PART 1

20.9K 433 8
                                    

Author pov

"Nisa, setelah belajar temui abimu di ruang tv ya" kata umi annisa

"Baik umi, sepertinya penting sekali ya mi?" Kata nisa yang langsung memeluk uminya itu.

"Sudah kamu temui saja abimu" lanjut umi sambil mencium kening putri kesayangannya tersebut sebelum pergi dari kamarnya.

*****
"Ya allah perasaanku ko jadi ngga enak gini ya, ada apa abi memanggilku? Apa ada sesuatu yang penting yang ingin dibicarakan denganku." batin nisa.

"Astagfirullah, aku ngga boleh berfikiran negatif sama abiku. Setan selalu aja berhasil menggoda manusia untuk berprasangka buruk kepada orang lain, astagfirullah" lanjut annisa sambil geleng-gelengkan kepalanya.

Lalu nisa segera membereskan semua buku-buku nya di rak buku. Tidak lupa ia memakai khimarnya yang panjang hingga sepinggang. Walaupun di dalam rumah, ia tetap memakai khimar, takut ada seorang ikhwan yang bertamu ke rumah.
Nisa ingat sekali dengan ayat ini
"Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang." QS. Al-Ahzab:59
Nisa takut jika ada seorang ikhwan melihatnya dalam keadaan tidak pakai khimar. Karna ia bertekad, seluruh tubuhnya hanya boleh dilihat pacar halalnya.

Nisa berjalan ke ruang tv dengan perasaan gelisah. Disana sudah ada abi zaky, umi maryam, mas jibran, dan mba aina. Mba aina adalah kaka iparnya. Ia menikah dengan mas jibran 2 bulan yang lalu.
"Nisa, sini nak." Panggil abi sambil menepuk sofa disebelahnya yang bertanda nisa duduk disebelah abi.

"Loh nisa kira cuma ngobrol berdua bi, ko malah pada ngumpul gini ya?" Tanya nisa kepada abinya.

"Yee....emangnya kita ngga boleh nonton tv apa." kata Mas jibran sambil mengelus-ngelus kepala adik semata wayangnya itu dengan wajah mengejek.

"Ihhhhh mas jibran, khimar aku berantakan nih." sahut nisa dengan kesal.

"Udah-udah ko malah berantem sih. Nisa abi ingin berbicara sesuatu ke kamu."Kata abi setelah meneguk segelas kopi buatan umi.

"Putri abi udh semakin besar ya, abi takut abi tidak bisa menjaga kamu seperti kamu waktu kecil dulu. Umur abi sudah tua nak. Abi akan tenang jika kamu ada yang jagain nak." Ucap abi

"Ma..maksud abi?." Tanya nisa ke abinya.

"Abi ingin kamu nikah setelah kamu lulus." Jelas abi dengan nada sendu.

DEG

"A-APAAAA!!!." pekik nisa dengan wajah kaget.
Ia tidak menyangka, abinya akan berkata seperti itu. Nisa baru saja lega karna sudah melaksanakan Ujian Nasional tingkat SMA. Abinya malah ingin dia segera nikah. "Ya Allah cobaan apalagi yang engkau berikan."batin nisa.

"Abi serius? Nisa baru saja UN bi. Apa abi udh ngga sayang nisa? Bagaimana dengan kuliah nisa nanti? Bagaimana nisa bisa bekerja jika sudah nikah bi? Bagaimana dengan perkataan teman-temanku nanti jika aku sudah menikah?."tanya nisa disertai tangisan yang sudah membasahi khimarnya.

Abinya hanya diam mendengarkan nisa berbicara, perkataan nisa tadi ada benarnya. Tapi ini semua sudah dipikirkan matang-matang oleh abi dan uminya.
"Nisa, abi kamu benar nak. Menikahlah nak. In syaa Allah kami merestui nya. Karna umi dan abi takut jika kamu melakukan zina dengan laki-laki yang tidak halal, itu sama aja kami gagal mendidik kamu sayang. Kami akan merasa tenang jika kamu bersama laki-laki pilihan abi. Laki-laki yang bisa menjaga kamu, membawamu ke surga bersamanya. Umi tau ini hal yang sangat berat nak. Istikharahlah nak, umi dan abi terima keputusan kamu." Suara umi yang bisa menenangkan nisa dari tangisannya sambil mengelus pundak bahu putrinya tersebut.

"Baik mi, nisa akan sholat istikharah. Permisi assalamualaikum." Kata nisa lalu ia beranjak dari sofa tersebut menuju kamarnya.

"Ya Allah, hamba mohon berikan petunjukmu."batin nisa.

*************

Takdirku BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang