Part 2

111 1 0
                                    

Ospek telah usai, Cheza kini sibuk menyelesaikan tugas-tugas kampus. Semakin tinggi tingkatan, semakin sulit tugas-tugas yang diberikan.
Kini tempat favorit Cheza pas istirahat adalah Perpustakaan. Ia malas ke kantin. Banyak adik kelas yang ganjen. Cheza kini selalu membawa bekal makanan dari rumah. Teman-temannya sering mengejak Cheza, dibilang anak TK lah, anak mami lah, tapi ia gak peduli. Yang penting perut kenyang, hati riang, tubuh pun sehat.
Cheza mencari tempat duduk di pojokan yang sepi dari pengunjung. Ia meletakan 2 buku tebalnya dan tas laptopnya. Ia segera mengeluarkan laptopl dan menyalakannya.
Cheza asyik berkutat dengan buku dan laptopnya. Tanpa disadarinya, di depannya telah duduk seorang cowok.
“Hai kak…” sapa cowok yang ternyata lebih muda dari Cheza.
Cheza kaget dan segera memperhatikan cowok di depannya.
Cheza kemudian tersenyum, “kamu yang waktu ini, kan?”
Cowok itu mengangguk smbil tersenyum.
“Duh… senyumnya!” pekik Cheza dalam hati.
“Si Kodok itu, kan?” Tanya Cheza.
Cowok itu tampak kecewa dengan ucapan Cheza namun ia tetap tersenyum.
“Maaf… abisnya aku gak tahu namamu,” ucap Cheza.
Cowok itu tersenyum. Bukan karena itu ia kecewa. Ternyata Cheza lupa.
“Aku Mario, panggil aja Rio,” jawab cowok itu.
Semenjak itu cheza dan Rio sering bertemu di perpustakaan. Kadang mereka janjian pergi keluar, sekedar untuk nonton film di bioskop.
Cheza merasa nyaman berada di dekat Rio. Walaupun umur Rio 2 tahun dibawah Cheza, tapi Rio tampak dewasa. Rio sering menasihati Cheza disaat ia terpuruk.
Senyuman Rio sangat khas membuat Cheza bersemangat lagi. Cheza sangat suka dengan senyuman itu. Ia berharap senyuman itu hanya untuknya.
Cheza merasa sudah mengenal Rio jauh sebelum OSPEK. Tapi Cheza tak ingat kapan ia bertemu Rio. Dan Rio pun tak pernah cerita kalau mereka pernah bertemu sebelumnya.
“Menurut kakak, pacaran beda usia itu gimana?” Tanya Rio suatu hari.
“sah-sah aja sih, asal ada cinta diantara kedua orang itu,” jawab Cheza.
“Berarti Rio boleh donk jadi pacar kakak?”
Cheza kaget mendengar ucapan Rio.
“Ah… kamu ini ada-ada aja…” jawab Cheza dengan senyum malu-malu.
“Nggak boleh ya?”
Cheza tersenyum.
“Ntar kakak malah kelihatan kayak tante-tante kalo pacaran sama kamu.”
Rio tersenyum sangat manis.
“Kakak pasti jadi tante-tante yang paling cantik diantara tante-tante yang ada.”
Kemudian mereka berdua tertawa.

A RAINBOW STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang