Disguise

308 27 2
                                    

Namanya adalah Fujiwara Riku. Dia diberi julukan 'Hantu' oleh semua teman di kelasnya. Bukan tanpa alasan julukan itu ada, Riku yang selalu duduk dibangku belakang, tidak pernah memiliki teman. Dia selalu menundukan kepalanya menghindari tatapan semua orang. Tapi bukan berarti ia benar-benar sendirian.

Dia tidak pernah berbaur dengan teman-teman dikelasnya. Dia lebih memilih sendirian di perpustakaan atau atap sekolah. Baginya, hanya itu sebuah tempat yang bisa membuat dirinya nyaman.

Dia memiliki beberapa teman. Tapi bukan teman dalam arti 'sebenarnya'. Sebut mereka sebagai Nijiro Takaki, Yoshizawa Shota, Kaname Naoki dan Nakagawa Ryu. Keempat orang itulah yang setidaknya mau mengulurkan tangan untuk Riku dalam beberapa kesempatan.

Riku tidak pernah bisa menolak ketika mereka berempat memberinya kesempatan untuk bisa bergabung bersama. Melakukan hal-hal bodoh yang mungkin sedikit menyenangkan. Tapi seperti yang Riku ketahui, kehadirannya di tengah-tengah mereka bukanlah sebagai teman yang sebenarnya, melainkan ada motif lain di dalamnya.

Dia dijadikan budak untuk menutupi kesalahan yang mereka berempat lakukan. Atau menguras uang dari kantong celananya, juga menyuruhnya melakukan sesuatu untuk menghibur keempatnya. Riku tidak pernah menolak, dia selalu meng-iyakan segala apa yang mereka minta tanpa kata "Tapi" sedikitpun.

Tapi tampaknya Fujiwara Riku tidak sebodoh yang terlihat. Tentu saja ia memiliki akal. Setidaknya ia memiliki ingatan yang mampu menolong dirinya suatu hari nanti. Ia mungkin dapat dengan mudah dipermainkan karena ketidaksempurnaan dalam dirinya, tapi tidak pernah ada yang mengerti ... Ketidaksempurnaan dalam diri seseorang mampu menguatkan dirinya sendiri. Dan terkadang, orang-orang seperti Riku lah, yang bisa meledak sewaktu-waktu. Tanpa kata ia akan mengejutkan semua orang

"Kenapa kau selalu menundukan kepalamu ? Apa kau takut melihat orang lain ?" Tanya Shota ketika mereka berlima sedang duduk di tepi danau setelah pulang sekolah

"Aku bahkan tidak pernah dengan jelas melihat wajahmu" Takaki ikut bicara

"Apa mungkin karena ... kau jelek ?" Ucapan Ryu membuat mereka semua tertawa

"Ayolah, Riku. Kau memiliki kami sebagai temanmu. Jika ada orang yang mencoba menyakitimu, kami pasti akan menolongmu. Jangan malu karena wajahmu jelek" Shota menanggali ucapan Ryu dan kembali tertawa

"Aku tidak berpikir dia memiliki wajah yang jelek" Naoki mencoba melihat dari dekat wajah Riku, tapi Riku semakin menundukan kepalanya

"Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu ? Lihat, dia bahkan semakin menenggelamkan wajahnya jika kau mendekatinya" Takaki merespon Naoki

"Bagaimana jika kita paksa dia untuk menegakan wajahnya ?" Shota memberikan usul. Takaki dan Naoki tampak setuju dan antusias. Mereka mencoba memaksa Riku untuk menegakan wajahnya. Tapi Ryu menghentikan mereka.

"Jangan memaksanya. Kau mencoba menghancurkan sesuatu yang menjadi pelindung baginya" ucap Ryu. Dan ketiganyapun berhenti

"Kau tidak penasaran ?" Tanya Shota pada Ryu.

"Aku tidak terlalu peduli. Selama dia bersama kita, semua akan baik-baik saja" jawab Ryu

"Tentu saja. Riku adalah penyelamat terbaik kita. Dia bahkan tidak pernah mengeluh sedikitpun. Kalian ingat, ketika kita bolos sekolah, dia yang menuliskan surat ijin untuk kita" Naoki mencoba mengingat

"Dan. Ketika kita merampas uang dari anak kelas lain, dia yang dihukum oleh Tatsuya Sensei. Padahal dia sama sekali tidak melakukan hal itu, tapi kita menunjuknya dengan santai bahwa dia yang salah. Hebatnya, dia hanya mengakui hal itu" Shota ikut kembali mengingat

DisguiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang