Bagian Keempat (2)

255 17 2
                                    

"Diah, gue pengen ngomong sesuatu," ucap kak Rino pelan.

Aku menoleh, menatap kak Rino yang memandang lurus tepian danau. Angin sore menghempas rambutnya pelan, menambah ketampanan cowok itu.

"Iya, Kak," jawabku kemudian.

Semoga ini pertanda baik. Semoga ini pertanda kalo lo juga punya perasaan yang sama, kak Rino.
Semoga saja.

***

Bagian Keempat (2)

"Lo udah baca sms dari Ridho?" Mulai kak Rino. Matanya menatap ragu.

"Sms dari kak Ridho?" Aku memincingkan mata. Kak Rino mengangguk kecil.

"Iya, sms dari Ridho."

"Oh, udah, Kak. Tapi, Diah masih bingung maksud sms-nya kak Ridho. Kak Ridho bilang minyak olesnya bukan dari kak Rino, tapi dari kak Ridho sendiri."

Aku berbalik menatap kak Rino.

"Kenapa kak Ridho ga langsung bilang kalo minyak olesnya dari dia, ya? " Tanyaku penasaran.

Apa kak Ridho suka sama gue? Tebakku dalam hati.

Kak Rino menghela napas. Kali ini, ia menatapku murung. Tangannya sibuk memainkan kerikil danau.

"Itu yang mau gue jelasin sekarang, Diah."

Rino kembali menghela napas. Ditatapnya perempuan yang kini berada di sampingnya.

Mungkin, ini waktu yang tepat. Semoga lo bisa ngerti.

"Diah, lo tau kan, minggu lalu gue sms lo kalau lo telat ngumpulin berkas ekskul basket, dan lo harus kena ospek dadakan gue.."

Aku mengangguk pelan.

Dan gue gatau siapa yang udah ngejebak gue, Kak Rino.

"Diah tahu, Kak. Mmm, tapi, jujur ya, Diah sama sekali ga tau apa-apa tentang berkas basket itu. Malahan, Diah belum nentuin mau ikut ekskul apa. Dan tiba-tiba aja, kak Rino sms Diah kalo Diah telat ngumpulin berkas. Diah harus dateng ke lapangan basket, Diah harus di ospek sama.."

"Ya, gue tau," Potong kak Rino cepat. Raut wajahnya berubah jadi dingin.

Aku menoleh kaget. Kak Rino melirikku sekilas, kemudian mendengus kesal.

Lo kenapa kak Rino?

"Gimana perasaan lo?" Tanya kak Rino dingin.

"Diah ga nyangka," jawabku pelan. Takut-takut melihat ekspresi kak Rino.

"Ga nyangka?"

"Iya. Diah ga nyangka aja, ada orang yang setega itu sama Diah."

"Apa lo marah atau kecewa sama dia gara2 perlakuannya ke lo?"

"Hmm, Diah gatau harus marah atau kecewa. Yang dia lakuin itu udah kelewatan."

Rino menundukkan kepalanya.  Ia semakin merasa bersalah. Ia menyesal telah melakukan semua ini.

Apa lo bakal benci sama gue Diah, setelah gue ungkapin semuanya?

Gue harus gimana? Apa gue simpen aja rahasia ini? Biar lo ga kecewa sama gue. Biar lo ga benci sama gue.

Tapi, gimana kalo suatu saat nanti lo tau semuanya? Lo tau kejadian yang sebenernya?

"Gue yang ngelakuin semua itu," ungkap Rino kemudian.

Aku tersentak kaget.

"Maksud kak Rino?"

"IYA, GUE YANG UDAH DIEM2 NGEDAFTARIN LO. GUE YANG MUTUSIN BUAT NGE-OSPEK LO. GUE YANG UDAH.."

"APA?! KAK RINO YANG NGELAKUIN ITU? TAPI, KENAPA KAK?" Seruku kaget.

Sontak saja aku langsung berdiri, menjauhi kak Rino.

"Dengerin dulu penjelasan gue, Diah!" Sahut kak Rino.

"Oh, Diah tau. Kak Rino sengaja kan, ngedaftarin Diah basket supaya kak Rino bisa nge-ospek Diah sembarangan. Bisa ngerjain Diah sesuka kak Rino."

"MAKASIH KAK. MAKASIH BUAT SEMUANYA," Ucapku sambil menahan emosi. Bibirku bergetar menahan tangis.

Segera saja, aku berlari meninggalkan kak Rino. Mataku mulai basah. Bulir air mata menyentuh pipiku hangat. Aku berhenti sejenak, menyeka kedua pipiku.

Ga boleh ada yang tau kalau gue lagi nangis.

"Diah!" Panggil seseorang.

Samar-samar, kudengar seseorang memanggilku. Tapi, aku tak peduli. Aku kembali berlari. Berusaha secepat mungkin meninggalkan danau, meninggalkan kak Rino.

"Gue ga nyangka lo setega itu, Kak," Desisku pelan. Air mataku kembali menetes.

**

Sementara itu, Rino hanya terdiam. Pikirannya kacau. Ia meremas rambutnya kasar.

Kenapa gue ga bisa nahan emosi tadi? Rutuknya kesal.

Diah, gue ngelakuin ini semua supaya gue punya waktu bareng lo. Andai lo mau dengerin alasan gue,

Gue suka lo, Diah. Dan lo tau, ketika seseorang lagi jatuh cinta, kadang dia ngelakuin hal yang menurut orang lain ga wajar.

Sama kaya apa yang gue lakuin ke lo, Diah.

Semoga suatu saat lo bisa ngerti.


***

Part 8 Finish! :) Doain yaa, biar author bisa cepet nyelesain cerita ini.
See you on part 9!
Baiii^^
Vote and Comment-nya yak! Jangan lupa :"
Thank you!

Aku, Pengagum RahasiamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang