"Enriko,Lo gak cape?" tanya gue ke Enriko yang masih menyetir.
gue pikir kita ke busan pake pesawat yang gak memakan waktu sampe 1 jam, atau pake kereta cepat yang hanya membutuhkan waktu tempuh 3 jam. perkiraan gue salah besar. Enriko ngajak gue ke busan pake mobil. Ah... dia emang gila. perjalanan pake mobil pribadi dari sini ke Busan seengganya memerlukan waktu 7 jam. gue gak hafal rute perjalanan darat ini. satu hal yang gue tau, kita udah menghabiskan kurang lebih 3 jam perjalanan.
"Ngga, Kenapa? apa lo ngantuk? Tidur aja Nal. Nanti kalo udah masuk wilayah Busan ntar gue bangunin."
Ngantuk?yang bener aja! gue lagi ngecemasin dia dan dia pikir gue ngantuk. konyol banget.
"kenapa kita gak naik kereta cepat atau pesawat aja sih,En? kan jauh banget. lo bakal cape nyetir selama itu."
"gue cuma gak mau buru-buru sampe.Kenapa, sebenernya ini taktik. kita sampe di Busan sore nanti, orang tua lo pasti gak ngizinin kita buat balik dan akhirnya kita bermalam disana. Dan, gue punya lebih banyak waktu meyakini orang tua lo."
"Ck, lo pinter banget bersiasat"
"Bukannya hidup emang kaya gitu? Kehidupan itu kejam dan kita harus memilih menjadi manusia seperti apa untuk melaluinya. Pertama, menjadi manusia bodoh yang terus menurut ke mana air mengalir. Kedua, menjadi orang jahat yang membenarkan segala cara untuk meraih apa yang ia mau. ataupun yang ketiga, mengatur strategi buat bertahan hidup."
Gue takjub mendengar teori yang dikemukakan Enriko. Dia bahkan gak kehilangan fokus menyetirnya meski ngomong panjang lebar. Enriko emang jenius. gue denger IQ yang dimilikinya mencapai grade 187. Mungkinkah karna kejeniusannya dia memiliki kepribadian ganda? gue jadi inget artikel milik ibu gue-yang gak lain adalah sarjana ilmu psikologi tentang kepribadian ganda yang lazimnya disebut Dissociative Identity Disorder (DID). kalo gue gak salah inget, mayoritas penderitanya emang masuk kategori sosok jenius. Kemungkinan besar penyebabnya adalah kurang mendukungnya lingkungan sekitarnya terhadap pola pikir si jenius yang emang lebih maju satu atau beberapa tahap dibandingkan sebayanya. Ketika sosok itu merasa dirinya tidak terakomodasi, akhirnya dia berpikir di luar nalar dan cenderung melenceng hingga timbul karakter lain dalam dirinya. Ah... bahkan kejeniusan pun harus di waspadai.
Sejauh yang gue pernah baca dari buku-buku psikologi milik ibu, penderita kepribadian ganda sebenernya menyadari ada dua karakter bertolak belakang dalam dirinya. Tapi gak banyak dari mereka yang sengaja mengingatnya. mereka lebih suka berpura-pura gak tau ataupun mengabaikan kenyataan dirinya memiliki kepribadian ganda. melarikan diri dari kenyataan, itulah yang mereka lakukan.
Enriko adalah satu dari mereka yang gak berusaha menolak fakta bahwa dirinya mengalami gangguan mental semacam itu. meskipun dia emang sering kali memaksa diri melupakan kenangan buruk seperti penderita pada umumnya.dia gak pernah bener-bener bisa ngelupainkan, cuma mampu bersugesti pada dirinya sendiri bahwa kejadian buruk itu gak pernah terjadi. meskipun gue gak ngalamin itu, gue yakin sangat menyakitkan menjalani kehidupan semacam itu.
"Kinal,gimana kalo kita berhenti sebentar di salah satu tempat makan? gue rasa gue mulai lapar" ajaknya,berhasil mengusir teori psikologi yang berputar di kepala gue.
"Ya,En. selain makan, lo emang perlu istirahat buat ngelemasin otot lo. pasti cape menyetir mobil dalam waktu lama."
Enriko menghentikan mobil didepan salah satu restoran tradisional. baguslah, dia gak ngajak ke restoran Fast Food. gue gak suka makanan semacam itu. Kita turun dari mobil dan memasuki restoran yang desain interiornya tampak kental dengan unsur etnik budaya itu.
gue suka konsep rumah makan ini. kitapun memilih duduk di bilik yang memamerkan langsung kondisi diluar restoran melalui jendela kaca.
"Lo mau makan apa,Kinal?"
"Terserah lo aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Gila
Teen FictionCintaku padamu telah mengubur jauh akal sehatku. Namun, sekalipun aku tak pernah menyesali itu. Bahkan jika harus merasakan sakit berulang kali karena itu, tak mengapa. Karena hatiku selalu meyakini,cinta kita memang ditakdirkan begitu -Kinal Bukank...