Akdc- 2

185 12 19
                                    




Kalau gak bisa ngehargai orang, harga diri lo gue beli, mau?
-Elea Ratu Permata


    Hari ini hari pertamaku untuk bekerja. Seperti yaang di katakan Om Arif, bahwa aku hanya menyiapkan mental dan tenaga saja. Betapa aku berhutang budi kepada pamanku itu.
Pakaian yang ku kenakan adalah pakaian yang biasa orang di luar sana melamar kerja, kemeja putih lengan panjang dan celana jeans warna hitam dan tidak ketinggalan Jilbab Hitam. Lihat, bayanganku di kaca, aku merasa seperti zebra cross untuk penyebrang jalan saja.

Setelah merasa siap aku keluar kamar kemudian menghampiri kedua adikku dan ayah sedang memakan sarapan mereka. Jangan tanyakan dimana ibu, seperti biasa ibu sudah siap di warungnya pagi pagi buta. Ibuku luar biasa, bukan !

" Cie yang mau kerja udah rapi aja. Tumben cantik" goda adikku  sambil melihatku dari atas sampai bawah

"Kamu kemana aja ? Kakakmu inikah emang cantik dari dulu." dia mencibir kearahku

"Ayah uang Spp dedek dibayar kapan ? Soalnya udah mau ganti tahun ajaran. Kalau enggak dibayar rapot nya di tahan." Ujar adikku yang paling kecil.

Kulihat ayah hanya diam dengan terus memakan sarapannya. Akupun menghel Nafas.

"Emang belum bayar berapa bulan dek ?" tanyaku

"Tiga bulan kak."

"Ah gampang bulan depan kakak gajian, nanti kakak lunasin semua. Gapapakan kalau harus nunggu bulan depan?" yang dijawab anggukan oleh adikk kecilku.

"Nah Sekarang makan terus berangkat sekolah."

****

"Kamu seriusan beneran mau kerja ?" tanya ibuku dengan nada kawatir.

"Iya beneran dong bu, masa bohongan. Elea cuman minta doa restu ibu biar apapun yang Elea kerjain itu jadi lancar ". Jawab ku setenang mungkin agar ibuku tidak kawatir Walau aku pun terkadang takut memikirkan bagaimana nanti.

Kulihat ibukku mengangguk sambil mengusap kepalaku. Setelah itu pun aku pamit dan mencium tangan ibuku.

Dengan menempuh perjalanan sekitar 15 menit aku berangkat dengan di bonceng sepeda motor milik ayahku

*****

Pukul tujuh kurang lima belas menit aku sudah sampai di depan pabrik yang Om Arif alamatkan  kemarin malam. Aku memutuskan untuk menunggunya di depan pos satpam.mungkin hari ini hari keberuntunganku, aku menemukan satu kursi kosong. Tak ingin lama lama berfikir aku langsung mengambil kursi itu.

Ketika aku ingin menduduki kursi tersebut ...

"Woy mbak, ini kursi saya kenapa mbak ambil."ucap suara yang tak ku kenal

Ku toleh dia ternyata dia seorang cowok.

" Ya gak bisa gitu dong mas, mana tahu kalo itu kursi mas nya. Nih kursinya bersih gak ada tulisanya nama mas nya, kan ? Berarti ini kursi siapa aja dan boleh didudukin siapa aja." tangankupun menarik kursi itu dari genggaman tangannya.

"Gak bisa mbak, tadi saya tinggal absen sebentar pas saya balik mbaknya udah mau dudukin. Dan sekarang saya mau ambil."katanya taj mau kalah. Ini orang bikin darah tinggi aja lama lama.

"Wah mas nya cari ribut sama saya. Heh mas, kalau gak mau di ambil nih kursi. Kalungin biar gak ilang kalau bisa di kasih rantai terus di borgolin di tangan sekalian. Ciri ciri Kuburannya sempit ya kaya mas nya ini. Ambil sana kursinya. Pagi pagi bikin emosi orang aja." setelah mengucapkan itu aku pun langsung melenggang pergi dari hadapanya dengan muka merah padam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Kau Dan Cerita HidupkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang