....Dan smoga foto para Prince School ini tdak membuat senyum mereka menghilang.
*****
Aku sudah bertekad untuk memberitahu mereka tntng semua kbenaran ini, mereka berhak tahu meskipun aku menyembunyikannya tapi suatu mereka pasti akan tahu. Dripda mereka tahu dari orang lain lbih baik mereka tahu dariku.
Aku mencari para shabatku itu nmun nihil mereka tdak aku temukan, akhirnya akupun memutuskan pergi ke kantin dan ternyata disana ada shabat"ku itu. Saat aku ingin mendekati mereka, Adrian, Rifky, Dicky, & Vicky sdah lebih dulu mngajak mereka pergi. Tapi sepertinya Vicky melihat kberadaanku di kantin, ia berjalan ke arahku dan berbicara sesuatu pdaku.
"Hei Ran, lo ditunggu Rendra di perpustakaan, katanya ada yg ingin dia bicarakan sma lo". Ucapnya singkat lalu berjalan menjauh.
Aku sma sekali tdak tertarik utk menemui Rendra, dripda menemuinya lbih baik aku ke taman utk mncari ketenangan.
*****
Aku kira dia tdak akan peduli jika aku tdak mnemuinya di perpustakaan tadi, tapi aku slah. Rendra justru menghadangku di koridor sekolah saat aku mau kembali ke kelas. Dari raut wjahnya spertinya ia sdang menahan amarah.
"Minggir Ren, aku mau ke kelas". Ucapku nmun tc diendahkan oleh Rendra.
"Ren, kmu dnger aku kan. Aku mau lewat dan kmu ngalangin jalanku". Ucapku sedikit mendorong tubuh Rendra sehingga aku bisa mneruskan jalanku tapi baru mau melangkah Rendra sudah mencekal tangan kananku dan menarikku kebelakang hingga berhadapan lagi dgnnya.Rendra ternyata sdah memojokkanku ke dinding karena aku terus saja berjalan kebelakang sebab dia terus berjalan mndekatiku.
"A..apa yg kamu lakukan, lepaskan aku!!". Rontaku
"Apa maksud lo?". Ucapnya lirih tpi tegas.
"Ha???". Aku benar" bingung dgn arah pembicaraannya.
"Knpa lo gx dtang ke perpustakaan tadi? Pdhala gue udh nyuruh lo utk ksana, apa maksud lo gx dtang tadi?". Tanya Rendra dgn nada keras.
Aku bahkan smpai terkejut dgn perubhan sikapnya. Rendra yg nyebelin&konyol bisa sekeras ini pda cewek. Aku berusaha menghilangkan keterkejutanku dan bersikap normal.
"Hm..! Maaf soal itu, tdi aku sdang bnyak urusan".
"Urusan apa?". Tanyanya
"Biasa lah urusan Osis!!"
"Jngan berbohong". Ucpnya seperti sdang mengintrogasiku
"A..aku gx bohong kok". Ucapku gugup
"Lo gx bisa bohong Ran, gue sdah ke ruang osis tdi dan gx ada lo disana. Lo mau cari alasan apalagi buat ngehindarin gue". Tegasnya
"Aa...uu....itu...! Sdahlah aku hrus sgera ke kelas". Ucapku cepat seraya mendorong tubuh tegap Rendra sekuat tenagaku.
Akhirnya aku bsa bebas dri Rendra dan segera berlari ke kelas.
*****
Syukurlah pulang sekolah ini Rendra cs tdak mencegatku sehingga aku bsa pulang dgn aman. Sesampainya di rumah aku langsung masuk kamar hampir saja aku ingin mngambil Iphone tapi ayah keburu memanggilku utk mkan siang.
Semua mkan dlm keadaan tenang termasuk q, walaupun wajahku terlihat tenang tpi hatiku sungguh tdak tnang. Aku benar" bimbang soal Prince School dan shabatku itu.
Selesai makan Kak Rin mengajakku ke teras depan, tc biasa kakakku ini mngjakku kesana, biasanya dia akan langsung msuk kmar stelah mkan siang.
"Ada apa kak kok tumben ngajak Ran kemari?".
"Ran, kmu knapa?". Tnyanya tiba-tiba dan itu membuatku terkejut.
"Ha? Apa mksud kakak, aku bnar-bnar tdak mngerti". Ucapku kikuk.
"Kmu punya bnyak pikiran y, smpai mkan tdi kmu gx fokus".
"Eh..? Ng..nggak kok kak, Ran gc lgi bnyak pikiran". Ucapku ragu utk berbohong pda Kak Rin, krena sejujurnya q gx pernah berbhong sma kakakku itu. Dan anehnya knpa Kak Rin bisa tahu klau q sdang tdak fokus saat mkan tadi.
"Gx usah bohong dech Ran, kakak gx suka sma orang yg gx mau jujur".
"Huft...! Iyh dech kak, Ran emng lgi bnyak pikiran nich". Ucpku lesu
"Emang kmu lagi mikirin apa? Cerita donk sama kakak!". Bujuk Kak Rin.
Akupun menceritakan semua kegundahanku pada Kak Rin tntang mslah Prince School. Smoga saja Kak Rin bisa bantu msalahku yg satu ini.
"Gimana Kak?". Tanyaku stelah slesai bercerita.
"Hm...!" Kak Rin mulai berfikir "Menurutku lebih baik kmu segera memberitahukan ini pda teman2mu itu. Takutnya nanti km keduluan sma orang lain dan mereka mungkin mengira klau km sngaja nyembunyi'in ini semua dri mereka".
"Aku juga berniat sperti itu kak, tapi q takut klau nanti mereka akan sedih". Ujarku lesu sambil menundukkan kepalaku.
"Ran, mereka akan lbih sedih lagi klau tau ini dari orang lain. Km kan sahabat mereka, km bisa membuat mereka smngat lagi jika mereka sedih. Sebagai shabat km harus bisa berbuat yg terbaik utk mereka, mengerti Ran?". Ucap Kak Rin seraya menepuk kepalaku pelan. Akupun mendongak menatapnya dan selanjutnya akupun mengangguk dgn senyuman terhias dibibirku.
"Terima kasih, kak". Ucapku singkat lalu memeluk erat tubuh kakak yg amat q syangi itu.
*****
Pagi ini q sungguh sangat bersemngat utk menemui shbat"ku. Aku juga tdak sbar utk menceritakan semuanya pda mereka. Aku terus tersenyum dari rumah hingga kelas, q sdah sperti orang gila.
Sesampainya di kelas q sngat terkejut melihat para shabatku yg sudah sperti mayat hidup. Wajah mereka pucat, ekspresinya sedih, dan matanya sembab seperti habis menangis smalaman.
"Ada apa ini, knp klian tmpak sedih?". Tnyaku to the point,
"..." mereka sma sekali tdak menyahuti pertanyaanku.
"Teman2 knp klian diam, jwab donk? Klian bikin aku khawatir". Ucapku.
"Ran, aku ingin km jwab dgn jujur pertanyaanku ini". Ujar Lidia lirih namun tegas.
"I...iyha..". Jwabku gugup.
" Apa km sdah tau klau para Prince School itu cma mau mainin perasaan kita". Ujar Lidia kini menatapku.
Awalnya aku hanya diam tapi kemudian aku mengangguk. Hal seperti inilah yg aku takutkan, melihat mereka seperti orang yg kehilangan hrapan.
"Klau km sdah tau, knp km tdak memberitau kami?". Ujar Lucy ikut andil bicara. Aku hnya diam saja dan terus menunduk.
"Ran, knp km diam saja. Ayo jwab pertanyaan kami..". Tuding Wendy pdaku, seperti dia sngat marah.
"Ma..maaf teman2, sbenarnya aku ingin memberitahukannya pda klian tapi saat aku ingin bilang klian slalu saja bersma para Prince School. Klian sma skali tdak memberiku waktu bersma klian dan menjelaskan smuanya. Hmpir semua waktu klian hbiskan bersma mereka. Skali lagi aku minta maaf". Tuturku tulus.
"Sdahlah teman2 jngan memojokkan Ran trus, kasihan dia". Ucap Aqila mendekat kearahku lalu mengusap bahuku lembut. "Lagipula ini gx spenuhnya slah Ran, aku yakin Ran bimbang".
"Bimbang? Bimbang gimana Qil?". Ujar Wendy
"Aku yakin Ran sangat menyayangi kita, dia pasti tdak ingin membuat kita sedih dgn berita itu. Mka dari itu dia bingung akan memberitahukan ini atau tidak pda kita, aku benarkankan, Ran?". Ujar Aqila bijak dan aku hanya mengangguk membenarkan ucapannya.
Akhirnya teman2ku itu bisa mengerti posisiku, aku sngat berterima kasih pada Aqila. Berkat dia diantara kami tdak jadi ada kesalah pahaman. Kami berjanji tdak akan membahas soal Prince School lagi, dan Prince School itu sma skali tidak tau klau kami sdah mngetahui smua perbuatan mereka. Kami tdak akan pernah jatuh lagi dlam pesona mereka yang memuakkan itu. Sdah cukup perbuatan mereka yang hmpir merusak pershabtan kami.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana's Love Story
FantasyKirana seorang gadis hiperaktif yg mngalami bnyak rintangan dlm kisah cintanya. Cinta yg membuatnya kuat sekaligus takut dlm waktu bersamaan. Simak ceritanya berikut ini: #Arigatou Gozaimazu