Modus Jar

6.5K 209 5
                                    

"Tan"
"Woi"
Ara, salah satu teman dekat Tania menggoyang goyangkan tangannya di depan wajah Tania.

Ketiga teman Tania, yaitu Ara, Aldi, dan Tito yang sekarang duduk bersamanya di meja kantin keheranan melihat tingkah laku Tania dari pagi tadi.

"Lu napa Tan? Biasanya kayak kutu kelaperan" Tito melihat Tania dengan khawatir.

Tania hanya diam, dia masih memikirkan tentang perjodohan yang diberi tahu oleh Mamanya tadi malam.

"Woi Taina"
Panggil Aldi.

Tania langsung menoleh, "Nama gua bukan tai"

"Lagian daritadi ga dijawab, lu kenapa sih Tan? Ada masalah? Cerita aja" perkataan Ara diiringi dengan anggukan oleh kedua teman lelaki nya.

Tania mendengus pelan, ia memutuskan untuk memberi tahu mereka tentang perjodohannya sekarang.

"Jadi...semalem gue dijodohin Mama gue sama anak temennya" Katanya dengan cepat.

Teman teman dekatnya belum merespon, mungkin otak mereka masih mencerna perkataan Tania tadi. Lalu, secara tiba tiba, Ara berangkat dari tempat duduknya dan menggebrak meja,

"WATDEPAK"
Teriakan Ara membuat seluruh penghuni surga AKA kantin melihat ke arah rombongan jelmaan setan tersebut. Aldi dan Tito langsung menarik tubuh Ara untuk kembali duduk.

"Apalu liat liat? Belum pernah liat setan kerasukan manusia?" Kata Tito kepada orang orang yang memperhatikan mereka.

"Najis gue bukan setan" Jawab Ara tidak terima, Tania tertawa melihat tingkah ketiga temannya itu, sejenak semangatnya kembali.
________________________________

"Eh btw, daritadi ada yang ganggu di otak gue.." Ara memotong perkelahian kecil antara Tito dan Tania saat mereka keluar dari kantin setelah Ara menyelesaikan kisahnya tentang perjodohan dirinya dengan Fijar, sebenernya masih mau lanjut ngerumpi, tapi udah bel.

"Apaan Ra?"

"Emang kutu bisa laper ya Tit.."

....

tit.

_________________________________

Tania berjalan mundar mandir di sekolah dengan malas. Seharusnya, Mamanya menjemput Tania dari setengah jam yang lalu.

Awalnya, ia ingin nebeng Aldi pulang dengan mobilnya, tetapi, mamanya menelpon untuk mengatakan bahwa Tania akan dijemput. Sekarang ia sedikit menyesal karena tidak jadi nebeng Aldi.

Ia melihat arlojinya, udah jam setengah empat elah, ini Mama kemana.

Saat ia masih melihat arlojinya, tiba tiba terdengar suara laki laki yang terdengar tidak asing di telinga Tania.

"Ehm, Tania?"

Tania langsung mendongakkan kepalanya, dia menoleh kebelakang untuk memastikan apakah lelaki di depannya ini berbicara kepada dirinya.

"Memangnya ada Tania lain di belakang lu?"

Tania hanya tertawa kikuk,
"Siapa tau gitu"
"Eh, lu ngapain disini?" lanjut Tania.

"Anu, Bunda sama Mama tadi nelfon, katanya disuruh jemput lu" jawab Fijar sambil menggaruk lehernya.

"Ohhhh" Tania manggut manggut, Fijar pun mempersilahkan Tania
/azek/ untuk masuk ke dalam mobilnya, berasa mau namu lebaran dah pake dipersilakan masuk.

Di mobil, mereka hanya diam, maklumlah malu malu anjing.

Hingga Fijar membuka suara,

"Jadi, gimana?" tanya Fijar.

Tania yang belum ngeh dengan pertanyaan Fijar, mengangkat alisnya,

"Gimana apanya?"

Fijar melirik Tania, "Butuh Aqua lu" ujarnya berusaha untuk sedikit bercanda.

"Lah lu nya kebanyakan makan di Mcd" balas Tania.

"Kan gaada tempat lain selain di McD" Fijar menoleh ke arah Tania, gadis tersebut juga melakukan hal yang sama, kemudian seolah olah keduanya bisa membaca pikiran masing masing, mereka bernyanyi dengan serentak.

"Mana lagi...mana lagi selain di McD" kemudian tertawa, korban iklan.

Setelah meredakan tawa mereka, Fijar melanjutkan pertanyaannya tadi.

"Gimana menurut lu tentang perjodohan ini, mau lu terima ga?"

Tania tersenyum kecil, kemudian menoleh ke arah Fijar.

Lagu dari radio di mobil Fijar terdengar cocok dengan keadaan saat ini, lagu Burung Kakak Tua versi Acapella. Yakali ga kuy.

"Yah, gue sekarang masih ragu sih, tapi, gue bakal nerima semuanya. Mungkin emang ini ga seburuk yang kita- gue kira"

"Nah, menurut gua juga gitu. Lagian, gua gamau jadi anak durhaka terus diasingin kalau gue nolak" balas Fijar.

Lagian papanya pake bawa bawa durhaka.

Setelah perbincangan kecil tersebut, Fijar dan Tania hanya diam, masing masing tenggelam dalam pikiran mereka.

Sambil dengerin Acapellanya burung kakak tua. Belum selesai juga itu lagu. Ga cape apa yang nyanyi.
Yakali.

Mereka pun sampai di rumah Tania,

"Makasih ya" Ujar Tania seraya turun dari mobil.

Fijar tersenyum ke arahnya, "Iya sama sama"

"Oh iya, besok gua anter ya, terus sorenya gua jemput, kata Bunda besok kita mesti fitting baju" lanjut Fijar.

Tania menoleh ke arah Fijar , hendak menolak tawarannya untuk mengantar Tania, tetapi pasti Mamanya akan sangat tidak setuju dengan tindakan Tania.

Ia pun mengangguk,
"Tapi besok gue pulang jam 4, ada pertemuan anak lukis"

Fijar mengacungkan jempolnya, "Sipp, tenang aja. Btw, minta nomor hp lu dong, biar gampang ngehubunginnya" modus jar.

Tania pun memberikan nomornya. Setelah menyerahkan HP Fijar kembali, ia menutup pintu mobil dan berjalan ke dalam rumahnya.

Ia tersenyum, Fijar pun tersenyum.
Tetapi senyum mereka kalah lebar dengan seseorang yang sedari tadi mengintip mereka dari jendela depan rumahnya.

Mama Tania.

Dasar emak emak.

___________________________

Mana lagi selain di McD?
Apakah mulai tumbuh rasa di antara Jaya Wijaya dan Sulastri?
Ya
Ya
Ya
Mereka siapa.

-Fay.













Get MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang