Part 3

101 1 0
                                    

Minggu pagi hujun gerimis di kota ini. Cheza tampak masih di tempat tidur. Hujan begini ia enggan bangkit dari tempat tidur.
Tiba-tiba pintu kamarnya di buka oleh ibunya.
“Za, dicari tuh sama Rio.”
“Rio, Ma? Ngapain dia?”
“Mama nggak tahu. Cepet gih temuin dia.”
Cheza pun segera bangkit dari tempat tidurnya dan segera menemui Rio di ruang tamu.
“Kenapa, Yo?”
“Ikut aku sekarang, ya!”
“Kemana? Aku belum mandi.”
“Nggak apa-apa, ntar keburu telat.”
Rio kemudian menarik tangan Cheza sambil berteriak, “tante, Rio ngajak Cheza pergi bentar!”
Kemudian mereka pergi dengan mobil BMW Rio.
Limabelas menit kemudian mereka sampai di SMA nya Cheza. Cheza heran kenapa Rio mengajaknya ke sekolanya yang dulu?
“Ngapain kita ke sekolahku?”
Rio tak menjawab. Ia menggenggam erat tangan Cheza dan mengajak Cheza ke atas gedung sekolah.
Tepat mereka sampai di atas gedung, hujan berhenti.
“Ngapain kita kesini?”
Rio menunjuk kea rah langit, “lihat itu!”
Cheza menuruti perintah Rio. Betapa terkesannya Cheza. Tampak pelangi melengkung cantik dengan warna-warna indahnya. Sangat indah.
Cheza baru sadar, sudah lama dia tak melakukan ritual ini, melihat pelangi sesudah hujan. Entah kapan terakhir kalinya ia menyaksikan keindahan lengkungan pelangi. Ia sudah lupa.
“Indah banget, kan?” Tanya Rio.
Cheza menggangguk. Ia tampak bahagia.
“Aku suka melihat kamu sedang melihat pelangi. Cantik banget!” puji Rio.
Seketika Cheza menoleh kea rah Rio. Perasaan ini pertama kalinya Cheza melihat pelangi bersama Rio.
“Kamu udah lupa, ya?” Tanya Rio.
“Lupa?” Cheza benar-benar tak mengerti.
“Tiga tahun lalu kita melihat pelangi bareng disini.”Rio mengingatkan.
Cheza pun berusaha mengingat kembali. Akhirnya Cheza berhasil mengumpulkan memori di otaknya dan mengingat semua kejadian waktu itu.
“Kamu anak yang waktu itu?”
Rio mengangguk sambil tersenyum. Senyum itu ternyata senyum terindah 3 tahun lalu.
“Maaf aku lupa…”
“Nggak apa-apa kok. Udah lama juga. Wajar kalo kamu lupa.”
Cheza tersenyum.
“Seminggu setelah kita melihat pelangi bareng, aku kesini lagi untuk melihat pelangi, tapi sampai disini aku melihat pacarku sedang berciuman dengan cewek lain. Semenjak itu aku nggak pernah melihat pelangi lagi karena hanya akan mengingatkanku pada luka itu,” cerita Cheza.
Rio kemudian menggenggam kedua tangan Cheza.
“Aku akan mengubah pelangi menjadi kenangan indah buatmu. Aku akan memberi hatimu warna pelangi dengan cinta yang aku punya,” ucap Rio penuh keyakinan.
Cheza tersenyum bahagia mendengar ucapan Rio.
Kemudian Rio mengecup bibir merah Cheza dan memberi warna-warni yang indah di hati Cheza.

A RAINBOW STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang