakan yang familiar di mata tajamnya.

Namja cantik itu mendongak, tersenyum manis melihat suaminya berdiri di sana menatapnya. Ia segera beranjak bangun dan menghampiri namja tampan itu.

  "Tumben kau pulang, terjadi sesuatu?" Tanya Jaejoong lembut.

Yunho berdehem. Ia mendesah pelan sebelum berbisik ragu-ragu pada namja cantik itu.

  "Sebenarnya, BooJae sayang, aku, uhm, harus segera take off ke Swiss dan mengurus pemindahan saham penting di sana"

  "Mwo?!"

  "Listen, aku minta maaf karena ini terlalu mendadak dan---"

  "Berapa lama?"

  "Satu minggu, sayang, dan aku---"

  "Satu minggu dan kau baru mengatakannya sekarang?!"

  "Hei, tadinya aku berniat memberitahumu lewat telepon saja, tapi----"

  "LEWAT TELEPON?! YUNNIE!!"

Yunho meringis. Ia sudah menduga BooJaenya akan meledak seperti ini. Well, biasanya ia akan membawa Jaejoong pergi bersamanya atau setidaknya memberitahu namja cantik itu tentang kepergiannya tiga hari sebelum berangkat. Itupun ia harus membujuk namja cantik itu dengan berbagai boneka gajah atau es krim cokelat.

Wajah Jaejoong berubah sendu. Ia menatap Yunho dengan tatapan terluka. Oh-oh, Yunho tahu sebentar lagi Jaejoongnya akan menangis.

  "Uhm, Joongie? Kurasa sebaiknya aku dan Changmin---"

  "NO! Tidak ada yang boleh pergi dari ruangan ini sebelum aku memberikan izin! Dan kau, Jung Yunho The Richie Ho Rich yang tidak berkeperimanusiaan, masuk ke dalam kamar dan tunggu aku di sana!"

Yunho menghela nafas pasrah. Ia mengecup lembut dahi kekasihnya dan segera berjalan memasuki lift. Meninggalkan Jaejoong yang sudah duduk di antara Junsu dan Changmin yang sepertinya masih sibuk memasukkan beberapa potong kue kering yang renyah itu ke dalam mulutnya.

Junsu menghembuskan nafas pelan melihat sahabatnya yang kini memeluk erat bantal besar itu. Mata besarnya tampak memerah dan berkaca-kaca.

  "Kau seharusnya tidak berteriak seperti itu kepada suamimu, Jaejoongie" Nasihat Junsu lembut.

  "Tapi Suie, ini terlalu mendadak dan aku..Hiks..aku.."

  "Sshh, berhentilah menangis, lagi pula Yunho ke sana untuk pekerjaan bukan? Kau bisa berteriak kalau ia ingin berlibur sendirian di sana. Katakan padaku, bagaimana caranya kau membeli barang yang kau inginkan kalau Yunho tidak bekerja hum?"

  "Dia jutawan! Uangnya tidak akan habis dalam sekejap begitu saja!"

  "Yah, kau benar, tapi tetap saja kau tidak boleh egois, kau tahu Yunho sangat mencintaimu. Tidakkah kau berpikir kalau tidak hanya kau yang tersakiti? Mungkin Yunho tersiksa setiap hari harus menghabiskan waktunya bekerja dan meninggalkanmu sendiri di rumah"

Jaejoong mengangkat wajahnya. Menatap Junsu dengan tatapan polosnya.

  "Benarkah?" Ujarnya pelan.

Changmin menghela nafasnya. Ia memutar bola matanya kesal dan melempar tabung kaca berisi kue-kue kering yang lezat itu.

  "Tentu saja! Kau ini bodoh atau apa sih?! Aku sudah cukup kesal melihatmu marah-marah pada idolaku kau tahu itu!"

Junsu menepuk kepala Changmin. Aish, namja berwajah kekanakan itu. Kenapa jadi dia yang marah? Pikir Junsu dalam hati.

RICHIE HO RICHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang